Detik selanjutnya Ilyin mengemudikan mobilnya. Tangan wanita itu berkeringat dingin. Jantungnya berdetak tidak karuan.
"Kumohon tidak lagi." Ilyin bergumam perih. Kerongkongannya terasa sangat sakit sekarang. Dadanya seperti terhimpit, udara di sekitarnya terasa seperti pisau tajam. Bukan membuatnya merasa lega ketika bernapas, tapi membuatnya semakin kesakitan.
Waktu berlalu dengan sangat menyiksa. Ilyin akhirnya sampai di tempat tujuannya, rumah sakit. Wanita itu berlari tergesa-gesa.
Setelah bertanya pada petugas rumah sakit, Ilyin pergi ke ruangan tempat ibunya di tangani.
"Bibi Gracia, bagaimana keadaan Ibu?" Ilyin bertanya pada seorang wanita yang merupakan petugas di rumah sakit jiwa tempat di mana ibunya dirawat selamat tujuh tahun belakangan ini.
"Nyonya Olivia masih dalam penanganan. Ilyin, kuatkan hatimu. Mari kita berdo'a ibumu bisa diselamatkan."
Kata-kata Gracia membuat tubuh Ilyin lemas. Wanita itu terhuyung, tubuhnya menabrak dinding yang ada di sebelahnya.
Dia berharap ibunya tidak terluka parah, tapi dari kalimat yang Gracia ucapkan yang terjadi adalah sebaliknya.
Ibunya melompat dari lantai dua rumah sakit jiwa tempatnya dirawat, Ilyin tidak bisa membayangkan seperti apa keadaan ibunya setelah terjun dari ketinggian itu.
"Ilyin." Gracia memegangi Ilyin. Dia merasa iba pada Ilyin, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan.
"Bu, jangan tinggalkan aku." Suara ILyin terdengar pilu. Apa yang akan dia lakukan di dunia ini jika dia tinggal sendirian saja?
Lagi-lagi Ilyin menyalahkan dirinya sendiri. Ibunya seperti ini karena dirinya. Rasa sakit yang ditanggung oleh ibunya lebih besar darinya, ibunya melihat dengan matanya sendiri sang suami bunuh diri dengan cara menembak kepalanya.
Itu menjadi salah satu pukulan telak yang membuat ibunya mengalami gangguan jiwa.
Ibu dan ayahnya telah bersama sejak mereka rejama, keduanya masing-masing cinta pertama mereka. Kehilangan belahan jiwa dengan cara yang tragis, hanya orang-orang kuat yang tidak akan terganggu jiwanya. Dan ibunya adalah wanita yang lemah, wanita manja yang selalu bergantung pada suaminya. Wanita yang meletakan seluruh hidupnya pada sang suami. Kehilangan yang begitu hebat, kematian yang tragis, bagaimana ibunya bisa menanggung semua itu.
Dan segalanya disebabkan oleh dirinya. Jika dia tidak memiliki hubungan dengan Kallion, maka keluarganya tidak akan menjadi sasaran kemarahan orang lain.
Ilyin sangat kesakitan. Dia tidak bisa menderita kehilangan lagi.
Setelah beberapa waktu lampu ruang operasi dimatikan. Dokter keluar dari sana dengan wajah yang tidak terlalu optimis.
Ilyin segera mendekati dokter itu dengan matanya yang basa oleh air mata.
"Dokter, bagaimana keadaan Ibu saya?"
"Pasien kehilangan banyak darah, selain itu dia juga mengalami cedera serius pada otaknya. Saat ini nyawanya terselamatkan, tapi dia membutuhkan operasi lanjutan dalam waktu dekat ini. Jika operasi tidak dilakukan maka itu akan mengancam nyawanya." Dokter tersebut menjelaskan.
Kepala Ilyin kosong. Bayang-bayang kehilangan yang mengerikan semakin nyata di depan matanya.
Ada beberapa hal penting yang harus dibicarakan oleh dokter pada Ilyin, jadi mereka berdua pergi ke ruangan dokter.
Ketika Ilyin keluar dari ruangan itu, dia merasa dunia benar-benar kejam padanya. Tidakkah rasa sakit yang dia rasakan sudah cukup? Kenapa Tuhan harus menambahnya lagi.
Biaya pengobatan ibunya sangat besar, saat ini dia tidak memiliki aset apapun selain dari mobilnya yang tidak akan memiliki harga mahal. Apartemen yang dia tinggali saat ini adalah pemberian Damian. Dia sedang dalam tahap memikirkan untuk mengembalikan apartemen itu pada Damian. Selain itu dia juga tidak memiliki cukup tabungan karena sampai saat ini dia masih harus membayar semua utang yang ditinggalkan oleh ayahnya.
Harta yang tersisa saat ini hanyalah sebuah restoran yang dibangun oleh ibunya sejak muda. Bagaimana mungkin dia bisa menjual bangunan itu?
Ilyin merasa dia akan gila. Baru-baru ini dia juga telah mengembalikan semua perhiasan dan benda-benda mahal yang diberikan oleh Damian padanya karena Damian membutuhkan banyak dana untuk mengatasi krisis yang dihadapi oleh perusahaannya.
Sekarang apa yang harus dia lakukan? Bahkan jika dia menjual dirinya sendiri, dia tidak akan mendapatkan cukup banyak uang.
Selain masalah biaya operasi, hanya ada beberapa dokter saja yang bisa menangani ibunya. Dan saat ini semua dokter itu sedang berada di luar negeri dengan pekerjaan mereka masing-masing. Hanya ada satu dokter yang bisa menyelamatkan nyawa ibunya saat ini, tapi dokter itu pun menolak untuk melakukan operasi ketika dihubungi oleh dokter yang menangani ibunya tadi.
Ilyin sangat frustasi, semuanya memaksanya untuk menyerah, tapi bagaimana dia bisa menyerah terhadap kehidupan ibunya.
Di tangannya terdapat nomor ponsel dokter yang menjadi harapan satu-satunya, dokter yang sama yang telah menolaknya. Ilyin harus bicara pada dokter itu secara pribadi, jika perlu memohon maka dia akan memohon dan berlutut.
Ilyin segera menghubungi pemilik nomor ponsel di tangannya. Berkali-kali dia menelpon, tapi tidak ada jawaban.
Di tempat lain saat ini seorang pria membiarkan ponselnya di meja terus bergetar.
"Haruskah aku menjawab panggilannya sekarang?" Xavion memiringkan kepalanya menatap pria yang ada di sebelahnya, Kallion. Pria ini sengaja menolak mengoperasi ibu Ilyin dalam sekali permintaan, tapi dia memerintahkan dokter yang menghubunginya untuk memberikan nomornya pada Ilyin. Dia yakin Ilyin pasti akan menghubunginya.
"Wanita itu pasti sangat frustasi sekarang. Dunia benar-benar sempit, siapa yang menyangka jika pada akhirnya dia akan membutuhkan bantuan Xavion." Kenneth memainkan cairan keemasan di dalam gelasnya.
"Terserah padamu." Kallion tidak peduli. Dia jelas bukan dewa yang akan berbaik hati pada Ilyin, jika Xavion tidak ingin membantu Ilyin maka wanita itu hanya perlu berduka kehilangan ibunya.
Xavion kemudian segera meraih ponselnya. Ada kilatan licik yang terpancar dari iris biru gelapnya.
"Halo."
"Dokter, saya Ilyin Summer, putri dari pasien yang ditangani oleh dokter Leonard. Dokter tolong bantu mengoperasi Ibu saya. Saya mohon." Ilyin langsung memohon. Suaranya terdengar bergetar.
"Saya sudah mengatakan bahwa saya tidak bersedia melakukan operasi terhadap Ibu Anda."
"Dokter, tolong." Ilyin tidak tahu harus mengatakan apa lagi. "Ibu saya sangat membutuhkan bantuan dari Anda."
"Apa yang akan saya dapatkan dari membantu Ibu Anda? Saya tidak akan membuang tenaga saya hanya untuk uang, saya memiliki cukup banyak uang."
Ilyin tidak tahu bahwa ada dokter seperti ini di dunia ini. Bukan hanya pilih-pilih pasien, tapi dia juga menginginkan sesuatu yang lain sebagai imbalan. Jadi, apa yang bisa dia berikan pada pria itu sekarang?
"Apakah dokter ingin saya membayar dengan tubuh saya?" Ilyin balik bertanya. Jika bukan uang yang diinginkan oleh dokter itu, maka artinya tubuhnya yang diinginkannya.
"Apakah Anda cukup cantik sehingga Anda berpikir bahwa tubuhmu bisa membayar keahlian saya?"
"Dokter, saya tidak berpikir seperti itu. Hanya saja, saya tidak tahu apa yang Anda inginkan."
"Datang temui saya di K klub malam pada pukul sembilan malam. Apakah saya akan membantu menyelamatkan ibumu atau tidak itu tergantung pada kemauan Anda sendiri." Xavion memutuskan panggilan itu.
"Apa yang ingin kau lakukan pada wanita itu, Xavion?" Kenneth penasaran.
"Bersenang-senang." Senyum iblis tampak di bibir Xavion.
"Kau tidak berpikir untuk tidur dengan wanita itu, bukan?"
"Aku masih waras. Dalam hidupku, aku tidak akan pernah tidur dengan wanita bekas sahabatku sendiri." Xavion bangga dengan aturan yang telah dia buat untuk dirinya sendiri.
Kenneth melihat jam di tangannya, itu masih ada beberapa jam lagi sampai jam sembilan malam. Dia ingin tahu apa yang akan Xavion lakukan pada wanita yang telah menghancurkan hati sahabat mereka dengan sangat brutal.
Bukan hanya Kallion yang sakit hati ketika Ilyin memutuskan untuk meninggalkan Kallion tanpa kata, tapi juga Kenneth dan Xavion.
Jika Ilyin hanya datang untuk singgah, kenapa harus begitu gigih untuk mendekati Kallion. Wanita itu menerjang lapisan tebal yang dibuat oleh Kallion, dia memanjat dinding pembatas yang tinggi hingga akhirnya wanita itu menjadi bagian dalam hidup Kallion yang sunyi.
Mereka sangat mengenal Kallion, sahabat mereka bukan seseorang yang mudah menerima orang asing dalam hidupnya, tapi Ilyin adalah pengecualian. Ilyin diterima bahkan menetap di hati Kallion selama tiga tahun.
Kallion telah mempercayakan hatinya pada Ilyin seutuhnya, tapi dengan teganya Ilyin meninggalkan Kallion tanpa kata. Bahkan jika Ilyin benar-benar bosan, setidaknya Ilyin harus mengatakannya bukan malah menghilang begitu saja.
Sejak kepergian Ilyin, kepribadian Kallion menjadi semakin tidak tersentuh dan sulit bergaul dengan orang lain. Pria itu memiliki emosi yang meledak-ledak. Bahkan untuk bicara dengannya mereka juga harus berhati-hati, jika tidak maka akan memicu amarah pria itu.
Kallion sangat kesakitan ketika Ilyin pergi, tapi pria itu tidak pergi untuk mencari Ilyin meski dia sangat mencintai Ilyin. Bukan sesuatu yang sulit bagi Kallion yang memiliki jaringan luas untuk menemukan seorang Ilyin Summer, tapi dia tidak melakukannya.
Bagi Kallion, seseorang yang ingin pergi tidak perlu dicari. Jika dia memiliki sedikit saja alasan untuk tinggal, maka Ilyin masih akan tetap bersamanya.
Dalam delapan tahun terakhir ini, nama Ilyin adalah tabu yang tidak boleh disebutkan di sekitar Kallion.
Sekarang mereka semua bertemu lagi dengan Ilyin. Bukan hanya Kallion yang membenci Ilyin, tapi juga Kenneth dan Xavion. Wanita seperti Ilyin yang hanya datang untuk bermain lalu pergi setelah puas, dia juga perlu merasakan bagaimana rasanya dipermainkan.
tbc
Tubuh Ilyin terpaku di tempatnya ketika dia melihat siapa orang yang ada di dalam ruangan yang dia datangi.Dr. Xavion Allegra, Ilyin tidak akan berpikir bahwa dia salah masuk ruangan. Dia hanya menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menyadarinya dari awal. Dokter yang bisa menyelamatkan nyawa ibunya adalah sahabat Kallion.Sekarang dia mengerti kenapa ada dokter yang menolak menangani pasiennya, tentu saja karena masalah pribadi."Lama tidak bertemu, Ilyin." Xavion menyapa Ilyin dengan suara yang tidak bersahabat sama sekali. Sebelumnya selama tiga tahun, Ilyin menjadi bagian dari lingkungan pertemanan mereka, dan hubungan mereka cukup baik.Namun, sekarang mereka berhadapan lagi. Bukan sebagai teman, tapi sebagai orang asing di mana salah satu membenci dan yang lainnya tidak ingin berhubungan lagi. "Dokter Xavion, apa yang harus saya lakukan agar Anda membantu Ibu saya." Ilyin tahu bahwa ini tidak akan mudah jika berkaitan dengan Kallion. Xavion sengaja memintanya un
"Bu, maafkan aku." Ilyin bergumam lirih. Wanita itu melangkah di tengah dinginnnya air danau. Dia tidak bisa lagi bertarung dengan kerasnya hidup yang dia jalani.Di masa lalu, dia pernah mendatangi tempat ini kala dia benar-benar terpuruk karena keadaan yang membuatnya sulit bernapas. Namun, saat itu wajah lembut ibunya menghentikannya.Meskipun ibunya mengalami gangguan jiwa, wanita itu masih bernyawa. Jika dia pergi, maka ibunya akan sendirian. Tidak akan ada yang mengunjungi ibunya, tidak akan ada yang datang untuk bercerita padanya.Sekarang cerita sudah berbeda. Ibunya terbaring dengan kemungkinan hidup yang kecil. Dia sudah berusaha, tapi usahanya tidak membuahkan hasil bahkan setelah dia menerima berbagai macam penghinaan.Dia lelah, pundaknya tidak bisa menanggung beban lagi, hatinya yang mati rasa mulai merasakan kesakitan yang begitu menyiksa.Dia hanya bisa meminta maaf pada ibunya, dia pergi lebih dahulu. Dia lelah ditinggalkan, kali ini dia yang akan meninggalkan, tapi
Keesokan harinya Ilyin pergi ke rumah sakit. Wanita itu telah diberitahu oleh Erina bahwa operasi ibunya berjalan lancar kemarin.Ilyin memasuki ruang rawat ibunya, tatapannya langsung jatuh ke wajah rapuh ibunya yang pucat."Bu, aku di sini." Ilyin bersuara pelan. Dia menggenggam tangan ibunya yang dingin.Perasaan Ilyin campur aduk, dia pikir dia akan kehilangan ibunya untuk selama-lamanya.Ilyin tidak banyak bicara, dia hanya memandangi ibunya. Dia tidak akan bercerita pada ibunya tentang apa saja yang telah dia lalui selama beberapa waktu terakhir ini.Pintu ruangan terbuka, sosok Damian terlihat di sana. Pria itu mendekati Ilyin. Kerinduannya pada wanita itu akhirnya tidak tertahankan."Ilyin."Ilyin terkejut mendengar suara Damian. Wanita yang tadinya duduk di kursi itu langsung berdiri. Damian tidak seharusnya berada di sini, apalagi saat dia juga berada di sini.Sebuah pelukan yang tiba-tiba membuat Ilyin semakin terkejut. Dia berusaha mendorong Damian. Di depan ad
Kallion kembali ke hotel larut malam. Aroma khas tubuh pria itu bercampur dengan aroma alkohol dan rokok. Dia berjalan menuju ke ranjang, di mana Ilyin sedang berbaring saat ini.Pria itu membungkuk, tangannya bergerak menyentuh kepala Ilyin. Jari telunjuknya bergerak menelusuri rahang Ilyin.Kelopak mata Ilyin terbuka, ada rasa takut dan keterkejutan di sana. Teror yang menghantuinya delapan tahun lalu telah meninggalkan trauma baginya.Ilyin bergerak menjauh secara tidak sadar, dia merasa bahaya sedang mengintainya.Gerakan Ilyin membuat Kallion tidak senang. Apakah dia sangat menakutkan sehingga Ilyin harus bereaksi seperti itu?Kallion berdiri tegap seperti sebelumnya, pria itu berbalik dan melangkah menuju ke kamar mandi. Dia perlu membersihkan tubuhnya.Ketika Ilyin mendengarkan suara gemericik air, wanita itu merasa sedikit lega. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena beberapa menit kemudian Kallion selesai membersihkan tubuhnya.Ruangan itu sangat sunyi, Ilyin tidak tahu
Pagi harinya Ilyin terjaga sendirian di atas kasur besar yang masih memiliki aroma percintaannya dengan Kallion. Ilyin menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, wanita itu segera turun dari ranjang, melangkah menuju ke kamar mandi dengan kaki telanjang.Wanita itu masuk ke dalam bak mandi yang saat ini mulai terisi dengan air hangat. Wajahnya tanpa ekspresi, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya.Saat air terisi penuh, Ilyin menenggelamkan dirinya di sana. Rasa sesak memeluknya, tapi dia tidak memiliki keinginan untuk muncul ke permukaan.Dia merasa sangat berdosa pada orangtuanya saat ini. Bagaimana bisa dia menikmati setiap sentuhan Kallion padahal karena hubungannya dengan Kallion orangtuanya berakhir dengan tragis.Air mata Ilyin bercampur dengan air di bak mandi itu. Saat ini yang dia inginkan hanyalah mengakhiri semuanya.Ilyin tidak membenci Kallion karena dia tahu Kallion tidak menggunakan tangannya untuk menyakiti orangtuanya, tapi tetap saja dia tidak bisa
K Kasino selalu ramai seperti biasanya, orang-orang dengan kantong tebal telah menduduki tempat mereka dan meletakan taruhan. Setiap detiknya uang akan mengalir memperkaya keluarga Heinrich.Tidak sembarang orang bisa menjangkau K Kasino, hanya mereka yang benar-benar memiliki uang banyak yang bisa datang ke sana.Kallion membawa Ilyin ke sebuah ruangan khusus di mana di sana sudah ada satu pria lain yang telah menunggu kedatangan Kallion.Senyum cabul tampak di wajah pria itu ketika dia melihat Ilyin dengan balutan gaun putih yang memeluk tubuhnya dengan indah. Salah satu kaki jenjangnya terekspos sampai ke paha. Penampilan Ilyin malam ini benar-benar memikat dan akan membuat banyak laki-laki bergairah hanya dengan melihatnya.Pria itu segera berdiri dari tempat duduknya begitu juga dengan wanita seksi yang menemaninya, dia mengulurkan tangannya menyambut sang pemilik kasino dengan senyuman di wajahnya. "Selamat malam, Tuan Kallion Heinrich."Kallion mengeluarkan tangannya dari saku
"Apakah kau yakin dengan keputusanmu?" Kenneth mengarahkan pandangannya ke Ilyin yang saat ini minum sendirian dengan Erina yang berdiri di belakangnya.Kallion memainkan cairan keemasan di dalam cangkir kecil di tangannya lalu kemudian menenggaknya sampai habis. "Aku yakin."Kenneth dan Xavion tidak bisa mengubah keputusan Kallion jika sahabatnya itu sudah yakin. Mereka tahu selama delapan tahun ini Kallion tidak pernah bisa melupakan Ilyin. Perasaannya terhadap Ilyin teramat besar dan sudah mendarah daging. Bahkan setelah ditinggalkan perasaan itu masih ada."Kapan kau akan menikahi Ilyin?""Setelah kembali ke Texas." Urusan Kallion di Spanyol sudah selesai, dia akan kembali ke negara asalnya dalam beberapa waktu lagi.Sejak beberapa hari lalu, Kallion telah memikirkan apa yang akan dia lakukan pada Ilyin. Pria itu akhirnya mengambil keputusan bahwa dia akan menikahi Ilyin tidak peduli apakah Ilyin suka atau tidak.Dia tidak tahu bagaimana pernikahan itu berjalan denga
Pagi ini Ilyin pergi ke rumah sakit, dia ditemani oleh Erina seperti biasa. Namun, ketika wanita itu memasuki ruang rawat ibunya dia tidak menemukan ibunya.Kondisi ibunya saat ini sudah jauh lebih baik setelah dirawat selama beberapa hari, ibunya juga sudah bisa berjalan sendiri."Perawat, di mana Ibu saya?" Ilyin bertanya pada perawat yang bertugas di sana."Nyonya Olivia sedang berada di taman.""Ah, seperti itu, terima kasih." Ilyin mengucapkannya dengan tulus. Setelahnya Ilyin pergi ke taman, setelah bisa berjalan sendiri, hampir setiap pagi ibunya memang pergi ke taman.Sampai di taman, Ilyin mencari keberadaan ibunya, tapi dia tidak menemukannya. Sebaliknya dia menemukan seorang perawat yang tampak sedang kebingungan."Perawat, di mana Ibu saya?" Ilyin bertanya dengan perawat yang menjaga ibunya.Wajah perawat itu tampak pucat. "Nona, saya kehilangan Nyonya Olivia. Tadi saya menerima panggilan dari anak saya, ketika saya selesai menjawab panggilan saya s