Khairana berjalan menuju perpustakaan sendirian, dia berniat untuk menyendiri sementara waktu dan meminta Riani untuk membuatkan izin palsu ke guru.
"Masa sih yang dibilang Riri itu beneran? Tapi kenapa? Sejak kapan Rara punya kemampuan ini? Apa benar kak Aldo itu sebenarnya tak nyata?"
Begitu banyak pertanyaan didalam kepala Khairana termasuk menanyakan apakah Aldo benar-benar nyata atau tidak.
Saat tengah melamun Khairana memutuskan untuk membaca beberapa buku untuk menenangkan pikirannya sejenak.
"Dorr!!"
"Hah!? Kak Aldo!!?"
"Haha kaget ya, kesian"
"Ish apaan sih ah ganggu Rara mulu kak Aldo ini"
"Hehe"
Karna kemunculan Aldo yang tiba-tiba membuat Khairana kembali memikirkan perkataan Riani soal sosok kak Aldo yang selama ini sering bicara dengannya.
Khairana duduk dan membuka buku yang ia bawa tadi begitu juga Aldo yang ikut-ikutan duduk di sebelah Khairana sambil menatapnya tanpa berkedip.
"Ck! Kak Aldo!?"
"Apa?"
"Gak usah gitu banget natapnya kenapa sih ah risih tau diliatin pas lagi enak-enaknya baca"
"Abisnya kamu tuh cantik banget polos tapi galak"
"Mau kakak apasih dari tadi ngikutin Rara mulu pas Rara mau nunjukin kak Aldo ke temen Rara kakak malah ngilang jadinya Rara kena bully sama Mutia dikira ngehalu lagian kenapa sih harus Rara kak? Kenapa gak cewe lain? Misalnya temen Rara tu Rianti yang bisa kakak ganggu kenapa harus Rara coba"
Pemuda yang berawakan tinggi semampai berambut hitam legam dan memakai seragam sekolah itu terdiam melihat Rara yang terus mengoceh dan bertanya-tanya alasan dia memilih Khairana untuk dia ganggu.
Tak lama Aldo mendekati wajah Khairana membuat Khairana kaget dan mundur perlahan.
"K-kak Aldo?"
"Kenapa gue pilih lo? Karna lo itu istimewa buat gue"
Kata yang sangat sederhana membuat Khairana agak geer dan berpikir keras menerjemahkan arti perkataan dari Aldo membuat Aldo gemas dengan ekspresi yang Khairana keluarkan.
"Haha gak usah dipikirin artinya"
"Istimewa apanya? Emang Rara keliatan bawa emas atau Rara seperti anak manja makanya dibilang istimewa begitu?"
"Bukan begitu ya tuhan, hambamu satu ini bego atau apa"
"Apa? Bilang apa tadi soal Rara?!"
"Eh enggak kok tadi gue bilang lo itu terlalu bego buat jadi manusia"
"Kak Aldo!!!"
Aldo tertawa dan berlari ke arah lorong perpustakaan membuat Khairana berlari sambil memanggil-manggil nama Aldo.
Suara Khairana membuat siswa-siswi yang ada di perpustakaan merasa terganggu dan mulai membicarakan dia lagi.
"Liat tuh mulai deh dia, mana lari-lari seakan ngejar orang pula tuh"
"Perlu obat kayanya tuh anak makin hari makin gila aja dia"
"Bikin rusuh aja sih jadi gak fokus baca nih"
Mendengar komentar mereka Khairana menunduk dan terdiam meresapi perkataan orang-orang di perpustakaan itu.
"Apa yang dibilang Riri itu benar?" Gumam Khairana sambil mengepalkan kedua tangannya.
Khairana berlari keluar dari perpustakaan dan masuk ke toilet wanita kemudian ia mengurung diri disana sambil membiarkan cairan bening berharganya tumpah begitu saja.
***
Ceessss....
"Hah... Duh.. mata bengkak begini gak sadar Rara nangis sampe begini, gimana kalau Riri tanya aku harus jawab apa"
Setelah mencuci wajahnya Khairana memutuskan untuk pergi ke kelas saat semua orang sedang istirahat makan siang.
Menggunakan ponselnya Khairana mengirim pesan pada Riani untuk datang ke atap sekolah siang ini.
Riani yang mendapat pesan itu bergegas menuju atap sekolah tak lupa membawa beberapa makanan untuk ia makan bersama Khairana disana.
"Ra?"
"Sini Riri aku disini"
"Eh!? Mata lo bengkak? Abis nangis ya? Ngapain aja tadi sampe bisa nangis lagi"
"Gak apa-apa kok Rara cuma pergi ke perpustakaan terus disana ada kak Aldo juga"
"Hmm, pasti lo diomongin orang-orang disana ya?"
"Gitu deh"
"Ra lo gak ada niat gitu buat tanya ke Aldo Aldo itu?"
"Tanya apa?"
"Tanya sebenernya dia tuh manusia atau bukan, kalau gini terus gak akan tenang lo Ra"
"Oh itu... Tadi Rara ada tanya tapi kak Aldo bilang Rara istimewa"
"Hah? Istimewa gimana?"
"Ntahlah pas Rara tanya kenapa dia milih Rara dia jawab gitu"
"Aduh masa gak tau maksud dia apa sih Ra?"
"Enggak, kenapa?"
"Tuhaaannnn kenapa kau berikan kemampuan itu padanya kenapa tak padaku, pasti bakal lebih mudah"
"Riri kenapa sih" jawab Khairana dengan polosnya sambil memakan roti yang dibawa Rianti.
"Dia bilang lo istimewa tuh karna cuma lo yang bisa liat dia Ra!! Ya Tuhan masa gitu doang gak peka sih Ra"
"Benarkah? Jadi itu teka-teki ya"
"Bukan teka-teki bego itu ungkapan kata lainnya biar gak terlalu mencolok yaampun Rara!!!"
Riani menjitak kepala Khairana saking gemasnya dengan tingkah sahabat satu-satunya ini.
Kemudia tak lama Khairana dikejutkan oleh hembusan angin ditelinganya saat ia menengok ternyata Aldo sudah berada di sampingnya.
"Kak Aldo!!? Iiihh kenapa sih suka banget ngagetin Rara!?"
"Heh? Dia nongol lagi Ra?"
"Iya nih samping Rara sambil niupin telinga apaan coba"
"Woy lo yang namanya Aldo, ngaku lo sekarang juga sama Rara kalau lo itu sebenarnya bukan manusia kan!!?" Ucap Riani sambil marah-marah kearah yang salah dan itu cukup membuktikan kalau hanya Khairana lah yang bisa melihat Aldo.
"Kak Aldo disamping kiri Rara loh rianti bukan disebelah kanan"
"Lah iyakah? Lo gak ada bilang dia dikiri atau kanan sih"
Tiba-tiba Khairana mendadak terdiam sambil menunduk, tak lama Khairana kembali menatap Riani membuat dia agak heran dengan tingkah Khairana.
"Ra lo kenapa sih? Sakit?" Ucap Riani khawatir sambil mendekati Khairana.
"Whoa berhasil!!"
"Eh!? Apanya yang berhasil?"
"Haha jadi lo temennya si rubah bego ini"
"Hah? Tunggu... Lo.. lo Aldo?!"
"Yah siapa lagi?"
"Ngapain lo masuk ketubuh sahabat gue hah!? Keluar gak lo!!"
"Wey kalem kalem, gue gak akan apa apain dia kok santay"
"Kok bisa gini sih"
"Gak usah heran, dia punya indra ke-enam jadi wajar kalau gue bisa masuk ke tubuh dia dengan mudah gini, wah wah body si rubah bego nih lumayan sexy juga tonjolannya gede banget anjay"
"Woy woy demit awas aja lo macem-macem sama tubuh sahabat gue, gue masukin botol lo!"
"Anjir demit gue gak berasal dari dukun keramat ye anjir enak aja"
"Yaudah terus mau lo apaan kenapa ngikutin Rara terus? Lo mau minta bantuan apa sama dia?"
"Berhubung cuma Rara yang bisa liat sama berkomunikasi sama gue, jadi gue terpaksa masuk ke tubuhnya ini buat jelasin secara rinci ke lo"
"Yaudah jelasin"
"Gue mau minta tolong sama lo sama Rara juga buat selidiki kasus gue"
"Kasus lo? Emang lo punya kasus apaan?"
"Percobaan pembunuhan, pelakunya masih ada disekolah ini gue takut ada korban selanjutnya setelah gue"
"Apa? Disekolah ini ada pembunuh? Yang bener aja gue masuk ke lobang buaya"
"Jadi please ya, bantu gue, gue masih belum tenang kalau gini"
"Lo kira kasus kaya gini gampang apa buat dipecahin?"
"Makanya itu gue minta tolong lo sama dia nih bego, jelasin sama Rara nih terus kalian pergi ke kantor cari daftar siswa tahun lalu kelas 12A"
"Lo nyuruh kita cari apaan?"
"Di daftar absen itu ada nama gue siapa tau kalian kepo karna gue udah rada lupa soal kehidupan gue pas masih hidup, yang gue inget cuma kejadian terakhir yang gue alami"
"Emang aman jam segini ke kantor?"
"Pulang sekolah aja, kalian bisa dateng ke kelas 12A disana tempat kelas gue, yaudah gue pergi dulu kasih tau Rara soal ini"
"Huft pr paling berat nih, yaudah oke"
Seketika Khairana kembali sadar dan bertanya-tanya apa yang terjadi padanya, lalu Riani menjelaskan apa yang terjadi saat itu pada Khairana.
Merasa sudah faham apa yang dikatakan Riani akhirnya Khairana mengerti dan mulai menerima kemampuannya.
***
"Riri, kita disuruh ke kelas 12A kan? Kelasnya dimana ya kok gak ada"
"Iya nih kok ngacak sih kelasnya, disini kelas 11C langsung ke kelas 12B kelas A nya dimana?"
"Kita coba langsung ke kantor aja gimana?"
"Iya juga ya, mending langsung aja pergi kesana dari pada pusing muter muter nyari kelas yang gak tau tempatnya dimana"
Khairana dan Riani memutuskan untuk langsung pergi ke kantor tanpa menemui Aldo dulu sebelumnya.
Disana mereka mencari daftar siswa tahun lalu yang dimaksud oleh Aldo, tapi setelah dicari disemua berkas yang ada tidak terdapat berkas berisi daftar siswa tahun lalu.
"Gimana nih, gak ada berkasnya"
"Eh bentar deh, ruangan apa itu rianti?" Ucap Khairana sambil menunjuk kearah ruangan yang terlihat asing didalam kantor.
"Gak tau tuh, mungkin ada disana ayo kita coba cari disana"
Saat hendak membuka pintu ruangan tersebut ternyata pintunya dikunci dan mereka tidak punya kunci untuk ruangan itu.
Setelah mencari dan mencari dimana letak semua kunci ruangan dikantor itu akhirnya mereka berhasil menemukan kuncinya, Riani mencoba semua kunci sampai akhirnya mereka berhasil menemukan kunci yang pas.
Mereka bergegas masuk kedalam ruangan gelap dan penuh debu itu, dengan penerangan seadanya dari ponsel mereka masing-masing karna lampu di ruangan itu rusak mereka mencari apakah ada barang yang mereka cari disana.
"Eh eh Riri, kayanya ini daftar siswa tahun lalu"
"Eh iya bener ayo bawa keluar"
"Iya ayo"
Khairana dan Riani membongkar isi map itu dan mencari daftar siswa kelas 12A tahun lalu disana.
Setelah beberapa menit mereka mencari akhirnya mereka menemukan apa yang mereka cari.
"Rara ini nih daftar siswa nya, sini sini, disini ada nama panjang Aldo juga"
"Mana mana?"
"Namanya..."
"Aldo Prayoga Dinata" ucap Khairana sambil melihat kearah Riani.
"Keluarga Dinata!!?" Jawab mereka serentak.
To be continue...
"Eh ini serius?! Dia dari keluarga Dinata yang itu?!"***"Kak Aldo!! Kak Aldo dimana sih ah pas Rara cari gak nongol""Mungkin dia masih nunggu dikelas yang dia maksud padahal kan kelas itu gak ada""Nah itu dia ... Dari mana aja sih kak Aldo?""Lah dimana dia?""Ini nih marah-marah sendiri dia ngomel-ngomel katanya kenapa gak dateng dulu ke kelas yang dia maksud""Hah dasar demit merepotkan ... Suruh dia masuk ke tubuhmu ra""Apa?" Seketika Rara tertunduk dan dengan cepat perilakunya berubah drastis yang menandakan kalau Aldo sudah masuk begitu saja pada tubuh Khairana."Gue kan udah bilang sama lo temuin gue dulu di kelas yang gue bilang kemarin gimana sih ah""Heh gue sama Rara juga udah cari kelas itu gak ada anjir yaudah kita langsung aja pergi ke kantor nyari, syu
"Selamat pagi non""Pagi pak Ridwan, oh ya papa ada?""Ada non diruangannya, mau saya antar?""Gak usah, makasih pak""Iya non"Pagi-pagi sekitar jam 8 pagi Khairana pergi ke kantor papanya untuk menanyakan apa dia pernah berurusan dengan perusahaan Dinata apa tidak.Tak lupa Aldo juga ikut disampingnya sambil melayang-layang diudara, Khairana merasa heran karna sedari malam Aldo tidur dirumahnya dan sekarang Aldo tak bergeming sedikit pun biasanya dia tak henti-hentinya menggangu Khairana.Ting!!...Lift terbuka tepat di ruangan teratas tempat papanya berada, dengan sedikit gugup Khairana masuk kedalam dan memanggil papanya."Papa?""Hm? Tumben kau kesini Khairana anak papa""Yahh Rara kesini cuma ma
"Kita sudahi aja untuk hari ini ya Ra, nihil kita gak bisa nemu nama perusahaan itu" "Iya deh Rara juga udah cape" "Oke kita pulang" "Kita makan dulu diluar yuk!" "Boleh aja" "Ayo!!" Karna pencarian mereka tak membuahkan hasil jadi mereka memutuskan untuk makan diluar. Riani melajukan mobilnya mencari restoran atau cafe yang disekitar lokasi mereka berada, setelah beberapa menit berputar akhirnya mereka menemukan sebuah cafe yang cukup bagus untuk mereka berehat dan makan siang. "Nah udah nyampe nih, ayo turun!" "Ayo!" Khairana berlari masuk duluan sedangkan Riani mengunci mobilnya dulu lalu menyusul Khairana. "Riri!! Sini duduk disini!!" Khairana berteriak seperti anak kecil membuat pengunjung lain memperhatikan mereka. "Kau ini jang
"Pagi Ra!!" "Heehh pagi juga Riri" "Gimana? Apa sudah enakan?" "Ntahlah, masih terasa" "Kira-kira kenapa ya?" "Kak Aldo juga bilang kalau auraku kemarin berbeda dari biasanya, panas seperti ada yang mendesak untuk keluar" "Benarkah? Apa jangan-jangan ada hantu yang menempel pada tubuhmu?" "Ntahlah" "Tapi tak mungkin kalau memang hantu sih pasti keluar dengan sendirinya iyakan?" "Iya..." Lirihnya seraya menunduk dan kembali berjalan ke arah kelas mereka. Khairana selalu menjadi pusat perhatian disekolahnya, walau tidak sedang berbicara dengan Aldo tetap saja kelakuannya saat berbicara sendiri seakan membekas di mata juga pikiran orang-orang. "Bosen gue liat dia disini, kapan dia bisa pindah dari sekolah in
"Ra, kok bisa sih tiba-tiba kamu jadi gitu?" "Ntahlah... Rara sendiri gak tau kenapa Rara bisa punya kekuatan aneh ini" "Apa ini ada hubungannya sama Aldo ya?" "Gak mungkin, kak Aldo cuma makhluk astral biasa yang penasaran cara mati dia seperti apa" "Terus dari mana dong? Aku kaget pas tau kamu bisa dorong Mutia tanpa nyentuh dia sedikit pun" "Rara sendiri kaget waktu sadar" "Coba lakuin sekali lagi, itu ada batu kecil disitu coba angkat beberapa batu kecil itu" Riani menyuruh Khairana untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pada Mutia dikelas. Khairana terdiam dan melihat kearah bebatuan kecil itu sembari celingak-celinguk mengecek apakah ada orang disekitar mereka atau tidak. Dengan fokus Khairana mengarahkan tangannya ke bebatuan itu dan dia mulai menggerakan tangannya dan benar saj
"Gelangnya bagus, tapi apa benar ini bisa membuatku berbicara dengan makhluk halus ya" ucap Riani sambil memperhatikan terus gelang miliknya. "Kan ada gue disini lo bisa ngobrol sama gue sekarang tanpa perantara tubuh Khairana lagi" "Hah!? Gue bisa denger suara lo anjir!! Jadi ini suara asli lo ya kamvret!!" "Anjir dia malah kesel denger suara gue" "Haha Riri ada ada aja" Setelah mendapat gelang ajaib dari cenayang Iriana, mereka bergegas untuk pulang. Saat ditengah perjalanan mereka sempat membicarakan kembaran Aldo didalam mobil, tiba-tiba saja Aldo berteriak membuat Riani juga Khairana terkejut dan memberhentikan mobilnya mendadak. &
"Huaahhh... Eh.. Riri belum bangun ya" gumam Khairana sembari melihat kearah Riani yang masih terlelap tidur disampingnya dengan gaya yang amburadul. "Riri bangun udah pagi loh ini kamu mau seterusnya nginep disini gak akan pulang?" Khairana terus mengguncang tubuh Riani tapi dia tak juga bangun memang kebo dia ini. "Aduh gimana banguninnya ya, masa Rara harus bawa kentongan buat bangunin Riri sih" Khairana mencari cara agar sahabatnya yang sedang mengkebo ini bangun. Dan dengan keisengan Khairana ia membawa raket nyamuk dan memukul-mukul kan pada pantat Rianti sehingga menimbulkan bunyi pletek pletek pletek! Riani sangat anti dengan yang namanya raket nyamuk karna sebelumnya Riani pernah salah pegang dan tangannya pun terkena sengatan raket listrik itu. Menurut Riani di gigit nyamuk adalah pilihan yang a
"Apa!? Beneran lo ketemu sama ade gue?""Iya kak tapi dia gak ngaku sebagai Aldi melainkan Firman, itu bikin kita bingung mau maksa pun gak enak nanti dikiranya apaan lagi""Ya jelas gak enak lah kalau emang beneran dia bukan Aldi gimana? Kan Lo sendiri yang malu nantinya""Makanya itu, tapi Rara ngerasa kalau dia lagi bohong kak Rara gak akan nyerah gitu aja""Kalau dia emang beneran jujur gimana?""Gak mungkin! Dia benar-benar mirip sama kak Aldo tau! Rara yakin dia kak Aldi liat aja bakal Rara bikin dia ngaku kalau dia itu sebenarnya Aldi!"Aldo terdiam melihat tingkah Khairana yang menurutnya sangat bersikeras untuk membuktikan bahwa yang dia liat kemarin itu adalah adiknya Aldo.Sifat Khairana yang tidak mudah menyerah inilah yang membuat Aldo kembali mendapat semangat untuk tetap hidup, selama ini dia juga diam-diam menyelidiki ruma