Adam tiba di kantor calon investornya bersama Joe. Seperti biasa ketika mereka sedang menunggu calon investor, Joe dan Adam menghabiskan waktu dengan ngobrol berdua.
"Dam?" Panggil Joe pelan ketika mereka masih duduk di sofa yang ada di ruang tunggu."Hmm?""Lo suka sama Shara?"Adam tertawa cekikikan di samping Joe dan ia baru menjawab setelah tawanya reda."Suka sebagai teman, sahabat.""Nein*, bukan itu maksudku," kata Joe sambil menggelengkan kepalanya. (*Tidak)Adam menghela nafasnya dan kini ia menatap Joe dalam."Joe, mungkin Shara memang cantik, asyik, tapi Shara bukan tipe wanita idaman yang gue harap bakal jadi istri gue di kemudian hari. Gue ingin punya istri yang pintar masak, feminim kaya adik gue gitu, bonus pintar ngurus anak."Joe memutar kedua bola matanya lalu ia menatap Adam dengan tatapan malas."Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Yang bisa membuat semua sempurna adalah cara kamu melihat dia."Adam merasaShara menatap Angi yang terlihat gelisah kali ini setelah mengetahui jika dirinya memposting foto mereka berdua ketika berada di tempat ini. Foto mereka berdua mengenakan bikini yang sebenarnya hanya setengah badan saja dan lebih fokus ke wajah mereka berdua yang sedang tersenyum lepas ke arah kamera."Lo kenapa sih?" Tanya Shara karena jengah melihat tingkah Angi yang tampak ketakutan bercampur khawatir."Masih tanya lagi? Gara-gara lo bentar lagi gue habis ini sama Joe," omel Angi kepada Shara."Maksudnya?""Bisa di bantai gue karena pakai bikini pas dia nggak ada di sini.""Lo nggak boleh pakai bikini sama Joe?""Boleh, asal ada dia, kalo nggak ada, nggak boleh. Duh, gue bakalan di rajam ini sama laki gue."Shara mengernyitkan keningnya. Tidak ia sangka jika Angi yang terlihat lebih dominan daripada Joe justru memiliki ketakutan seperti ini."Ngi, Ngi. Ya kali kita mau pakai piyama di sini? Salah tempat kali, ah."Sha
"Gimana, Lo setuju?"Shara menatap Adam dengan pandangan tak percaya. Beberapa saat ia terdiam, tanpa ia sadari tangan kanannya sudah maju dan sukses melesat menampar pipi Adam yang putih bersih itu.Plak...."Nyet! Lo kalo ngomong yang bener aja. Sadar, Nyet! Nggak ada yang namanya one night stand kalo itu sama Lo! Nggak sudi gue kalo harus i-uk i-uk sama bangsa primata," kata Shara lalu ia segera berjalan meninggalkan Adam.Kini Adam hanya bisa mengelus pipinya yang masih berdenyut-denyut karena tamparan dari Shara. Ia tidak pernah menyangka jika Shara akan menamparnya. Ia kira Shara akan dengan senang hati menerima semua ini, toh Adam tau Shara adalah wanita pemberontak yang senang mencoba hal-hal gila di luar kebiasaan orang awam.Menyadari jika Shara sudah pergi jauh meninggalkannya, Adam segera menoleh dan berteriak memanggilnya."Bi, Bi... Babi...," panggil Adam yang semakin lama semakin kencang suaranya.Shar
Malam ini Shara menatap Angi yang sedang bersiap siap untuk ikut sang suami ke Dubai. Shara hanya bisa menghela nafasnya dan menyedekapkan tangannya di depan dada. Andai ia tau jika Angi akan pergi selama satu Minggu, tentunya ia tidak akan ke Jerman."Lo kenapa lihatin gue begitu, Shar?"Shara hanya menghela nafas dan pelan-pelan ia berjalan mendekati Angi."Kalo gue tau Lo mau minggat sama Joe pas gue ada di sini, mending gue nggak ke sini, Ngi.""Terus Lo mau ke mana?""Swiss bisa jadi pilihan."Angi hanya tertawa dan menepuk bahu Shara pelan. "Terakhir kita pulang dari Swiss dua tahun lalu, Lo ngeluh soal harga toilet yang sekali pakai hampir lima belas ribu.""Ya gimana ya, biasa pakai toilet di negri wakanda dua ribu tiga ribu doang, ini hampir lima belas ribu.""Tapi kan masih ada yang gratis.""Iya sih, tapi kan yang paling dekat, Ngi pakainya dulu. Kagak milih-milih.""Yang penting puas kan bisa holiday."
Adam menolehkan kepalanya ketika mendengar suara kaki menuruni tangga. Adam hanya bisa menatap Shara yang terlihat sexy dengan penampilan santainya.Mungkin banyak laki-laki menyukai wanita yang menggunakan mini dress dengan belahan dada rendah, namun Adam menyukai penampilan Shara yang menggunakan mini dress namun ia masih memadukan kemeja putih dan mengikatnya di depan dadanya agar tidak terlalu terbuka.“Nyet, gue udah siap," kata Shara yang membuat Adam mengedipkan matanya namun lidahnya masih kelu.Plak....Shara menepuk lengan Adam yang masih duduk di sofa itu. Seakan baru tersadar akhirnya Adam bangkit berdiri."I...iya, kita berangkat sekarang.""Okay," kata Shara lalu mengikuti Adam yang berjalan keluar rumah.Kini saat mereka sudah berada di halaman, mata Shara kembali membelalak ketika melihat mobil yang ada di hadapannya. Shara tau jika mobil itu bukan milik Joe, karena ia tidak pern
Gendhis dan Nada memasuki sebuah gedung rumah sakit swasta di Jogja bersama Galen serta Edel. Hari ini mau tidak mau Nada harus membawa kedua anaknya untuk mendapatkan vaksin rutin influenza tahunan yang harus di ulang setiap satu tahun satu kali."Nad, kamu sudah daftar?""Sudah, Ma.""Sama Mamanya Shara kan imunisasinya Galen sama Edel?""Iyalah, Ma. Mau sama siapa lagi kalo nggak sama dokter Ayu."Gendhis hanya menganggukkan kepalanya dan kini mereka berjalan menuju ke lift yang membuat Nada mendengus ketika melihat gambar yang tertempel di lift tersebut."Nad, kamu kenapa begitu.""Eneg tau nggak, Ma kalo lihat gambar beginian di sini.""Kenapa?""Soal berat badan anak, tinggi badan anak, makanan gizi seimbang buat anak."Gendhis mengernyitkan keningnya. "Ya, kan memang harusnya gitu.""Gini ya, Ma. Setelah aku punya anak, semua pandangan aku itu berubah. Okay-lah yang punya a
Tidak terasa sudah tiga Minggu Shara melarikan diri ke Jerman dan kini tiba waktunya ia harus pulang ke Indonesia. Hari-hari yang Shara jalani selama di Jerman selalu ia habiskan dengan Adam. Namun sudah dua hari yang lalu Adam pulang lebih dulu daripada dirinya. Ia harus pulang karena pekerjannya sudah selesai di sini. Kini Shara sadari, semakin ia mengenal Adam, semakin ia tau sosok seperti apa sahabatnya itu. Walau lebih banyak bercanda dan membuatnya marah besar, namun terkadang Adam bisa berubah menjadi sosok yang sangat serius saat membahas masa depan, bisnis bahkan keluarga. Seperti saat malam hari sebelum Adam pulang ke Indonesia mereka sempat mengobrol berdua di balkon lantai dua rumah Joe dan Angi."Lo jadi pulang ke Jogja, Bi?" Tanya Adam malam itu saat Angi dan Joe sudah masuk ke kamar mereka."Nggak, Nyet. Rumah gue di Jakarta. Gue akan pulang ke rumah aja.""Kenapa?""Ya karena itu rumah gue. Walau nggak semewah rumah orangtua gue, tapi gue
Shara menatap serius rumahnya yang tampak rapi tapi berdebu setelah ia meninggalkan rumah itu selama tiga minggu. Badannya yang lelah setelah penerbangan lama dari Jerman hingga ke Indonesia membuatnya memilih untuk memanggil jasa bersih-bersih rumah. Sambil menunggu kedatangan mereka, Shara memilih untuk mandi dan membersihkan dirinya di kamarnya yang ada di lantai dua. Saat Shara turun ke ruang keluarga, ia mendengar ada orang yang memencet bel rumahnya. Segera saja Shara berjalan menuju ke pintu depan.Ceklek....Shara membuka pintu itu dan wajah Dion sudah ada di hadapannya. Shara hanya menatapnya dengan malas dan memutar kedua bola matanya. Untuk apa pula Dion mencarinya lagi dan lagi? Bukankah mereka sudah berpisah dan untuk apa ia datang ke tempat ini? Sudah cukup Shara mengetahui jika di belakangnya Dion sudah memiliki ban serep sebelum mereka resmi putus dulu."Ngapain lo ke sini lagi?""Ke mana aja kamu selama ini? Aku nyariin kamu samp
Adam duduk dengan malas sambil menatap perempuan yang ada di depannya dengan pandangan seksama. Ia memperhatikan wanita cantik ini. Cantik, tinggi semampai dan sepertinya gaya hidupnya membutuhkan uang yang tidak sedikit. Entah kenapa ada rasa ingin tau di diri Adam kenapa wanita secantik ini mau untuk di jodohkan? Wanita seperti ini tidak akan kesulitan mendapatkan pendamping."Fit," panggil Adam pada wanita yang bernama Fitri ini."Ya?""Lo cantik, tinggi semampai seperti model, terus kenapa Lo mau di jodohin? Gue rasa nih, ya modelan Lo gini nggak akan sulit cari suami."Kini Adam memperhatikan Fitri yang tertawa cekikikan di depannya. Tertawa saja Fitri terlihat anggun dan Adam yakin wanita seperti Fitri ini cocok untuk dijadikan Thropy wife."Karena lebih baik di jodohkan daripada mencari sendiri dan nggak sesuai kriteria.""Memang kriteria lo apa?""Fisik dan tampang nggak terlalu gue pedulikan yang