Share

Remedi [4]

Amara mulai optimis bahwa dia akan bisa bersikap normal seperti dirinya yang dulu. Mungkin tak benar-benar normal tapi minimal mendekati. Dia sangat ingin bisa mengobrol dengan lawan jenis dengan santai tanpa dibanjiri keringat dingin atau jari-jari yang gemetar. Juga tanpa harus berlama-lama mengisap lolipop demi mengalihkan sebagian konsentrasi.

Amara tahu bahwa dirinya juga harus pelan-pelan belajar untuk memandang bahwa tak semua laki-laki akan menjahatinya. Itu hal yang sulit meski gadis itu paham dengan teorinya. Bahwa tak boleh main pukul rata, satu kejahatan dianggap mewakili suatu komunitas.

“Ji Hwan itu baik, ya?” komentar Sophie lagi. “Eh, aku nggak punya maksud apa-apa dengan komenku tadi. Aku cuma mau bilang, dia nggak keberatan bantuin kamu. Itu poin plus, kan? Apalagi kamu sendiri bilang, Ji Hwan nggak banyak tanya.”

“He-eh. Walau kemarin itu tingkahku mirip orang gila, Ji Hwan tetap tenang dan nggak ketakutan,”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status