Share

Bab 42. Kecupan Penyelamat,

Jantung Djuwira berdegup kencang saat kepanikan mencengkeramnya. Pintu kamar yang ia tempati terkunci dengan sendirinya, membuatnya terjebak di dalam. Dengan panik, ia mencoba membukanya, tangannya gemetar ketakutan.

"TOLONG!" teriaknya, suaranya bergema di lorong yang kosong.

Ia meraih ponselnya untuk meminta bantuan, namun tangannya membeku saat menyadari bahwa ia telah meninggalkannya di atas meja kerjanya karena terburu-buru membersihkan kantor Key. Dengan satu-satunya alat komunikasi di luar jangkauan, pikiran Djuwira berkecamuk dengan bayangan bahwa ia terjebak sendirian di dalam gedung kantor semalaman.

Secara otomatis, lampu juga padam ketika pintu terkunci. Semua akses listrik ditiadakan, termasuk pendingin ruangan.

Saat ia berjuang membuka pintu, ia mendengar suara langkah kaki samar-samar mendekat dari lorong di luar. Rasa lega menyelimutinya sesaat hingga ia menyadari bahwa itu bukan Uwais atau Key yang datang untuk menyelamatkannya. Sebaliknya, itu adalah petugas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status