Share

Bab 14

Aku tidak pernah berpikir sebelumnya, bahwa seorang pelindung itu bisa saja bermula dari kelembutan yang rapuh, bahkan hampir saja kehilangan nyawanya. Namun nyatanya, Boy adalah seorang anak lelaki yang demikian. Itu tidak bisa dilihat dari seberapa menyebalkannya dia. Dari caranya yang cuek terhadap siswi perempuan satu sekolah, sampai seringnya dia menggetok kepalaku dengan kuat, juga dari sebuah tatoo di lengannya yang sekilas kulihat saat dia mengenakan kaus olahraga, menurutku Boy hanya seorang anak nakal dan tidak tahu aturan. Itu saja.

“Dia anak Mama satu-satunya. Mama minta sekolah di tempat yang sama seperti kamu, biar bisa bantu kamu di sekolah.”

Ini bukan kali pertama aku bertandang ke rumah Boy dan bertemu mamanya yang tak lain adalah Bu Wanti, tetapi ini pertama kalinya aku tahu bahwa ini rumahnya. Selain karena aku tidak pernah melihat Boy saat terapi membaca, Bu Wanti juga tidak pernah menyebutkan nama anak lelakinya.

Entah kenapa dad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status