Di sebuah jalan pinggiran kota Tokyo terdapat berjejer-jejer pedagang kaki lima. Mereka menjual makanan khas kota itu. Dari mereka ada yang menarik perhatian, seorang gadis manis mengenakan kalung berbandul setengah hati tengah berteriak menyebutkan nama makanan yang dia jual.
“Bakpao.. bakpao... murah saja hanya 15 yen, siapa mau?” Pemilik nama lengkap Yukie Matsuda itu tengah menjual bakpao buatannya.Setiap hari setelah selesai sekolah Yukie selalu menghabiskan waktu untuk berjualan, karena lahir dari keluarga miskin dan kini telah menjadi anak yatim piatu mengharuskannya untuk bekerja keras agar bisa bertahan hidup.Terlebih lagi dia kini tinggal bersama Paman dan Bibinya sehingga mau tak mau Yukie bekerja banting tulang juga untuk membantu biaya hidup mereka.Bibinya pemalas sehingga setiap hari dia selalu meminta Yukie untuk menjual bakpao. Dia harus mau walaupun terpaksa akarena jika menolak Bibinya akan mengusir Yukie dari rumah.
Hanya itu yang bisa Yukie lakukan untuk bertahan hidup yang terpenting ada tempat untuk dirinya berteduh di kala hujan dan panas teriknya matahari.
“Ayo bakpaonya Kak, Bu silakan” di bawah terik sinar matahari Yukie memakai topi seperti caping untuk menjaganya agar tak kepanasan. Di sisi lain terlihat seorang pemuda tengah membawa tas ransel seperti baru saja melakukan perjalanan jauh. Dia terlihat linglung seperti buta arah.“Bodoh sekali kenapa aku bisa sampai lupa meminta kartu ATM kepada ayah. Mana uangku hanya cukup untuk membeli minuman tadi. Astaga aku kembali ke Jepang kenapa malah menjadi gelandangan seperti ini!" gumamnya. Pemilik nama lengkap Daiki Nakagawa ternyata baru saja kembali dari Amerika. Semenjak dia berumur 6 tahun Daiki hanya tinggal bersama Ayahnya di sana.Kini ketika dia sudah dewasa sang Ayah meminta Daiki untuk kembali ke negaranya. Hari itu mungkin menjadi hari sial baginya karena ternyata sang Ayah lupa memberinya uang serta ATM sehingga Daiki tak bisa membeli makanan karena perutnya yang sudah keroncongan. Hanya ada sisa beberapa lembar uangnya di dalam dompet namun ternyata itu hanya cukup untuk membeli minuman."Perutku lapar sekali! Ya Tuhan! aku ingin segera sampai di rumah bertemu Ibu dan Daisuke tapi kalau perutku kelaparan seperti ini bagaimana aku bisa bertahan jalan sampai ke rumah? Mana jarai ke rumah masih sangat jauh" sembari berjalan Daiki terus bergumam kesal.Tak hayal dia pun terkadang menendang apapun yang ada di depannya. "Bakpaonya silakan bapaonya hanya 15 Yen silakan silakan ada rasa coklat, stroberi, daging, dan juga abon." Mendengar suara teriakan pedagang yang menjual bakpao di tepi jalan di mana Daiki berada membuat perutnya semakin keroncongan membayangkan bakpao hangat dengan isi berbagai macam pilihannya itu masuk ke dalam perut membuat mulut Daiki dipenuhi oleh air liur yang mulai banjir.Cacing di dalam perutnya semakin membabi buta air liurnya semakin deras. Entah apa yang melintas di otaknya namun tiba-tiba senyum nakal itu menghiasi bibirnya. Daiki perlahan mendekati penjual bakpao itu.
Dengan gayanya yang sok dia memesan beberapa macam bakpao dan langsung dimakan di tempat. "Silakan Tuan" sapa Yukie setelah melihat Daiki berdiri di sana. "Beri aku 1 bakpao isi daging, 2 rasa cokelat dan 1 rasa strawberry" ucapnya sembari menunjuk ke arah bakpao yang masih terlihat panas berasap di atas kompor. Dengan senang hati Yukie mengambil bakpao sesuai dengan pesanannya.."Silakan, Tuan" Yukie meletakkan bakpao pesanan Daiki di atas mangkuk lalu memberikannya kepada lelaki itu. Dengan raut wajah yang tak sabar Daiki langsung melahap bakpaonya. Yukie sangat gembira ketika ada pembeli yang sangat menyukai bakpao jualannya. Karena makan dengan terburu-buru Daiki sampai kesusahan saat menelan bakpaonya. Dia memukul bagian dadanya agar makanan yang tersangkut di tenggorokan segera masuk ke dalam perut. Melihat Daiki kesulitan menelan makanannya maka Yukie berinisiatif memberinya segelas minuman teh dingin."Silakan Tuan, teh ini gratis kau bisa memintanya lagi kalau tehnya sudah habis" Gadis itu terlihat sangat ceria penuh senyum di wajahnya ketika sedang berjualan bakpao dan melayani pelanggan di tepi jalan.Namun nyatanya senyum itu tak pernah terlihat di bibirnya ketika dia sampai di rumah. Dengan senang hati Daiki menerima teh gratis itu dan langsung meneguknya hingga habis tanpa sisa. Lagi lagi setelah bakpao di tangannya habis Daiki langsung melahap sisa bakpao lainnya. Tak lama setelah menghabiskan beberapa bakpaonya Daiki mulai terlihat bingung, kini hanya tinggal 1 buah di mangkok. Setelah sadar bahwa dia tak bisa membayar bakpao itu Daiki mulai terlihat gelisah. Dia membuang pandangannya ke sekitar untuk memastikan waktu yang tepat karena dia berencana untuk kabur."Jadi, berapa semua total bakpao yang sudah aku makan?" dia masih bersikap seolah memiliki uang untuk membayar bakpaonya, tangannya sibuk meraih sisa 1 bakpao yang terdapat di mangkok seakan-akan dia tak ingin melewatkan bakpao yang sangat lezat itu. "Satu bakpaonya 15 Yen, jadi semua total bakpao 60 Yen" senyum manis itu masih bertahan di bibirnya, Yukie sengaja menunggu uang dari Daiki namun secara tiba-tiba pemuda itu justru kabur tanpa membayar tagihannya. "Aku akan kembali lagi besok untuk membayar 60 Yen, Anggap saja ini hutang" tanpa rasa bersalah Daiki berucap sambil berlari. Yukie yang terkejut membulatkan mata kemudian dia bergegas mengejar Daiki."Hei! Bayar dulu 60 yen mu kau tidak bisa hutang! Kau harus membayarnya sekarang Jangan kabur!" Yukie menghentikan langkah kakinya karena kelelahan. Percuma saja dia mengajar karena Daiki berlari dengan sangat kencang. "Tenang saja aku anggap ini hutang besok aku pasti akan kembali untuk membayarnya!" Sahut Daiki dari kejauhan sambil berlalu. Nafasnya terengah-engah dadanya sampai terasa panas akhirnya Yukie kembali ke tempat semula. "Awas aja kalau sampai aku bertemu denganmu lagi! Aku tidak akan membiarkanmu lolos!" Yukie mengusap keningnya yang basah karena keringat.Dia jelas sangat marah karena uang hasil dagangan bakpao hari ini pastinya akan ditagih oleh bibinya yang sangat kejam. Entah bagaimana nanti jika bibinya tahu ada seorang pemuda dengan sengaja menghabiskan bakpao tanpa membayarnya."Astaga! Bagaimana nanti aku harus menghadapi Bibiku?" Gumamnya. ********** Di tempat lain di waktu yang sama, seseorang mirip dengan Daiki sedang melangkah keluar dari sebuah minimarket. Hampir 99% tak ada yang berbeda dari wajahnya alis, keningnya, matanya, hidung dan juga bibir serta postur tubuhnya yang tinggi dan tegap nyaris mirip namun yang membedakan hanya belahan rambutnya bahkan panjang rambut mereka pun sama. Dia adalah Daisuke nakagawa, Kakak dari Daiki Nakagawa.Daiki dan Daisuke mereka Kakak adik kembar identik.Jika dilihat secara bersamaan antara Daiki dan lelaki yang bernama Daisuke itu maka tak ada yang bisa membedakan diantara mereka berdua jika orang awam yang melihatnya. Namun untuk yang teliti bisa membedakan di antara keduanya hanya perlu dengan melihat belahan rambutnya.Ditangannya terdapat bingkisan berisi coklat dan es krim pesanan dari adik perempuannya. setelah keluar dari minimarket dia masuk ke dalam mobil setelahnya mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah.Layaknya saudara kembar pada umumnya entah kenapa Daisuke ingin sekali melewati jalan yang tak pernah dia lewati selama ini. Namun tiba-tiba siang itu dia ingin sekali melewati jalan yang ternyata tadi Daiki juga tempat melewatinya.Seperti seakan batinnya menggerakkan insting Daisuke dari alam bawah sadarnya.Seperti ada sesuatu yang menarik di jalan itu hingga akhirnya Daisuke memut
Daiki berjalan menuyusi trotoar menuju kembali ke rumah. Banyak sekali yang telah berubah dari kota itu selama dia tinggal di Amerika.Kini dia telah menginjak kelas 2 SMA. Pindahnya dia ke Jepang berarti Daiki akan sekolah di tempat yang sama dengan Kakaknya, Daisuke. Kebetulan sang Ibu yang bernama Izumei Nakagawa adalah pemilik yayasan yang menaungi sekolah terbesar di mana Daisuke belajar.Sehingga dengan mudah Daiki bisa masuk ke sekolah elite dengan semua murid memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Meskipun Daiki tak terlalu pandai dia yakin kalau Ibunya bisa membuat dirinya sekolah di sana.Tingkahnya yang usil, tengil namun dingin dan suka berulah semaunya, pasti akan selalu membuat Kakaknya kerepotan.Daiki melangkah sembari membuang pandangannya ke sekitar melihat bahwa kota itu sudah sangat berubah dan berbeda membuatnya sedikit bingung dan seperti kehilangan arah.Tempat yang sangat familiar baginya adalah tempat tadi di
Sesampainya di rumah, Daisuke langsung memakirkan mobilnya di depan halaman rumah karena sangking tak sabarnya Daisuke melompat tanpa membuka pintu mobilnya terlebih dulu.Beruntung karena kap mobil milik Daisuke terbuka lebar sehingga Daiki langsung berlari masuk kedalam rumah. Bahkan dia sengaja bersekongkol dengan sang Kakak untuk mengerjai Ibunya.Dia berpura-pura menjadi Daisuke untuk mengelabui seisi rumah. Nampak Daiki melangkah masuk, suasana rumah sama sekali tak pernah berubah dari dulu sampai sekarang rumah itu masih terasa hangat.Daiki sangat merindukan ibunya, rumah bahkan Satoshi laki-laki yang selalu menjaga ibunya sampai detik ini. Daiki termasuk orang yang sangat cuek bahkan ketika dalam keadaan sesedih apapun dia termasuk laki-laki yang pantang menitikkan air mata.Namun tidak untuk hari itu matanya seketika memerah dan berkaca hampir saja air mengalir dari ujung matanya namun saat melihat Satoshi keluar dari
Sepulangnya mereka dari taman hiburan, keesokan harinya Takashi berangkat pergi ke Amerika. Dia memiliki banyak pekerjaan di sana sehingga mengharuskannya untuk singgah di Merika sekitar 3 bulan. Sementara Izumie mengurus yayasan yang menaungi sekolah elite di kota Tokyo.Kesehariannya setelah mengurus si kembar Izumie berangkat ke kantor menyelesaikan pekerjaannya. Diusianya yang masih terbilang muda Izumie sudah mendapatkan semuanya. Karir yang di dukung suami, anak, keluarga dan semuanya.Tak sedikit orang iri kepada dirinya parasnya yang cantik dan body tubuh yang selalu dijaga membuat mata para lelaki menatapnya dengan nakal, hingga suatu malam ketika semua telah terjaga kejadian mencekam itu tejadi kepadanya.Semua tahu bahwa Takashi sedang berada di luar negri sementara Satoshi ijin kembali ke rumah untuk berjumpa dengan sang Istri. Sehingga tak ada yang berjaga di rumah keluarga Nakagawa.Merasa selama ini aman-aman saj
Hari pertama masuk sekolah bagi Daiki di Jepang, dia benar-benar tak mengikuti aturan sekolah yang mengaharuskan memakai seragam rapih.Daiki bahkan tak memakai blazernya yang termasuk dalam 1 stel seragam sekolahnya, dia hanya memakai kaos yang kemudian di doble dengan kemeja putihnya.Tak hanya itu Daiki pun sengaja tak mengancingkan semua kancing kemejanya.Daisuke menghentikan mobilnya di halaman sekolah. Di sana berjejer mobil mewah milik para siswa. Mereka tak hanya kaya namun juga pabadi.“Hari pertama sekolah kau sudah seperti ini?” ucap Daisuke yang merasa keberatan dengan penampilan Adiknya. Sementara dia sendiri sangat rapih dengan kemeja putih dasi dan blazernya.Daisuke paham kalau dia harus memberikan contoh kepada semua murid karena posisinya sebagai ketua umum perkumpulan siswa senior di sekolahannya.Bahkan di sekolah itu Daisuke di gadang-gadang menjadi siswa terfavorite selama 2 ta
“Daiki? Daiki?” suara Sensei seketika mengejutkan Daiki yang tengah melamun menatap Yukie.Gadis itu menoleh ke samping bersamaan dengan Daiki yang menoleh ke depan ketika Sensei memanggilnya.Sensei menghela nafas panjang karena sadar Daiki tak memperhatikannya.“Ini masih terlalu pagi untukmu melamun Daiki. Sekarang kau maju dan kerjkan soal di papan tulis!” perintahnya dengan senyum manis, walaupun sebenarnya nampak kesal karena sikap Daiki.“Apa? Kau menyuruhku maju ke depan untuk mengerjakan soal itu?” kedua alisnya terangkat, semua murid mulai berbisik melihat siakp Daiki yang tak sopan kepada Sensei.“Aku tidak bisa!”Yukie mendesis kesal melihat sikap Daiki.“Iisshhh... Sensei, boleh aku mengerjakannya?” Yukie mengangkat tangannya meminta izin kepada Sensei untuk maju ke depan.“Yuki?? Kau mau mengerjakannya? Bo
Tok tok tok!Daiki membuka pintu lalu tanpa menunggu sahutan dari dalam dia langsung masuk dan duduk di sofa.Izumie yang melihat tingkah Putranya mencoba untuk memahami, bahwasannya selama ini Daiki tinggal memang bersama Ayahnya. Sehingga jika sikapnya slengekan dan jauh berbeda dengan Daisuke, dia mencoba untuk mengerti.Perempuan paruh baya itu beranjak berdiri melangkah mendekati Daiki dan berdiri di samping sofa mengusap dengan lembut ujung kepala Putranya.“Daiki” sapanya dengan lembut.Daiki tahu kemana arah pembicaraan Ibunya, maka dari itu dia langsung menyahut pembicaraan.“Kalau Ibu memintaku untuk bersikap manis di sekolah, aku tidak bisa!”Ucapannya langsung mematahkan usaha Izumie untuk melembutkan hatinya.“Daiki, Ibu tahu ini pasti sulit bagimu. Tapi melihat kau sangat kurang di beberapa mata pelajaran setidaknya kau bisa bersikap b
“Jadi, mereka kembar? Astagaa kenapa aku bodoh ya. Bagaimana mungkin satu orang memiliki dua kepribadian yang berbeda! Tapi ada juga yang seperti itu. Lalu bagaimana kalau aku bertemu dengan Senior nanti” Yukie merasa malu karena sikapnya yang selalu marah-marah kepada Daisuke karena ketidak tahuannya.Setelah selesai memberskan buku yang berserakan di lantai Yukie bergegas masuk ke kelas karena jam pelajaran akan di mulai.“Perhatain semuanya, untuk tugas biologi kalian harus berkelompok. Satu grub terdiri dari 3 siswa dan tunjuk salah satu sebagai pemimpinnya. Ingat aku tidak ingin kalian mengambil laporan hasil kerja dari artikel internet aku ingin kalian bekerja keras membuat laporan sesuai data riset yang kalian kerkajan di lapangan” Sensei memberi tugas untuk semua murid di akhir minggu ini dan harus di kumpulkan hai senin.Yukie tak tahu harus berkelompok dengan siapa, dia mulai kebingungan karena semu