Share

dapat bantuan dari ayah

3 tahun lebih saya bertahan di studio saya ini, karena merasa studio saya terlalu kecil maka tahun selanjutnya saya berencana pindah cari toko lebih besar, berharap karir saya bisa berkembang. impian saya adalah mendapatkan customer bule, karena menurut cerita teman teman saya yang pada hijrah ke bali, kalau men tattoo bule enak uangnya banyak, jadi saya tergiur untuk dapat customer bule di jogja karena saya tidak bisa ke bali karena beberapa sebab, padahal banyak yang menawari saya kerja disana. salah satu alasannya karena pacar saya bilang "disini kamu punya studio sendiri, kalau di bali kamu kerja dengan orang, jadi kamu bukan nya maju tapi mundur" kata rini. betul juga pikirku, itulah kenapa saya tetap bertahan di kota saya walau banyak yang menawarkan kerja di luar jogja

jogja juga merupakan kota yang dikunjungi turis bule selain bali, tapi hanya ada di beberapa titik saja tempat yang banyak di datangi bule, maka saya berencana akan pindah ke daerah - daerah itu. saya sering berkeliling ke daerah daerah tersebut untuk mencari tempat yang cocok dari lokasi dan harga tentunya, karena ruko di tempat wisata pasti jauh lebih mahal dari pada ruko di tempat lain. 

lama saya mencari tapi belum ada yang cocok karena harga sewa nya ngeri ngeri, bisa 5 kali sampai 10 kali dari harga sewa ruko saya sebelumnya yang saya tempati. pusing juga saya, pelan pelan semangat saya mulai hilang, seperti sudah tidak ada harapan.

beberapa hari setelah itu tiba tiba ayah saya mengajak bicara " gimana sudah nemu tempatnya..?" tanya ayah saya. " belum pa, mahal mahal harganya" kataku. " kamu kan suka ngopi ya, suka kopi kopi yang diolah pakai mesin itu, gak pengen buka seperti itu..?" tanya ayah saya. " ya pengen pa, aku sebenernya udah punya konsep lama pengan studio tato, pas ruang tunggunya ada coffee shop nya, jadi kalau customer bawa temen bisa sambil ngopi" ujarku. "wah keren tuh, kenapa gak buka aja...?" tanya ayahku. " gak cukup modalnya pa, itu mahal banget" kataku. " papa modalin" jawab papa ku. bagai tersambar gledek aku kaget, karena saya tidak pernah dapat seperti itu apalagi dari orang tuaku, secara dulu saya menghancurkan mimpi mereka keluar dari kantor BUMN demi menjadi seorang seniman tattoo. 

oiya ada 1 hal yang sampai sekarang saya ingat, dulu waktu masih panas panas nya suasana saya memilih menjadi seniman tattoo, saya jadi jauh hubungannya denga orang tua, tapi ternyata ada 1 moment yang membuat saya menitikkan air mata, saat saya pernah menjuarai suatu lomba tattoo, ayah saya teriak teriak ke orang sekitar " itu anakku...itu anakku.." jadi secara tidak langsung beliau memantau saya.

tapi ayah saya mau ikut modal dalam membuka studio tattoo dan coffee shop, salah satunya dia tidak mau anaknya diremehkan orang orang kalau pekerjaannya cuma seorang seniman tattoo, jadi dia mau menaikkan drajad anaknya jadi punya coffee shop jadi tidak diremehkan orang orang lagi. memang yang namanya orang tua pasti tidak ingin melihat anaknya di hina orang walau kadang kita suka berseteru.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status