Share

86 | Memikirkannya

Razka menemui adiknya di kamarnya. Ia melihat Jovanka yang termenung menatap pantulan dirinya di cermin. Karena merasa perempuan itu tidak menyadari kehadirannya, Razka pun mendekat secara perlahan.

“Adik!”

“Astaga!” Jovanka berjengit. Dia berbalik, menatap kakaknya dengan kesal. “Kakak!”

Razka tertawa. “Maafkan aku.”

Dia mendudukkan diri di tepi ranjang, mengabaikan wajah merenggut adiknya. Lagi pula, ia hanya bercanda. Jovanka tidak perlu marah hanya karena candaan seperti itu.

“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Razka. “Ku lihat tadi kamu sedang melamun, sampai mudah bagiku untuk mengejutkanmu.”

Padahal bayangan Razka dapat dilihat dari cermin, tapi adiknya sama sekali tidak menyadari hal itu. Razka mulai sedikit khawatir, apakah Jovanka tengah memiliki masalah yang serius?

“Aku baik-baik saja,” jawab Jovanka.

Dia tidak terlihat mengatakan yang sebenarnya. Karena Razka melihat dengan jelas raut kesedihan di wajahnya.

“Tidak baik berbohong pada kakakmu, Jo.”

“Aku tidak berbohong,” tukas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status