Share

Chapter 20 - Kacau

"Lebih baik gue mati!" Seperti orang yang kesetanan, netra Bara memancarkan kilat api, tatapannya terkunci lurus pada bongkahan besar batu yang sudah beberapa kali ia lewati semenjak pindah ke rumah kakeknya. 

Tangan kanannya begitu kuat menancap gas hingga menaikan kecepatan maksimal penuh. "Ini yang terbaik!" ucapnya dengan penuh keyakinan tanpa setitik keraguan. 

Namun, memang dasarnya manusia pemilik otak yang berkapasitas rendah, sudah pasti ada sesuatu yang ia lupakan. 

Booom! 

"Arghhh!"

"Sial!"

Tiba-tiba laju motornya yang sangat cepat mendadak melambat dan oleng, masih mengenal kata insaf diri dengan refleks ia menahan keseimbangan agar tak jatuh dan disambut aspal. 

"Suara apaan itu?" tanyanya berlagak murka padahal hatinya merasa lega karena tidak jadi mati cepat. 

Setelah berhasil selamat dari kecelakaan maut yang hampir ia buat sendiri, Bara turun dari motornya dan berjalan ke b

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status