Share

BAB 4 Pemisahan Keluarga

"Kepala Desa Wu, aku ingin memisahkan keluarga dari keluarga Li," kata Li Jianli berterus terang.

Semua orang tercengang ketika mendengarnya. Memisahkan keluarga? Apa yang bisa dilakukan seorang gadis berusia 15 tahun apabila dia memisahkan diri dari keluarganya? Bagaimana dia bisa mencari suami di masa depan?

"Li'er … ini … bukankah ini akan sulit?" kata Wu Dashan ragu-ragu. Dia memang tidak tega dengan kehidupan Li Jianli di keluarga Li. Tapi, bagaimana bisa seorang gadis berkeliaran tanpa rumah?

"Tidak. Aku sudah bertekad. Aku ingin membuat surat pemisahan keluarga," kata Li Jianli tegas.

"Tidak, tidak, tidak! Tidak bisa!" Chu Ning kembali tersadar dan segera menolak ide Li Jianli. Bagaimana mereka bisa melepaskan Li Jianli? Kalau mereka melepaskannya, siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah? Siapa yang akan mengerjakan ladang?

"Kenapa tidak? Apakah kamu takut kehilangan orang yang melakukan semua pekerjaan untukmu?" sindir Li Jianli.

Chu Ning langsung terdiam. Kenapa Li Jianli harus membuatnya terlihat jelas di hadapan semua orang? Apa dia ingin merusak wajahnya?

"Aku takut, aku hanya akan merepotkanmu bila terus berada di keluarga Li," kata Li Jianli. Dia lalu kembali menoleh ke arah tabib desa, "Paman Gu, bagaimana kondisi tubuhku?"

"Sangat disayangkan, sangat lemah," jawab Tabib Gu seraya menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak!" Chu Ning meraung ketika mendengarnya. Meskipun Li Jianli lemah, dia tetap bisa melakukan pekerjaan di keluarga Li.

"Nenek, aku sangat tidak bertenaga. Tubuhku sangat lemah. Jangankan menggarap ladang, aku bahkan merasa sangat kesusahan untuk melangkahkan kaki," desah Li Jianli. "Paman Gu, apakah ada cara untukku agar bisa sehat?"

"Tentu saja," jawab Tabib Gu cepat. "Kamu harus meminum obat dan tonik untuk memulihkan tubuhmu," jawab Tabib Gu.

"Apakah mahal?" tanya Li Jianli lagi.

"Untuk ramuan obat dan tonik, paling murah, kamu memerlukan 2 tael perak perbulan. Kamu mungkin akan kembali sehat setelah 3 bulan. Selain itu kamu harus lebih banyak makan daging untuk menutrisi tubuhmu," jawab Tabib Gu.

Sudut bibir Li Jianli terangkat, namun hanya sekilas. Dia kembali memasang raut wajah sedih saat menatap Chu Ning yang tercengang, "Nenek, akankah kamu memberikannya untukku?"

Semua orang merasa semakin iba kepada Li Jianli. Apa yang bisa dia harapkan dari neneknya yang kikir itu? Dia jelas akan membiarkannya mati seperti ayahnya.

Chu Ning tercengang saat mendengarnya. Dia? Membelikan obat dan daging untuk Li Jianli? Mimpi!

"Apa yang kamu katakan? Kita tidak punya uang sebanyak itu. Kita bahkan hanya bisa menikmati sedikit daging saat Tahun Baru!" kata Chu Ning cepat.

Li Jianli tidak terkejut ketika mendengarnya. Ketika Chu Ning mengatakan sedikit daging, itu benar-benar hanya sedikit. Hanya beberapa iris tipis daging di dalam masakan dan dia hampir menghabiskan untuk dirinya sendiri.

"Kalau begitu, lebih baik Nenek memberiku akta pemisahan keluarga, agar aku bisa pergi ke gunung dan mati dengan tenang di sana. Saat itu tiba, kamu tidak perlu bertanggungjawab dengan tubuhku," kata Li Jianli pelan. Wajahnya sangat kuyu dan terlihat menyedihkan. Dia akan berusaha terlihat sangat lemah di depan semua orang. Banyak penduduk desa yang langsung melemparkan pandangan jijik ke arah keluarga Li.

Chu Ning menyadari arti pandangan para penduduk desa kepadanya, namun dia hanya bisa menggertakkan giginya dan menelan kebenciannya. Tetapi dia tetap menolak untuk melepaskan Li Jianli. Biarlah dia bekerja sampai mati di keluarga Li, atau kalau tidak, dia bisa tetap menjualnya kepada Mo Heng dan membiarkannya mati di sana. Chu Ning seperti mendapatkan pencerahan di dalam pikirannya.

"Aku akan menjualmu kembali kepada Mo Heng," celetuk Chu Ning tanpa rasa malu sedikitpun. Dia tidak peduli dengan tatapan marah penduduk desa kepadanya. Dia hanya menginginkan uangnya kembali.

"Tapi, Nenek …." Li Jianli hendak menjawab tapi perkataannya dihentikan oleh Chu Ning.

Chu Ning mengambil tongkat kayu yang tergeletak tidak jauh darinya. Dia akan memukul Li Jianli agar dia menurut kepadanya. Lagipula dia ingin melampiaskan amarahnya sedari tadi.

"Gadis Bau yang tidak berbakti! Bagaimana bisa kamu menjawab Nenekmu?"

Li Jianli tanpa sadar menangkap tongkat yang diayunkan Chu Ning dan mendorongnya hingga terjatuh.

"Apa yang kamu lakukan?" Li Labao meraung marah dan menyerang Li Jianli. Dia akan memukulnya sampai mati. Tapi yang Li Labao tidak tahu adalah, dia adalah satu-satunya orang yang malah dipukul hingga babak belur oleh Li Jianli.

Li Jianli mendengus ketika melihat Li Labao yang tergeletak di tanah dan melihatnya dengan tatapan tidak percaya. Wajah sudah sebengkak babi. Ternyata tidak ada salahnya dia berlatih k****u di kehidupan sebelumnya. Meskipun bukanlah seorang master, itu masih berguna untuk memukuli orang yang tidak memiliki dasar k****u seperti Li Labao.

Ketika Li Jianli berbalik, dia tertegun ketika melihat wajah semua orang yang tercengang.

Gawat! Bukankah dia sudah memutuskan untuk terlihat lemah?

Li Jianli memegangi dadanya dengan satu tangan dan menutupi mulutnya dengan tangan lainnya. Dia lalu terbatuk pelan.

Semua orang terdiam ketika melihat tindakannya. Dimana gadis yang katanya lemah tadi?

Chu Ning kembali ke kesadarannya dan berteriak, "kamu memukuli Paman Pertamamu! Bagaimana kamu bisa lemah?"

"Nenek, itu adalah kekuatan terakhirku. Tubuhku sudah semakin lemah sekarang," kata Li Jianli. Ketika dia melihat Chu Ning hendak berteriak kembali, dia segera mendekatinya.

Chu Ning menatap Li Jianli yang berjongkok di depannya dengan tatapan ngeri.

"Nenek, aku mungkin akan melukai semua orang setiap waktu bila aku terus di sini," bisik Li Jianli pelan. Dia tersenyum, namun senyuman itu terlihat sangat menakutkan di mata Chu Ning. Chu Ning yakin, dia bukan Li Jianli. Dia pasti Hantu yang merasuki Li Jianli!

Li Jianli kembali berdiri dan berjalan ke arah Wu Dashan lalu berkata dengan lemah, "Kepala Desa Wu, tolong."

Wilu Dashan menoleh ke arah Chu Ning yang masih berwajah pucat. Setelah beberapa saat, Chu Ning menggertakkan giginya, "baiklah! Tapi kamu tidak akan mendapatkan apapun dari pemisahan keluarga ini. Entah itu tanah ladang dan lainnya. Kamu hanya bisa membawa baju yang kamu gunakan saat ini." 

Ketika mendengar perkataan Chu Ning, penduduk desa kembali merasa merah. Mereka langsung melupakan adegan dimana Li Jianli memukuli Li Labao. 

Chu Ning ini terlalu kejam! Bahkan meskipun Li Jianli akan mati, dia tetap cucunya. Meskipun tidak diberikan tanah ladang, setidaknya keluarga Li harus memberinya sedikit barang dan uang agar dia bisa bertahan hidup. Sekarang siapa diantara mereka yang ingin mengirim anak-anak mereka untuk menikahi keluarga Li?

Namun Li Jianli sama sekali tidak peduli. Dia hanya mengangguk pelan atas persetujuannya kepada Chu Ning.

"Baiklah. Kepala Desa Wu, aku harus merepotkanmu kalau begitu," kata Chu Ning.

Li Jianli merasa sangat senang di hatinya, namun di wajahnya, dia tetap memasang ekspresi sedih.

"Ibu! Bagaimana bisa seperti itu? Siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah dan ladang?" tanya Dong Kaili tersentak.

"Diam! Apa gunanya kamu dan suamimu? Kalian berdua bisa berbagi tugas untuk mengerjakannya!" bentak Chu Ning. "Untuk apa memelihara gadis yang tidak bisa bekerja? Dia hanya akan menghabiskan biji-bijianku!"

Perkataan keluarga Li terlalu kejam. Penduduk desa benar-benar merasa sangat geram kepada mereka. Namun, mereka juga hidup dalam kesusahan dan tidak bisa membantu Li Jianli.

"Kalau begitu, aku mohon bantuan Kepala Desa Wu," kata Li Jianli.

Wu Dashan menatap Li Jianli dengan tatapan sedih. Dia lalu bertanya sekali lagi untuk menanyakan keteguhan Li Jianli, "apa kamu yakin?"

"Ya," jawab Li Jianli tegas.

Wu Dashan menatapnya sejenak, setelah beberapa saat, dia akhirnya menghela nafas panjang. Dia segera memerintahkan anaknya untuk pulang menulis Akta Pemisahan.

Setelah beberapa saat kemudian, anaknya kembali dengan apa yang dibutuhkan. Dia segera menyerahkannya kepada Li Jianli.

Li Jianli membaca tulisan yang ada di atas kertas. Itu pas dan tidak ada cela yang bisa digunakan oleh keluarga Li untuk menekannya di masa depan.

"Baiklah, aku membutuhkan sidik jari kalian," kata Wu Dashan setelah dia menyerahkan kertas kepada kedua belah pihak.

Li Jianli segera maju dan menekan sidik jarinya. Dia menoleh dan menatap Chu Ning, "Nenek, apakah Nenek berubah pikiran dan ingin merawatku?"

Chu Ning kembali tersentak, "tentu saja tidak!"

Chu Ning segera bergegas maju dan menekan sidik jarinya. Dia tidak bisa membaca, jadi dia tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan. Li Labao dan Li Yiran juga maju dan menekan sidik jarinya. Setelah semuanya selesai, Chu Ning segera meraih kertas miliknya dan memeluknya dengan hati-hati. Dia menatap Li Jianli dengan mata penuh kebencian, "pergilah sekarang!"

Li Jianli melipat dan menyimpan kertas miliknya dengan perlahan. Dia lalu berbalik dan menatap Wu Dashan serta penduduk desa di belakangnya, "Kepala Desa Wu, Paman, Bibi, terima kasih karena telah menjadi saksi hari ini. Mulai sekarang, hidup dan matiku bukan menjadi tanggungjawab keluarga Li lagi. Aku mohon pamit dulu."

Setelah berkata seperti itu, dia berjalan dengan gontai dan raut wajah sedih di bawah tatapan iba penduduk desa. Setelah beberapa saat mereka akhirnya membubarkan diri dan membicarakan apa yang baru saja terjadi di sepanjang jalan.

Setelah cukup jauh, Li Jianli melihat sekelilingnya. Ketika dia akhirnya tidak melihat seorangpun, Li Jianli akhirnya bisa tersenyum cerah. Dia melihat kertas di tangannya dengan puas.

Setelah ini, dia akan menjadi kaya. Tentu saja dia tidak akan membiarkan keluarga itu menyedotnya seperti lintah!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status