“Nara, kamu tidak usah masak, ya. Kita makan di luar,” ucap Kenzo mendekati Kinara yang sedang memotong sayur.“Maaf, Mas. Ini sudah terlanjur. Kalau Mas mau makan di luar, gak papa, kok. Cuma, aku mau makan di rumah saja, ya. Aku masih nggak enak perutnya. Mau makan makanan rumahan saja.” Jawab Kinara.Kenzo menghela napas panjang. Tidak pernah dia melihat istrinya yang seperti ini. Biasanya Kinara selalu bersemangat untuk diajak pergi bersama. Namun, sejak kemarin istrinya itu tampak mengabaikannya.“Nara, Ki….” Ucapan Kenzo terhenti saat ponsel Kinara berdering.Terdapat nama Mega di layar ponsel Kinara. Dengan ragu Kinara mengusap layar ponselnya itu.“Halo.” Kinara menjawab dengan datar.[Kinara, sejak kemarin Mama menghubungi kamu, tapi nomormu tidak pernah aktif.]Kinara mengernyit, namun detik berikutnya menjawab, “HP saya mati.”[Nara, kamu harus datang ke rumah sakit, karena Papa sedang sakit.] Terdengar suara Mega yang seperti sangat sedih. Tentu membuat Kinara panik.“Ruma
“Mas, aku harus menemui Papa,” cicit Kinara dengan memasang wajah memelas.Kenzo melepaskan cekalannya membiarkan Kinara mendahuluinya pergi.Setelah Kenzo turun dari mobilnya, dia menghampiri Kinara dan meraih tangannya untuk digandeng. Kinara yang berusaha untuk melepaskan diri langsung dicengkeram dengan kuat. “Saya tidak suka penolakan,” desisnya membuat Kinara berhenti memberontak.Kinara mendongak. Dia bisa melihat, jika suaminya itu seperti sedang marah. Terlihat rahangnya mengeras dengan wajahnya berubah datar.“Di mana kamarnya?” tanya Kenzo dingin.“Kamar bangsal nomer 12,” jawab Kinara.Kinara yang hendak masuk ke dalam lift, di tahan oleh kenzo. Suaminya itu justru menariknya ke reesepsionis. “Kita mau ke mana?”Kenzo tidak menjawab pertanyaan Kinara. Mereka terdiam saat sampai di meja resepsionis.“Sus, saya mau tanya, apa pasien bernama Baim Nugroho berada di bangsal 12?” tanya kenzo.Kinara hanya diam. Dia menghela napas panjang, karena merasa aneh dengan suaminya.“Eun
“Papa jelas setuju, dong. Soalnya kalian itu sudah menikah, Tanggung jawab Nara sudah berada di tangan kamu, Ken. Papa cuma minta, kamu bisa menyayangi putri Papa sepenuh hati kamu. Papa hanya bisa melihat binar cinta di mata Kinara hanya sama kamu sejak dulu. Papa merasa berdosa, karena sempat melarang kalian berhubungan. Waktu kamu menghilang, Kinara seperti kehilangan arah,” jelas Baim panjang lebar.Kenzo melirik Mega yang tampak ketakutan. Semua masalah berasal dari perempuan itu. Kenzo menatapnya tajam, seakan hendak menguliti wanita beranak satu itu.‘Kenapa dia natap aku begitu? apa dia masih begitu dendam terhadapku,’ batin Mega.‘Andai Papa tahu, kalau Kenzo bukanlah Keny, dan andai aku bisa bertemu dengan Keny.’ Kinara menatap nanar Baim, yang beranggapan, jika Kenzo adalah Keny.Tangan Kenzo kembali menggenggam Kinara, hingga sorot mata teduh beriris coklat itu saling bertemu. Begitu banyak kata dan kalimat yang tertahan dari mata Kenzo, Kinara mampu merasakannya.Entahla
“Nar, soal bulan madu, bagaimana?” tanya Kenzo dengan hati-hati.Kinara terkesiap mendengar pertanyaan Kenzo. Entah, pikirannya sedang campur aduk. “Eungh … itu … aku ….”Kenzo menepikan mobilnya, lalu menggenggam kedua tangan Kinara. “Saya tahu, kalau kamu masih belum mempercayai saya. Saya minta maaf karena selama ini menjadi pasangan yang manipulatif. Saya benar-benar sangat menyesal. Saya mengira, jika kamu hanya mencintai Keny dan harta yang menyilaukan kamu. Nyatanya, yang saya lihat, kamu tidak silau dengan harta saya.”Kinara menghela napas panjang, lalu mengebuskannya begitu saja. “Mas, bisa-bisanya kamu berpikir seperti itu mengenai aku.”“Mohon ampuni saya, Nara. Sungguh … saya hanya takut, jika pikiran saya itu benar, makanya sebelum saya terlanjur mencintai kamu, saya mengantisipasinya terlebih dahulu. Kamu boleh marah sama saya, pukul saya jika perlu. Tapi, saya mohon, bersikaplah seperti Kinara yang sebelumnya. Saya merindukan itu.”Kinara menatap manik mata Kenzo. Menc
“Pindah kamar?” Kinara masih tidak percaya. Entah, kali ini dia terlihat sangat gugup sekali.“Kinara, kita sudah sah, dan seharusnya, kita lakuin ini dari awal.”Kinara begitu grogi ditatap seperti itu oleh Kenzo, meski sekilas, akan tetapi mampu memporak-porandakan hatinya saat ini. Rasa panas kian menjalar ke seluruh tubuhnya, hingga sampai ke pipi yang kemudian terlihat bersemu merah.Andai lampu mobil sangat terang, Kenzoo mampu melihatnya..Sampai di mansion, setengah berlari Kenzo menghampiri pintu penumpang dan membukakan pintu untuk Kinara.“Makasih, Mas,” ucap Kinara dengan senyuman manisnya.Kenzo mengulurkan tangannya, yang kemudian diraih oleh Kinara. Keduanya tampak saling melempar senyuman, dengan saling bergandengan tangan, Kenzso masuk ke dalam gedung megahnya itu.“Buset … pemandangan langka ini. Beh … ademnya lihat rumah tangga seperti itu,” gumam Agus yang memperhatikan kedua majikannya yang terlihat mesra, tidak seperti biasanya yang hanya mendengar bentakan dar
“Kenapa, Kinara?”Jujur saja Kinara merasa tidak tega melihat mata Kenzo yang berkabut gairah bergantikan penuh dengan kecewa atas penolakannya. Kinara meraih wajah Kenzo dan menatap lekat manik hitam yang tangah memeluknya dengan posesif. “Maaf, aku sedang ada tamu bulanan.”Kenzo memejamkan matanya. Merasa lesu di tengah mode turn on-nya yang seketika lesu mendengar pernyataan Kinara, lalu membuka mata dengan tatapan memelas. “Sejak kapan?”“Eungh … baru saja,” cicit Kinara.Kenzo meraup wajahnya dan memalingkan pandangannya. ‘Alam sedang tidak merestui saya.’“Mas, kamu kecewa?” tanya Kinara hati-hati.Kenzo menggeleng. Tampak bibirnya sedikit melengkung ke atas, tetapi tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Nggak, Sayang.”“Maaf, Mas,” ucap Kinara merasa tidak enak hati kepada suaminya.Kenzo mengecup kening Kinara. “Tidak apa-apa. Saya akan menunggu. Sudah, sekarang kita tidur saja, ya.”Kenzo kembali memeluk Kinara. Dengan melingkarkan tangannya di perut Kinara. Meski perasaa
"Hah ... Hah ...." Kinara terus berlari tanpa henti. Sesekali, Kinara menoleh ke belakang--memastikan bahwa dirinya tidak berhasil terkejar. Meski kakinya sudah penuh luka, Kinara tidak peduli. Yang paling penting, Kinara harus pergi sejauh mungkin dari mereka semua. Dia tidak mau menikahi pria tua yang nyaris seusia papanya. "Jika bukan karena wanita itu," lirih Kinara dengan tangan mengepal. Ya, mama tirinyalah awal dari semua lukanya. Wanita paruh baya itu selalu mencari cara untuk menyiksanya. Tidak cukup dengan kekerasan yang dilakukan selama ini, Mega mengancam akan membunuh Keny--kekasih Kinara yang hanya pegawai biasa--hingga Kinara terpaksa memutuskan pria itu dengan kejam. Menikahi pria paruh baya mesum demi melunasi hutang keluarga mereka? Itu juga ide Mega! Bahkan, wanita itu membiarkan ketika Kinara nyaris dilecehkan. Namun, yang paling menyakitkan dari itu semua adalah keterdiaman dari Papa Kinara. Pria itu sudah dipengaruhi oleh segala ucapan Mega, hingga bahkan ta
Seketika Kenzo mematung dengan tubuh memunggungi Ana.Namun, itu tak lama. Pria itu kemudian pergi ke lantai dua–tempat di mana kamarnya dan kamar Kinara berada.Sempat Kenzo terhenti kala melintas di depan kamar Kinara. Pria berlesung pipit itu menatap pintu yang tertutup rapat dengan tidak biasa.Setelah menghela napas berat, Kenzo akhirnya pergi ke kamar yang tidak jauh dari kamar Kinara.Tring!Notifikasi pesan dari ponsel mengalihkan perhatian Kenzo dari layar monitor komputernya.Tampak pesan dari Dirga, asisten kepercayaannya[Saya sudah mencari tahu tentang perusahan Sebastian Company, Pak. Ternyata perusahan itu adalah perusahaan kecil yang berada di bawah kendali kita.][Bereskan!] balas Kenzo cepat.Senyum seringai terlihat kembali di wajah Kenzo yang dingin. “Abas Sebastian, ya? Kita lihat siapa yang lebih kuat?”Kenzo lalu membuka laci mejanya dan melihat foto yang menampilkan potret kinara.Pria bermata lebar itu menatap foto itu lama, sebelum berkata, “Aku akan menghanc