Beberapa hari kemudian.Kondisi kesehatan Kevan telah membaik. Dia sudah bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.Sekarang, Kevan berada di dalam mobil mewahnya. Dia memegang alih kemudi. Di sisinya, Ciara duduk dengan perasaan cemas. Sedangkan di kursi tengah, kedua orang tua Ciara duduk berdampingan. Di belakang mobil Kevan, ada sebuah mobil SUV yang mengikutinya. Mereka adalah Ziyad dan Angga. Setelah melalui berbagai proses, akhirnya Kevan mendapatkan kabar baik dari tim kuasa hukum perusahaan Darwin Group. Karena alasan itulah, Kevan membawa keluarga Darwin kembali ke kota Baubau.Ciara menatap pemandangan kota Baubau dengan kedua mata berkaca-kaca. Selama tinggal di kota Tango, dia begitu merindukan kota Baubau.Ciara bertanya sambil terus memperhatikan wajah kota kelahirannya. "Kak, jalanan ini kan menuju ke rumah aku. Sebenernya, kamu mau bawa kita ke mana sih?"Kevan hanya tersenyum tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan di depannya.Felicia menambahkan. "Iya, Van. Katanya
Kota Baubau yang cantik memiliki berjuta kenangan bagi seorang Kevan Hanindra. Diantaranya perubahan karakter Kevan, perubahan statusnya dari pria miskin menjadi pria paling kaya hingga bertemu dengan cinta sejatinya yaitu anak majikannya sendiri.Perjalanan hidup Kevan, awalnya hanyalah seorang laki-laki miskin yang lahir dan besar di kota kumuh negara Nexterra, yaitu kota Tango. Nasibnya beruntung, dia mampu menyelesaikan kuliah dengan mengandalkan beasiswa 50%. Namun siapa sangka, takdir mengungkap bahwa Kevan adalah seorang Cucu pertama keluarga berpengaruh di negara Nexterraーkeluarga Hanindra.Kevan tidak pernah membanggakan statusnya. Karena kedua orang tua Kevan selalu mengajarkan kerja keras dan disiplin. Sampai suatu ketika, ada hal yang bisa dia banggakan terhadap dirinya sendiri. Yaitu meraih sukses tanpa campur tangan siapapun.Keluarga Darwin belum selesai berbincang-bincang di ruang tamu. Kevan menjadi bosan karenanya.Dari teras, Kevan pindah menyendiri di samping mobil
"Mendiang Ayahku pernah ngomong gini, Van," kata Bima mencoba menyemangati Kevan. Bima menyadari bahwa Kevan sedang kehilangan gairah hidup padahal dia sudah mendapatkan Ciara kembali di sisinya."Ada pepatah terkenal bilang, saat kita berada di puncak piramida, pastinya banyak ujian yang dateng. Entah dari keluarga sendiri, pasangan, sahabat, temen satu circle ataupun pesaing."Kevan mengambil dua minuman kaleng dari box penyimpanan di mobilnya. Kemudian, memberikan salah satunya kepada Bima. Dia sendiri membuka miliknya. Lalu meneguknya."Jadi, kamu kudu banyakin sabar aja, Van! Kalo mau sukses kan emang gitu!"Kevan menyeka bibirnya yang basah. Dia melihat Bima menikmati minumannya.Bima menatap Kevan dan bicara lagi. "Apalagi, sekarang ini masa-masa emas kehidupan kamu, Van. Kamu harus bisa kendalikan hidup kamu sebelum kehidupan yang kendalikan kamu!"Kevan tercengang. Kevan baru tahu kalau Bima memiliki pemikiran panjang daripada yang dia kira."Aku salut sama kamu, Bim," ujar
"Ziyad, buka pintunya!"Ziyad melirik Kevan yang baru saja memerintahnya dari kaca depan mobil. Seketika itu juga, dia memberikan instruksi dengan anggukan. Kedua sisi pintu mobil terbuka pada saat bersamaan. Kevan melemparkan senyum kepada Ciara. Lalu, keduanya ke luar bersama. Rafiq beserta tiga staf pelayan wanita dan tiga staf pelayan pria telah berdiri di depan pintu utama dengan posisi yang sama. Yaitu tangan kanan di samping tubuh mereka dan tangan kiri berada di belakang. Kevan berjalan memutari belakang mobil guna menghampiri Ciara. Saat berada di sisi Ciara, Kevan sontak menggandeng tangan gadis itu.Kevan berseru dengan penuh perhatian, "Jalannya pelan-pelan aja!"Ciara membalas dengan anggukan. "Iya, Yang," sahutnya kemudian."Silakan, Tuan Kevan dan Nona Ciara!" Ziyad berjalan lebih dulu, lalu diikuti oleh Kevan dan Ciara.Kevan dan Ciara menaiki tangga bersama dengan senyum sangat tipis. Semua orang di sana terpikat dengan pesona sosok gadis yang digandeng Kevan. Mere
'Aku yakin, Cia nggak bakalan takut sama Paman Julian dan Bibi Livy. Tapi, kenapa sampai sekarang dia nggak ngomong apa-apa?'Demi menjaga wajah Ciara di depan semua orang, Kevan pasang badan untuknya. Kevan tahu, Ciara sedang memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan Julian dan Livy. Karena Kevan bisa membaca tatapan Ciara yang mengarah kepada dua orang itu.Setelah ribut-ribut dengan pikirannya, Kevan langsung bertindak. "Apa Paman Julian mau ngomong sesuatu?"Kevan tidak menatap Julian ketika berbicara. Dia justru menggenggam tangan kanan Ciara. Wajah Julian berubah pucat pasi. Kedua tangannya gemetar. Dia melirik Livy yang masih berwajah angkuh.Ciara memamerkan senyumnya yang menawan. Semua orang terpana, termasuk Berto dan Daniel Hanindra."Aku pikir, pacar kamu di sosmed pakai filter, Van," celetuk Berto. "Aku pernah liat waktu Nona Ciara live streaming. Ada beberapa akun yang minta dia nggak pakai filter. Tapi, Nona Ciara membalas dengan santai dan bilang kalo dia nggak pak
Julian dan Livy telah berdiri di sisi kiri Ciara. Semua orang di sana kesulitan bernapas. "Kak!" panggil Ciara sedikit berjinjit. Dia berbisik, "Mereka mau ngapain? Aku nggak mau deket-deket sama mereka." "Serahin ke aku, Yang!" Setelah mendapatkan jawaban dari Kevan, Ciara berdiri seperti posisi semula. Sikapnya jauh lebih tenang. Julian melirik Christian yang tampak tenang menikmati hidangan makan malam. Begitu juga dengan Cinta yang sama tenangnya. Mereka berdua seolah tidak memedulikan Julian dan bahkan keduanya tidak ingin terlibat. Melihat hal tersebut, Julian memutuskan untuk menyelesaikan masalah dengan mandiri. Jika biasanya Cinta akan ikut campur setiap masalah yang terjadi di dalam keluarga Hanindra, kini wanita elegan itu justru cuci tangan terhadap masalah yang menimpa Julian dan istrinya. Karena Julian tidak ingin bernasib sama seperti Ken dan Jessy, maka dia akan mengupayakan segala cara untuk memperbaiki kesalahan dia dan Livy. Julian membuka mulutnya.
Tidak ada yang menyangka Kevan akan membanggakan dirinya dengan berkata seperti itu. Bagi orang-orang yang belum tahu, mereka akan beranggapan Kevan terlalu sombong. Brak!Leon Hanindra menggebrak meja makan. Darahnya mendidih ketika mendengar ucapan Kevan yang terkesan berlebihan.Semua orang menatap Leon. Tidak ada seorang pun yang berusaha menghentikannya. Karena sejujurnya, mereka juga membenci Kevan yang selalu dilindungi Christian dan Cinta. Maka setiap ada kesempatan, seluruh anggota keluarga Hanindra akan bersatu untuk menyingkirkan Kevan.Leon berdiri. "Jangan sombong kamu, Kevan! Kamu itu cuma seonggok kotoran sapi yang dipungut Papa dan dibawa ke sini supaya sedikit berguna."Kevan memeluk Ciara karena gadis itu terkejut dengan sikap kasar Leon. Perbuatan Leon tersebut masuk ke dalam perhitungan Kevan.'Kalo sampai Cia kenapa-kenapa, aku pasti bales tindakan Paman Leon yang gebrak meja makan tadi!' ancam Kevan dalam hati.Kedua mata Leon tampak berapi-api. Dia kembali berk
Bukan! Kevan bukan tidak memiliki rencana untuk membalas semua perilaku anggota keluarga Hanindra. Dia hanya menunggu emosinya mereda. Karena dia tahu, menyelesaikan masalah dengan emosi tidak akan memberikan hasil yang baik. Ziyad melakukan pekerjaannya dengan mudah. Dia mendekati Kevan, lalu menunjukkan gambar pada tablet canggihnya. Kevan mengangguk. "Lakuin sekarang!" perintah Kevan dingin. Saat Ziyad sibuk mempersiapkan tablet, Kevan mulai melancarkan serangan balasan untuk seluruh anggota keluarga Hanindra. Dia berjalan menghampiri Ciara sambil berbicara. "Pernikahan di kalangan atas, nggak ada pasangan Suami Istri yang saling cinta secara tulus. Ya, bisa dibilang jarang banget." Kedua tangan Kevan memegangi kursi Ciara. Lalu, tangan kanannya mengelus lengan sang pacar. Kevan membungkuk. "Jangan takut! Aku di sini sama kamu," bisiknya lembut. Kemudian, Kevan berdiri tegak memperlihatkan wajah angkuhnya. Gengsinya sebagai laki-laki sejati tidak akan melunturkan