Share

bab 9. Bimbang

Flash back On

Aku melirik cincin mas kawin di jariku. Sekelebat ide terlintas.

"Ibu, Dea ingin menjual cincin mas kawin ini sebagai pegangan dan modal usaha bikin takjil dan lauk puasa di depan rumah, gimana menurut ibu?" tanyaku.

"Wah, jangan cincin kawin Nduk dijual, gimana kalau emas yang kamu tabung di ibu aja yang dijual. Kan ada beberapa perhiasan itu.Dijual satu buat pegangan dan modal, sama aja kan?" tawar ibu.

"Haduh, mending cincin kawin itu aja dijual Bu, hitung-hitung si Arya bayar utang sama Dea. " Sahut mbak Neti sengit.

"Laki kok letoy, gak bisa banget cari duit." lanjut mbak Neti lagi.

"Hush...kamu jangan bilang gitu Net, gimanapun, Arya kan masih suami Dea, Dea sendiri yang memilihnya kan?" Bapak menengahi.

"Kalau memang mau menjual cincin kawinmu ya gak papa Nduk, kan sudah hakmu, bapak dukung kok kalau kamu buka takjil di depan rumah, insyallah laris." Sambung bapak lagi.

Akhirnya keesokan harinya, aku menjual cincin kawinku. Dan menggunakan sebagian uangnya untuk m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status