Laki-laki bertubuh atletis berkulit putih tinggi sekitar 187 cm. Dengan tatapan yang tajam berjalan dengan santai menyusuri sudut kota. Tatapan yang tak ramah membuat siapapun enggan mendekat padanya. Masa kecilnya ia habiskan di panti asuhan sedangkan masa remaja ia habiskan di jalanan. Kehidupan jalanan yang keras membuat hidupnya tak tentu arah. Berkelahi, Drugs, Miras, makanan sehari-hari baginya. Meski satu yang tak akan pernah ia lakukan sekalipun ia hidup di jalanan yaitu main perempuan dan seks bebas. Karena ia tak ingin membuat kesalahan seperti yang di lakukan kedua orang tuanya. Alasan mengapa ia sampai di tinggalkan di panti asuhan. Andra adalah anak seorang wanita korban pemerkosaan.Dan sang ibu terpaksa menaruh Andra di panti asuhan karena beliau masih trauma dan merasa belum siap untuk menjadi seorang ibu. Tapi yang jadi masalah adalah Tysa ibu Andra ini tidak pernah menjenguk Andra hingga Andra beranjak dewasa dan
"Kenapa tuanmu memilih mantan penbunuh sepertiku untuk menjadi pengawal putrinya?" tanya Andra kepada ajudan dari Angkasa ayah Diandra."Karena beliau mendengar semua keahlihan anda.""Dan beliau merasa andalah yang paling tepat melindungi nona Diandra," balas ajudan itu menyampaikan sesuai yang dikatakan tuannya."Untuk gaji anda tidak perlu cemas tuan kami akan membayar dengan harga yang pantas," sambung ajudan itu memcoba membujuk Andra dengan iming-iming imbalan."Apakah tuanmu Angkasa adalah sahabat ayah angkatku Hiro?""Karena aku pernah mendengar dulu ayahku pernah berbicara tentang seorang yang bernama Angkasa," ucap Andra coba memastikan apa Angkasa yang difikirkannya adalah orang yang sama dengan sahabat ayah angkatnya."Ya.. tuan kami adalah sahabat dekat Tuan Hiro.""Oleh sebab itu Tuan Angkasa sangat percaya dan yakin akan kemampuan anda," tukas Abrah
"Orang kepercayaanku menemukan identitas ibumu saat mereka mendesak pengurus panti tempatmu dulu dititipkan itu untuk bicara.""Dan terungkaplah bahwa kamu adalah anak yang terpaksa di titipkan di tempat itu karena ibumu mengalami trauma.""Trauma yang menggucang jiwanya kala itu.""Kehadiranmu memang tidak diinginkannya sejak awal.""Karena ia adalah korban pemerkosaan.""Karena rasa trauma dan kebelumsiapan ia menitipkanmu di panti asuhan.""Setelah itu kami terus memburu lokasi ibumu bermodal foto dan alamat lamanya.""Setelah berbulan-bulan mencari akhirnya penantian kami terbayar.""Orang suruhanku menemukan ibumu.""Aku dan Hiro berangkat ke lokasi.""Kami berbincang langsung dengan ibumu yang ketakutan melihat kedatangan kami.""Hingga kami berhasil meyakinkan beliau dan beliau akhirnya menceritakan semuanya.""Kami faham saat itu ia tak memiliki
"Siapa itu?" Tanya Angkasa sambil bangkit berdiri.Andra menatap tajam kearah pintu iapun mulai berlari keluar. Betapa terkejutnya ia melihat para penjaga rumah Angkasa yang tergeletak pingsan di beberapa sudut ruangan. Lalu Andra terus berjalan hingga ia berhadapan dengan laki-laki berbadan tegap dan tinggi yang menatap tajam sambil tersenyum kecut ke arahnya."Dimana tuanmu?""Suruh dia keluar!""Jangan sembunyi seperti tikus!!""Atau kamu kaki tangan terbarunya yang diminta melindunginya.""Bocah ingusan sepertimu apa yang bisa kamu lakukan?"Alexs memancing emosi Andra.Andra mencoba bersikap tenang. Ia mengangkat alis dan melempar senyum kearah Alexs.Dalam hati ia mulai berfikir mungkinkah sikap arogansinya ia warisi dari sikap sang ayah. Jika benar orang dihadapannya adalah ayah biologisnya sekaligus pembunuh ayah angka
"Aku kesini hanya ingin memberitahukan hal ini." "Silahkan lanjutkan istirahatmu," ucap Angkasa dan beliau meninggalkan Andra sendiri. Andra sudah tidak sabar menantikan esok hari. Ia merasa Angkasa sepertinya ingin membuktikan sesuatu padanya. Andra menutup kembali pintu kamarnya. Ia duduk di kursj kamarnya. Perasaannya campur aduk antara senang juga bingung. Apa yang akan ia katakan pertama kali jika ia bertemu sang ibu. Perasaan asing gugup berkecambuk dalam benak anak itu. Tapi Andra tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia harus mencari tahu jati dirinya dan ia juga berharap sang ibu akan berkata jujur padanya. Tentang semua alasan beliau meninggalkan Andra di Panti Asuhan tanpa menengoknya hingga Andra dewasa. Apapun kenyataannya Andra berusaha tegar, ia mulai menyiapkan hati akan hal terburuk yang mungkin akan ia ketahui besok. Malam berganti pagi. Hari y
Andra terdiam mendengar penjelasan sang ibu tentang ayahnya. Ia masih tak menyangka orang yang terakhir ia temui ternyata benar-benar ayah kandungnya. Semua seperti mimpi yang membuka semua tabir rahasia jati diri seorang Andra. Yang paling menyakitkan lawan sebenarnya yang harus ia habisi tak lain adalah sang ayah sendiri. Yang mungkin berpotensi sebagai pelaku ayah angkatnya."Kenapa kamu terdiam Nak?" Ibu Andra membuyarkan lamunan sang putra."Tidak aku hanya merasa ini seperti mimpi.""Bagaimana bisa Alexs itu ayah ku?"Tanya Andra."Apa kamu pernah bertemu dengan ayahmu?" Sang ibu balik bertanya pada sang putra."Dan kenapa seolah takdir mempermainkanku?" tanya Andra."Aku pernah bertemu dengannya.""Harusnya ibu menemuiku.""Benci atau tidaknya diriku.. seharusnya ibu tidak membiarkanku dalam kondisi membingungkan.""Ta
Agha berlari dan bersembunyi seperti perintah Andra. Andra hanya duduk dan menikmati ketakutan sang mangsa."Sembunyilah seperti seekor tikus.""Karena aku pasti akan menemukanmu," ucap Andra tersenyum sambil berkeliling memutari bongkahan bongkahan kotak kayu di dalam gudang tersebut.Keringat dingin membasahi tubuh Agha.Darah terus mengalir dari lehernya. Ia mencoba bersembunyi di balik tumpukan kotak kayu.Dan tiba-tiba sepasang mata mengarah padanya sambil tersenyum."Ini untukmu!!" Andra melukai pundak tangan Agha dengan pisau miliknya. Agha pun kembali lari dan bersembunyi.Tapi Andra membiarkan mangsanya kembali berlari dan menghindari dirinya.Ia sangat menikmati melukai mangsanya pelan-pelan."Rasanya sungguh menyenangkan!" Seru Andra sambil duduk santai menikmati hiburannya.Rasa takut dan e
Kini Andra menapaki babak baru dalam hidupnya. Andra mengemban tugas sebagai pengawal pribadi Angkasa Raditya sebelum sang putri kembali dari Dubai.Tapi lamunan Andra membangkitkan kembali ingatan masa lalunya saat ia masih menjadi pembunuh bayaran yang sadis dan kejam. Ingatan kala ia menghabisi Agha membuatnya merasakan kehidupan yang jauh berbeda dengan yang sekarang di gelutinya.Jika dulu ia seorang pembantai kini ia malah bertugas sebagai pelindung. Seratus delapan puluh derajat berbanding terbalik dengan hidupnya yang dulu. Dan saat ia merasa curiga seperti yang Angkasa utarakan bahwa Alexs adalah dalang tewasnya Hiro sang ayah angkat yang sangat berjasa dalam hidup Andra kembali menyalahkan api