Suara dersik angin diantara dedaunan menimbulkan suara semilir yang memabukkan. Bau tanah sehabis hujan semalam menimbulkan sensasi tersendiri.
Ghania Syaqilla menikmati suasana pagi yang dingin dengan berjalan kaki diatas trotoar setelah dirinya turun dihalte busway.
Gadis cantik dengan hijab warna coklat susu itu menunduk saat melihat tali sepatu yang dipakainya terlepas ikatannya.
Segera gadis itu berjongkok untuk memperbaiki tali sepatunya sebselum menjatuhkan dirinya.
Tiba-tiba.. Byuurrr !!
Sebuah mobil melewati genangan air begitu saja membuat air terpercik kemana - mana termasuk membasahi pakaian dan sebagian hijab yang dipakai Syaqilla.
Ghania Syaqilla segera berdiri dan menatap marah kearah mobil berwarna hitam yang melaju tenang itu
"Masya Allah ! Itu orang nyetir pakai mata apa tidak, sih! Main siram seenaknya. Awas kalau ketemu! Aku kempesin ban mobilmu! " ucap Ghania kesal sembari meraih tisu dari dalam tas kanvasnya dan membersihkan hoodie juga wajahnya dari air bercampur pasir.
Sementara pengendara mobil tanpa sadar telah membuat pakaian seorang gadis kotor melajukan mobil mewahnya dengan santai..
Pria dibelakang kemudi mobil jenis SUV merk ternama itu ternyata seorang pria muda dan tampan dengan setelan jas mahal ditubuhnya.
Kemal Aldino Fawaz, nama pemuda itu. Seorang eksekutif muda incaran banyak wanita, karena selain tampan Kemal juga memiliki tubuh bagus juga kaya dengan aset bergerak dan tidak bergerak yang membuat wanita berlomba ingin berada disampingnya.
"Rapat dimulai setengah jam lagi! Anda dimana boss ?" suara asistennya terdengar dari panggilan telphone yang terintegrasi dengan tape di mobilnya.
"Rapat tidak akan dimulai tanpa saya! " jawab Kemal lalu mematikan panggilan telphone itu.
Seorang pimpinan dari sebuah perusahaan keamanan dan telekomunikasi yang terkenal angkuh juga sedikit brengsek saat bersikap didepan wanita yang mengejarnya.
Sementara diusianya yang menginjak 32 tahun, pria lulusan S2 fakultas bisnis Universitas Munich, Jerman itu masih betah menjomblo dan nyaman dengan status singlenya itu.
Kemal memarkir mobilnya tepat didepan lobby gedung berlantai sepuluh itu.
Baru saja menjejakkan kaki terbalut sepatu dengan brand ternama, terdengar suara pria memanggil namanya.
"Kemal! Kemal! Ya, Tuhan! Ini orang budeg apa tuli, sih!" omel pria yang memanggil namanya. Kemal hanya melirik lalu melanjutkan langkahnya memasuki lobby gedung.
Membalas sapaan orang-orang yang berpapasan dengannya hanya dengan anggukan tipis.
"Ternyata selain tuli , kau juga tidak memiliki wajah manis untuk dipamerkan! Wajah seperti triplek yang sangat tidak menarik! " ucap pria yang tadi memanggilnya yang kini sudah menjajari langkahnya.
"Saya tidak sedang ikut ajang pameran wajah! Jadi buat apa saya tersenyum! Membuang energi saja. " jawab Kemal angkuh seperti biasa.
Langkah pria itu masuk kedalam lift dan temannya mengikuti dibelakang. Menekan angka sepuluh dimana ruang kerjanya berada, Kemal dengan santai menyandarkan tubuhnya di dinding lift khusus direksi itu.
"Aku tadi diberitahu sekretaris papamu, kalau Krisna Bella akan tiba di Jakarta siang nanti. "
"Lalu apa hubungannya denganku? "
Pria teman Kemal itu menoleh, dan menatap wajah temannya dengan kesal.
"Bukannya dia calon tunanganmu! Semestinya kau jemput dia! "
"Saya bukan sopir online! Dan saya tidak memiliki tunangan. Dia hanya salah satu calon pengisi hareem milik ayahku. "
"Tuan Fawaz sudah berumur! Apa pantas menikahi wanita seusia anaknya."
"Pantas saja! Kalau uang yang bicara! Segera suruh Arkan menyiapkan materi rapat dan taruh dimeja saya sebelum rapat dimulai. " ucap Kemal sembari melangkah keluar dari lift.
Sementara Marko si manager perencanaan hanya bisa mendumel atas sikap teman baiknya ini.
"Umur loe sudah mendekati tua! Kapan loe punya hubungan dekat dengan seorang wanita! "
"Jangan mengaturku soal jodoh! Dia akan datang sendiri kalau waktunya sudah datang! " Kemal tanpa menoleh masuk keruang kerjanya dan menutup pintu sementara Marko masih berdiri tepat dibelakangnya.
Alhasil pria berwajah bule itu pun meringis mengelus keningnya yang terbentur pintu
"Boss gila! Aku doakan ada seorang wanita yang bisa mematahkan keangkuhanmu. Dan aku ingin lihat bagaimana kau dikalahkan. "
*********
"Jangan berkata benci bila nantinya jadi merindu. Karena Cinta itu datangnya tiba-tiba dan penuh dengan misteri. "_______________________________________ Ghania Syaqilla tampak berdiri disebelah mobil maybach berwarna hitam . Tampak sekali gadis itu sedang mengingat-ingat sesuatu. "Ahhh.. Iya. Ini mobil yang nyiprati air tempo hari. Aku harus tau siapa pemiliknya, biar bisa balas dendam. " ucap Ghania dalam hati. Gadis itu memutuskan untuk menunggu pemilik mobil mewah yang masih jarang ada di Indonesia. Maybach-Motorenbau GmbHadalahperusahaan mobil mewah yang berasal dariJerman. Didirikan pada tahun 1909 oleh Wilhelm Maybach bersama anak laki-lakinya, Karl Maybach, sebagai Direktur. Pada awalnya perusahaan ini adalah anak perusahaan dari Luftschiffbau Zeppelin GmbH yang juga dikenal sebagai "Luftfahrzeug-Motorenbau GmbH" (yang artinya adalahGedung
"Bila ada yang bilang, cinta itu misteri tak akan ada yang menyangkalnya. "_______________________________________Kemal memperhatikan dengan teliti berkas yang diberikan oleh asistennya.Berkas pribadi seorang gadis bernama Ghania Syaqilla Rasyid, berusia 24 tahun, lulusan fakultas Psikologi Anak, Universitas Riyadh, Uni Emirate Arab melalui jalur Beasiswa. Ayahnya Abdulloh Ar Rasyid seorang terkemuka di kampung tempat tinggal dan sekitarnya namun sudah meninggal dunia setahun yang lalu. Abdulloh Ar Rasyid memiliki kelompok pengajian yang cukup dikenal banyak orang."Namanya Ghania Syaqilla. Cantik tapi sangat galak. Ternyata dia pemilik kafe Marfosa , lalu kenapa dia malah ngepel lantai? " Kemal menaikkan satu alis matanya mengingat kejadian malam itu.Sebenarnya kalau dipikirkan sangatlah lucu. Dirinya yang dikenal angkuh bisa begitu mudahnya menuruti permintaan seorang gadis
"Kadang sepi jadi sahabat yang paling mengerti. Bahwa sunyi merupakan bagian dari hal yang paling memahami. "_______________________________________ Awan kelabu masih menggantung di ujung langit, saat Ghania melangkah memasuki peron stasiun kereta api di Bekasi. Ikut berdiri didalam antrian penumpang KRL yang rata-rata adalah orang-orang yang mengantungkan hidupnya di perusahaan, mall atau warung makan di ibukota negara, kota Jakarta. Saat peluit petugas stasiun berbunyi. Ghania dengan cepat berjalan menuju peron. Melewati kerumunan wanita dengan seragam yang sama asik mengobrol tentang berita salah satu artis terkenal yang ditinggal oleh tunanganya yang menikahi artis lainnya. Melewati beberapa pria dengan kemeja rapi dan dasi menghiasi lehernya, tampak gagah dan tampan. Terbaca di idcard yang tergantung di leher, kalau mereka adalah karyawan bagian pemasaran disebuah perusahaan retail.
"Jalan takdir seseorang tak ada yang bisa mengetahuinya kecuali si pembuat takdir itu sendiri."_______________________________________Hari sabtu selepas sholat Dhuha. Ghania bersiap untuk menghadiri acara akad nikah Nissa yang dilaksanakan disalah satu hotel di jalan Hayam Wuruk.Mengenakan gamis warna hijau botol berpotongan A dengan bahan yang lembut dan jatuh dipadu dengan pasmina model plisket warna abu-abu rokok membuat tampilan Ghania terlihat lebih anggun dan semakin cantik.Dan Arlena berjanji akan menjemputnya untuk bisa pergi bersama keacara pernikahan tersebut. Tepat pukul sepuluh pagi, mobil Agya berwarna merah parkir didepan rumah Ghania yang sederhana dengan halaman yang ditanami pohon buah seperti mangga manalagi, jambu air dan mlinjo."Mak, Qilla pergi dulu ya." Pamit Ghania pada wanita paruh baya yang mengantarnya hingga teras. Ibu Maesarah mengangguk dan mencium kening putrinya
"Aku kadang berpikir untuk pergi tapi kaki ini tak bisa diajak untuk berlari. Akhirnya aku hanya bisa diam di sini, menunggu hal yang tak pasti akan terjadi."_______________________________________ Kemal menghentikan mobilnya di parkiran sebuah restoran yang terletak di kawasan Ancol. Sebuah restoran yang terkenal dengan hidangan laut dan menu western juga Chinese-nya. "Kok, ke sini?" Ghania menoleh kearah Kemal yang sudah melepas safety belt-nya. "Aku lapar. Kalau kau tak lapar, maka temanin aku makan." "Kenapa aku harus menemanimu makan. Memangnya kau tak bisa makan sendirian?" "Aku hanya tidak mau, meninggalkanmu di mobil sementara perutmu berbunyi menyuarakan musik lapar. Bisa-bisa kamu pingsan lagi," balas Kemal sembari membuka pintu dan turun dari mobil,"Ayo, turun. Aku hanya mengajakmu makan. Bukan mengajakmu untuk ngamar." "Dasar mesum," decih Ghania yang disambut tawa oleh Kemal. Senyum dan tawa pria ini sangat seks
"Seberapa kuatnya kamu, pasti ada saatnya kamu akan melemah karena hatimu sedang tidak baik-baik saja. "_______________________________________ Ketika sang surya bangun dari ranjangnya kembalilah si cantik arunika yang cahayanya menyeruak dibalik segarnya dedaunan pagi. Ghania merentangkan kedua tangannya menikmati segarnya udara pagi di kampungnya yang masih terbilang asri dengan pepohonan rindang yang masih banyak berdiri tegak di pinggir jalan. "Mak, kemungkinan qilla bisa nginap di kafe malam ini. Karena pasien Qilla banyak sekali hari ini . Juga Qilla harus menyelesaikan laporan keuangan dikafe karena ini mendekati akhir bulan. " Qilla berkata sembari mengikat tali sepatu sneakers putihnya. Emak Maesarah mengangguk sembari menyuapkan sesendok nasi uduk ke mulut Ghania juga Khanza. Ini satu kebiasaan yang selalu dilakukan emak sejak Ghania masih kanak-kanak. Menyuapi putrinya sambil bermain, belajar atau han
"Kupinjam bahumu sesaat, untuk merebahkan kepalaku agar reda suara tangis di hatiku. "_______________________________________ Sedang asik berjalan sembari mengenang kembali kejadian konyol dimasa kecilnya terkait mitos pohon beringin, Ghania merasa ada yang mengikutinya. Tiba-tiba ada yang mencekal tangannya membuat Ghania terkejut. Gadis itu segera menoleh kebelakang dan seketika jeritannya pun keluar. "Waaaaa... Emak! " Tampak seorang pria berwajah kotor karena debu memengangi tangannya sembari tertawa. Seketika rasa takut memguasai diri Ghania. Gadis itu berusaha melepaskan cekalan tangan pria tak dikenal itu. "Mau kemana lagi, neng. Ayo, kita pulang,"ucap pria itu tetap memegang tangan Ghania. "Saya bisa pulang sendiri. Tolong, lepasin tangan saya." Ghania berkata dengan wajah yang pucat.
"Orang lebih banyak percaya apa yang dilihat dari pada apa yang di dengarnya. Namun hanya mendengar pun tak, baik tanpa melihat buktinya secara langsung. "_______________________________________Udara hangat dan cahaya yang cukup terang membuat Ghania mengerjapkan kedua matanya.Gadis itu menggeliat dan tersipu sendiri saat menyadari kalau semalaman dia sudah membuat pangkuan Kemal menjadi bantal.Dan terasa hangat karena jaket milik pria itu yang menyelimutinya.Ghania lalu bangun dari tidurnya, namun saat menegakkan tubuhnya. Jantung gadis itu serasa akan lepas dari tempatnya.Kedua matanya membola dengan wajah bingungnya. Segera dibangunkannya Kemal yang masih tertidur dalam posisi duduknya."Mal, Kemal! Bangun. Kita jadi tontonan orang. "ucap Ghania lirih sembari menarik-narik kaus yang dipakai pria ituGerakan