Share

Hari pernikahan

Jantung Amira berdebar kencang, rasanya seperti akan jatuh ke perut. Lima menit lagi acara dimulai dan dia masih terdiam di dalam ruangan menunggu prosesi ikrar selesai dibacakan. Citra ikut terlihat resah, ia dengan setia menemani Amira memegangi tangannya yang dingin dan basah. Amira sangat gugup.

“Jangan takut, Mbak. Mas Keenan adalah yang terbaik,” hibur Citra dengan senyumannya yang manis. Amira tersenyum lega.

“Keenan sudah selesai. Kamu bisa keluar.” Andrew berdiri di depan pintu menyambut adiknya yang masih duduk diam di atas ranjang. “Sangat gugup?” Amira mengangguk.

Andrew menggandeng tangan sang adik dan membawanya keluar ruangan dengan langkah tegapnya. Semua undangan yang hadir menyambut bahagia pasangan Keenandra yang baru itu. Amira duduk di samping Keenandra yang kini resmi menjadi suaminya. Keduanya tersenyum saling bicara lewat mata dan sentuhan tangan. Citra hampir saja berteriak heboh melihat interaksi mereka berdua.

Pesta pernikahan digelar cukup meriah. Ini adala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status