Share

Bab 2

Jangan memandang seseorang dengan sebelah matamu

Tapi pandanglah seseorang dengan kedua matamu

---------:---------

Angle wing memarkirkan mobil mereka di depan gerbang sekolah, nampak gerbang sudah terkunci rapi dan lapangan sudah sangat sepi.

Mereka keluar dari mobil, memikirkan cara agar mereka bisa masuk kesekolah.

"Bolos aja yok" ucap Auri sambil melihat kearah lapangan yang sangat sepi.

"Ogah! Yang ada papi gw ngomel 24 jam, trus gw gak dikasi uang jajan gimana?" jawab Gatha dengan ketus.

"Udah-udah mending manjat aja!" ajak Nia membuat mereka menatapnya.

"Ayo!"

"Ogah!"

Alice menatap mereka dengan raut wajah malas. "Trus lo mau masuk gimana dongo? Lo mau bolos? Yaudah sana!" ucap Alice.

Alice kemudian melemparkan tasnya, ia mulai memanjat gerbang sekolah. Teman-temannya hanya menyaksikan.

Alice sudah berada di dalam sekolah, beda halnya dengan para teman-temannya yang masih melonggo di luar.

" Gak mau masuk? Kalau gak mau gw pergi nih" ucap Alice dan ingin melangkah pergi.

"Eh tunggu!" ucap Anggota Angle Wing bersamaan membuat Alice menghentikan langkahnya.

Anggota Angle Wing satu persatu memanjat gerbang, dan sekarang yang tersisa hanya Lia. Ia tidak kunjung meloncat juga.

"Buruan Lia!" bentak Auri.

"Gw ta-kut!" ucap Lia dengan nada gemeteran.

Alice memutar bola matanya malas. "Lo loncat gak bakal mati!"

Lia memejamkan matanya, kemudian ia pun meloncat.

"Ayok buruan kekelas!" ajak Alice.

Mereka pun memungut tas mereka, dan segera berlari kekelas namun, belum sampai keluar lapangan mereka dihadang oleh guru BK.

"Kenapa telat kalian?" tanya Guru Bk—Bu Sandi. Ia sudah hafal dengan kelima gadis nakal ini.

"Ya karena gak datang awal" ucap Alice dengan nada santainya.

Bu Sandi hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka. "Kalian sudah telat lebih dari 50 kali," ucap Bu Sandi.

Auri menaikkan alisnya satu. "Hubungannya sama kita apa buk??" tanya Auri.

Alice mengancungkan jempol. "Betul, hubungannya apa buk?" Alice ikut bertanya.

Bu Sandi menghembuskan nafasnya kasar, ia sangat susah meladeni anak didik ya ini.  "Tolong jangan telat lagi ya, berubah lah kalian kakak kelas harus jadi contoh yang baik" ucap BU sandi dengan nada tertekan.

Alice mendekatkan wajahnya ke bu Sandi. "Ibu Capek?"  tanya Alice.

Bu Sandi menganguk.

"Kalau capek harus ngapain geng?" Tanya Alice sambil menoleh teman-temannya.

"Harus istirahat!"

"Kalau lelah?"

"TIDUR!"

"Kalau gak suka?"

"jauhkan!"

"Kalau suka?"

"Laksanakan!"

Alice dkk pun tertawa Sementara Bu Sandi berkacak pinggang dengan raut wajah datarnya.

"Bersihin kolam renang! Sekarang!"

©®

Angle  wing tengah clingak-clunguk di pinggir kolam renang, mereka memperhatikan setiap sudut kolam renang tersebut.

"Lihat! Kolam renang yang sudah bersih, gak ada debu disuruh bersihin? Mau bersihin apa emang? Plankton?" Ucap Alice dengan nada ketusnya sambil merentangkan tangannya kedepan menunjuk daerah kolam renang.

#Visual kolam renang nya.

Auri menganguk. "Iya yak, jangan-jangan kita disuruh bersihin air lagi"

Gatha menatap Auri dengan wajah malasnya. "Boleh kah aku terbebas dari hukuman sehari aja tuhan?" lirih Gatha sambil berjongkok.

Nia menatap Gatha tajam. "Heh kalau lo gak mau kena hukuman, ya gak usah cari masalah di sekolah" ucap Nia tajam.

"Ya gimana gak cari masalah kalau ketuanya aja gini" lirih Gatha namun masih bisa didengar oleh Alice.

Alice menatap Gatha tajam-tajam. "Trus? Lo salahin gw? Yaudah keluar aja!" ucap Alice dengan nada dinginnya membuat Gatha ngeri sendiri.

"Betul tuh! Kalau gak suka keluar aja!" ompor Auri.

Gatha hanya senyum cengegesan. "Peace El"

Alice memutar bola matanya malas, ia segera membalikkan badannya dan pergi dari kolam renang.

"Asal pergi aja si buk ketu!!" Teriak Auri kemudian berlari menyusul Alice dan di ikuti oleh teman-temannya.

Mereka memasuki ruang kelas mereka, tidak dapat jam pelajaran membuat mereka semakin tenang.

Alice berjalan menuju mejanya dan segera duduk. Ia merasa ada yang menatapnya, Alice menoleh ke samping ia melihat jelas Dirga menapnya tajam.

"Apa liat-liat?" tanya Alice dengan nada ketusnya.

Dirga tak menjawab, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.  Alice yang merasa terkacangi pun mendengus kesal.

"Positif thingking, mungkin dia bisu"

©®

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa sudah pergi dari area sekolah. Sama halnya dengan Alice dkk, mereka kini masih berada di dalam mobil.

"Udah kalian umumin kan?" tanya Alice tanpa menatap kearah mereka.

"Udah dong, sembako sudah lengkap di bascame" ucap Gatha sambil menatap layar ponselnya.

Alice menganguk, memang hari ini mereka memiliki jadwal untuk membagikan sembako ke fakir miskin. Nakal-nakal begini, Alice dkk punya hati nurani loh!

Alice mengantarkan teman-temannya satu persatu kerumah nya. Sudah semua teman-teman nya ia hantarkan kini dirinya yang masih tersisa di mobil.

Alice menambah kecepatan mobilnya ia ingin istirahat sampai dirumah. Tak kunjung lama, Alice sudah sampai ia segera memarkirkan mobilnya di garasi.

#Visual Rumah Alice.

Ia masuk kedalam rumah megahnya, baru membuka pintu ia melihat jelas keluarga besarnya sudah berkumpul di ruang tamu. Dengan rasa malasnya Alice berjalan menghampiri mereka, ia menyalimu seorang nenek yang umurnya sudah sangat tua.

"Eyang apa kabar?" tanya Alice dengan nada lembutnya.

"Eyang baik, Alice bagaimana keadaannya?" tanya Eyang sambil mengelus kepala Alice.

Alice tersenyum. "Sangat baik!" ucap Alice.

Eyang dan Alice pun berpelukan, sudah lama berpelukan Alice melepaskan pelukannnya.

"Bagaimana sekolahmu El?" Tanya Seorang pria yang duduk di samping Eyang.

Alice meliriknya dengan lirikan malas. "Apa anda peduli? Tuan Dion?" tanya Alice dengan nada tertekan.

"El k—"

"Sudahlah tuan Dion, saya tidak memiliki waktu berbicara dengan anda!" ucap Alice tegas dan beranjak menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya.

Dion menatap kepergian anaknya.

"Sudahlah, mending kamu cari saja kedua putramu dan juga istrimu Dion" ucap pria yang berada di depan Dion.

"Saya tidak sudi mencari mereka!"

#anggap saja ada orangnya.

***

A

nggota angle Wing kini telah berkumpul di markas besar mereka, banyak sekali perempuan disana dan terlihat gadis cantik duduk di kursi paling tengah.

"Sudah lengkap semua?" tanya Gadis itu dengan nada tegasnya.

"SUDAH!" jawab mereka serempak.

Alice bangun dari kursinya. "Kita gak bakal bawa semua orang disini jadi orang yang gw pilih buat ikut bagiin sembako hari ini, kalian bisa keluar lebih dulu!" perintah Alice dan dilaksanakan dengan baik oleh anggotanya.

Ingat! Walau Alice disekolah gadis nakal dan bar-bar tapi tidak diluar sekolah, ia menjadi gadis yang dingin dan tegas.

"Anggota inti kita keluar sekarang!"

Alice dan anggota inti segera berjalan keluar dari bascame, mereka menaiki mobil milik Alice.

20 menit di perjalanan mereka telah sampai di tempat tujuan, mereka semua turun dan Alice langsung menghampiri mobil milik anggota lainnya.

" Bagikan semua! Jangan sampai gak ada kebagian!" ucap Alice kepada para anggotanya.

Auri turun dari mobil dengan malasnya, ia berjalan mendekati Alice. "Malas banget gw El" ucap Auri.

"ckk.. Ngapain ikut kalau malas? Gw nyuruh?" tanya Alice.

"Ya enggak, lagian masak gw yang sebagai wakil kedua gak ikut!" jawab Auri.

"Yaudah salah sendiri!" ucap Alice dan langsung pergi meninggalkan Auri disana.

Auri mendengus kesal, ia pun berlari menyusul Alice.

"El, lo liat gak disana ramai banget" ucap Gatha sambil menunjuk ke jalan yang sangat ramai.

Alice menatap tajam-tajam ke arah yang ditunjuk Gatha. "Gw tau mereka siapa" ucap Alice tajam.

"Siapa?" tanya mereka serempak.

Alice menoleh kebalakang. "Kalau sudah selesai kalian boleh pulang! Anggota inti saja biarkan disini!" ucap Alice.

"Lah kita mu—" Ucapan Auri terpotong ketika Alice berjalan melintasinya

"Terkacangi mulu perasaan!" ucap Auri kasar sambil mengikuti Alice.

Alice dkk kini berjalan menuju perkumpulan anak laki-laki, yang setiap anggota memakai jaket hitam. Namun disebelah kiri mereka terdapat geng lain yang memakai jaket berwarna coklat gelap.

" Ekem! " Alice berdekatan membuat mereka semua yang berada di sana menatap Aice dkk tajam.

"Wihh ada cecan-cecan nih, mau Aa Abi jadiin pacar tidak?" tanya laki yang berjaket hitam dan di lenganya bertuliskan Diamond.

Alice memutar bola matanya malas. Ia berjalan mendekati geng di samping kiri mereka. "Mulai lagi?" tanya Alice dengan nada tegasnya.

Laki didepannya Mendengus kesal. "Lo ja—"

"Ok, Eyang bakal marah sama lo" bisik Alice membuat laki di depannya diam.

Alice berbalik badan dan segera pergi meninggalkan mereka. Sementara Auri menatap penat laki itu.

"Kasian gak jadi balapan, Wlee!" enek Auri tiba-tiba dan berlari menyusul Alice.

Benar saja, Laki itu langsung membatalkan balapannya dan pergi meninggalkan mereka. Sementara Diamond, mereka mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia tak terima jika kegiatannya di ganggu gugat.

"Siapa sih mereka! Sok Banget!" bentak Devan sambil memukul sang motornya.

"Besok gw bakal bikin perhitungan sama tu gadis!" sambung Devan.

"Bubar! Jangan di bawa emosi!" final Dirga dan langsung memancapkan gas motornya dan disusul oleh anggota lainnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status