Menatap album yang siap dipasarkan dengan berbagai perasaan, Fabian menunjukkan pada Azka dan Brian bentuk album dari ketiga cewek itu. Fabian menceritakan semua kerja keras mereka bertiga, Azka mengakui musik dan suara mereka menyatu, bahkan meminta mereka menyanyikan secara langsung.
“Dua? Apa nggak kebanyakan?” tanya Azka menatap salah satunya.
“Bagus banget ini, aku boleh minta?” Rena meletakkan apa yang baru saja dilihat.
“Masa minta? Gimana-gimana demi kas perusahaan.” Fabian menolak permintaan Rena, “dibedakan bisnis dan keluarga.”
“Berani sekali menegur istri bos.” Brian mengangkat alisnya menggoda Fabian, “gimana kalau nanti kita buat mereka reuni?”
“Masih jauh,” jawab Fabian, “aku punya beberapa agenda tentang mereka nantinya.”
“Apa?” tanya Azka penasaran.
“Masih aku pikirkan untuk membuat proposal pengajuan.&rdq
Mengikuti keinginan Rena untuk bulan madu dengan Wulan, Azka benar-benar mengikuti permintaan Rena melakukan hal ini. Padahal tanpa sepengetahuan Rena, mereka sudah pernah melakukan bulan madu.“Untuk apa kita disini?” tanya Wulan bingung.“Bulan madu.” Azka menjawab singkat.Wulan mengerutkan keningnya, “buat apa kita bulan madu?”Azka mengangkat bahunya, “kira-kira orang bulan madu ngapain?” wajah Wulan membelalakkan matanya mendengar pertanyaan Azka. “Mau mandi dulu atau langsung memulai? Apa kamu lupa melayani suami?”Wulan berjalan mendekati Azka yang membuatnya menghentikan langkah, jarak mereka semakin dekat. Wulan mengangkat kepalanya agar bisa melihat Azka, mengalungkan tangannya di leher Azka, membuat tangan Azka secara otomatis berada di pinggang Wulan. Wajah mereka saling mendekat dan tanpa banyak kata bibir mereka sudah saling berpagut, memainkan lidah didalam dan tangan Azka
Tidak mempedulikan perkataan Wulan mengenai dirinya yang tidak menggunakan pengaman, mereka melakukannya tanpa henti. Makan saja Azka meminta untuk diantar dalam kamar, menatap Wulan yang tidur dengan nyenyak, membuat tangannya bergerak merapikan helaian rambut yang berada di wajah.Setelah beberapa bulan akhirnya Azka terpuaskan, permainan Rena memang enak tapi jika harus dibandingkan Azka akan memilih Wulan untuk kegiatan panasnya. Beranjak dari ranjang memilih berjalan keluar kamar, berada di ruang lain dalam ruangan ini membuat Azka bisa bergerak bebas.Suara ketukan pintu membuat langkahnya menuju kesana, tampak disana Leo dengan salah satu karyawannya membawa makanan. Membuka pintu untuk mereka dan masuk kedalam untuk meletakkan makanan, pegawai hotel keluar meninggalkan Leo bersama Azka di dalam kamar ini.“Segar.” Leo mengangkat alisnya dengan tatapan menggoda.Azka tersenyum “puasa berapa hari? Belum begituan sama Fransisk
“Kamu nggak usah datang ke persidangan.” Rifat mencegah kedatangan Azka ke tempat sidang Josh.“Aku ingin tahu bagaimana jalannya.” Azka memandang penuh harap pada Rifat agar membolehkan dirinya datang.“Kamu nggak usah datang karena hanya membacakan apa saja tuntutannya, prosesnya masih panjang. Kalau mau datang nanti saat sidang putusan saja.” Rifat tetap dengan pendiriannya.“Baiklah,” ucap Azka dengan nada pasrahnya.“Nanti akan aku info bagaimana jalannya persidangan atau mau aku videokan?” Rifat menatap Azka dengan lembut.“Video, aku mau tahu bagaimana jalannya sidang sebenarnya. Om, kalau Wulan dijadikan saksi dan harus hadir bisakah aku....”“Nggak, kalau kamu datang penjagaan harus lebih ekstra.” Rifat memotong perkataan Azka, “tolong mengerti kondisi mereka.”“Baiklah-baiklah.” Azka menyerah meminta bantuan Rifat untuk mendatangi persidangan Josh, perkataan Rifat memang ada benarnya.
Sidang Josh sesuai dengan perkataan Rifat memakan waktu lama, melihat perkembangannya melalui video yang dikirimkan oleh pengacara mereka, melihatnya saja membuat kepala Azka pusing. Azka melihat ada satu perbedaan antara Josh dulu dengan sekarang, Josh yang sekarang tampak lebih kurus dan tidak terawat sama sekali.“Lihat apaan?” tanya Rena duduk disamping Azka.“Persidangan.” Azka menjawab singkat, mengalihkan perhatian kearah Rena yang menikmati makanan dihadapannya. “Belum makan? Perasaan tadi udah.”“Aku semenjak kesini semakin dikit-dikit lapar.” Rena menjawab sambil lalu, menikmati makanan dihadapannya.“Sehat-sehat terus didalam.” Azka membelai perut Rena pelan.“Kalau Wulan hamil bakal bareng lahirinnya.” Rena menjawab dengan tersenyum.“Mungkin.” Azka menanggapinya cuek.Menatap kembali layar dihadapannya, tidak menyangka banyak hal yang didakwakan oleh pengacara mereka. Azka tidak menduga akan se
“Kenapa gue dijadikan saksi juga?” tanya Brian saat Azka memasuki ruangan mereka.Azka memicingkan matanya mendengar pertanyaan Brian “Maksudnya saksi apaan?”“Masalah lo sama Wulan itu.” Brian menjawabnya dengan malas.“Tunggu...gue nggak paham sama maksud lo ini.” Azka memilih berjalan kearah Brian untuk memperjelas apa yang ditanyakan, “sekarang lo ceritain maksud dari semua kata-kata lo.”Brian menatap Azka malas “gue dijadikan saksi mengenai Wulan yang memiliki hubungan sama lo dan juga pria itu.”“Gue nggak paham maksud lo, jujur ini baru pertama kali gue denger.” Azka masih menatap bingung dengan informasi yang dikatakan Brian. “Om Rifat nggak ada bilang masalah lo.”“Terus kenapa gue terlibat?” Brian menatap penuh tanda tanya.Azka memilih menghubungi Rifat langsung, bertanya mengenai pertanyaan yang diajukan Brian. Sejauh dan selama kasus ini Rifat atau kuasa hukumnya nggak ada pembahasan mengenai
“Oughh...ahh..ya disitu.”Azka memandang Wulan yang menikmati perbuatannya, tidak bisa menahan diri membuat Azka menarik Wulan untuk pulang ke rumahnya. Rumahnya yang berarti rumah dirinya dengan Rena, Rena sendiri ada di tempat dan bisa menatap apa yang mereka lakukan. Azka memang sudah gila dengan meminta Rena melihat perbuatannya pada Wulan, beberapa kali tatapan mereka bertemu membuat Azka semakin semangat melakukannya pada Wulan. Rena duduk tanpa busana, beberapa kali meremas bukit kembarnya bergantian.“Aku keluar....”Wulan mengangkat tubuhnya dengan Azka yang semakin memasukkan lebih banyak cairan didalam Wulan, melepaskan penyatuan mereka setelah tidak ada lagi cairan yang keluar. Azk berjalan mendekati Rena yang hanya diam menatap Azka, menarik bibirnya dan melumatnya dengan kasar. Tangan Azka tidak hanya diam dengan meremas bukit kembar milik Rena, membelai lembut pada bagian yang lain.Wulan yang menyaksikan itu hanya bisa diam
Azka mendatangi kantor pusat membuat semua terkejut terutama Lucas, memandang penuh tanda tanya apa yang membuat kedatangan Azka di kantor pusat. Melihat cara Lucas memandang dirinya membuat Azka memutar bola matanya malas, Lucas dengan segala sikap jahilnya tidak pernah berubah.“Jadi?” Lucas membuka suara terlebih dahulu.Azka mengangkat alisnya mendengar pertanyaan Lucas, “jadi apaan?”Lucas memutar bola matanya malas, “bagaimana rasanya punya dua wanita?”“Coba aja sendiri.” Lucas memutar bola matanya malas, “ya kali aku lakuin itu bisa digorok mami.”Azka tertawa mendengarnya, “oma nggak pernah jahat sama aku, mungkin abang terlalu gimana makanya perlu dikeras.”Lucas menatap tajam pada Azka, “jadi kamu kesini ngapain?”“Ketemu Om Rifat.” Azka menjawab langsung, Lucas memicingkan matanya, “membahas mengenai sidang.”Lucas mengangguk dan selanjutnya pembicaraan mereka seputar sida
Merahasiakan keinginannya bertemu dengan Josh, entah kenapa Azka ingin bertemu dengan Josh berbicara dari hati ke hati. Azka sangat yakin jika Josh tidak akan di hukum lama, itu artinya adalah dirinya hanya hidup tenang beberapa waktu dan waktu berikutnya tidak tahu akan ada apa lagi. Waktu berikutnya bisa saja anak-anaknya sudah lahir dan membutuhkan perhatian lebih, Azka hanya tidak mau sesuatu terjadi pada anak-anaknya.“Lo jadi berangkat ke persidangan?” menatap Brian yang masih fokus pada layar dihadapannya.“Apa gue ada pilihan?” Azka terdiam mendengar pertanyaan balik Brian, “aku nggak akan menyangka jika panggilan yang dilakukan resepsionis dan pembicaraan singkat bisa membawa aku menjadi saksi.”Brian tahu semuanya, setelah Azka menceritakan pada Rifat. Tim pengacara mereka mendatangi Brian, mengajaknya berbicara. Azka sedikit aneh karena dari pihak Josh tidak ada yang mendatangi Brian, mengajaknya berbicara atau apalah itu. Tidak mungkin Br