Share

4 Ada Main Belakang

Ternyata Matthias membawa Lauren ke ruang kerja nya. Perasaan Lauren mulai tidak enak, Ia lalu memperhatikan pria itu yang duduk di sofa sambil memperhatikannya dalam. Tanpa sadar Lauren menelan ludah kasar, tidak bohong jika Matthias terlihat sangat gagah dengan gaya duduk nya yang seperti bos itu.

Lauren berdehem pelan dan berucap memecah keheningan. "Ekhem sebenarnya Kak Matthias mau bicara apa? Bisa langsung saja? Aku tidak bisa lama-lama karena ada urusan lain." Lauren berusaha tidak terlihat gugup, berdiri di depan meja yang berhadapan dengan Matthias. 

"Urusan apa memangnya?" tanya Matthias balik, sebelah sudut bibir pria itu terlihat tertarik. "Seharusnya kamu berterima kasih pada saya karena sudah nyelamatin kamu tadi," lanjut nya. 

Kernyitan dalam terlihat di kening Lauren mendengar itu, membuatnya bingung. "Menyelamatkan apa?"

"Menurut kamu? Saya tahu kamu pintar, pasti bisa langsung menduga sendiri maksud saya. Kamu pasti curiga kan pada Matthew? Ya kecurigaan kamu itu benar, suami kamu itu selingkuh dengan sekertaris nya." Kedua bola mata Lauren perlahan terbelak mendengar pernyataan itu, "A-apa? Tidak mungkin," desis nya. 

Lauren lalu melihat Matthias yang menyimpan beberapa lembar foto di atas meja. Perlahan Ia mendekat untuk melihat jelas, dan detak jantungnya seperti berhenti sepersekian detik melihat foto-foto mesra antara suami nya dan Anne. Foto itu terlihat diambil secara diam-diam, dan bukan hanya di satu tempat. 

Dengan tangan gemetar nya Lauren malah membawa salah satu foto yang paling membuat dada nya semakin teriris. Dimana Matthew terlihat berciuman dengan Anne di balkon apartemen, lantai nya tidak terlalu tinggi jadi dari bawah si pengambil foto pun bisa mengabadikan dengan jelas. "Apa maksudnya ini, kenapa Kak Matthias punya banyak foto-foto ini?!" tanyanya. 

"Anggap saja saya muak melihat kebejadan adik saya sendiri, padahal dia sudah punya istri tapi masih main dengan perempuan lain." Matthias lalu menegakkan duduknya, menyematkan kedua tangannya yang berada di atas pangkuan. "Kamu harus tahu kalau mereka sudah berhubungan cukup lama, saya pastikan itu," ucap nya serius. 

Ingin sekali Lauren membantah itu dan tidak percaya, tapi sialnya foto-foto ini adalah bukti nyata perselingkuhan Matthew. Dengan perasaan kesal Lauren membuang foto di tangannya, melihat nya saja membuat perut nya bergejolak ingin muntah. Nafasnya mulai tidak teratur, rasanya sulit sekali untuk terlihat tegar. 

Lauren lalu kembali bertanya pada Matthias. "Foto-foto itu pasti bukan Kakak yang ambil, kan? Jangan bilang Kakak suruh seseorang untuk mata-matai mereka, kenapa? Apa Kakak memang sudah merencanakan ini, mengadukan pada aku?"

Matthias terlihat menghembuskan nafas pelan saat mendapat pertanyaan itu. Ia lalu berdiri dari duduk nya dan berjalan mendekati Lauren, bisa melihat sorot mata perempuan itu yang was-was melihat nya. Matthias pun berusaha menahan senyuman, apa sebegitu menakutkannya dirinya? 

"Kalau iya bagaimana? Saya pikir ini memang waktu yang tepat untuk memberi tahu kamu tentang suami kamu itu. Kamu harusnya berterima kasih pada saya karena tidak perlu capek mencari tahu sendiri, rasa penasaran kamu sekarang sudah terjawab," jawab Matthias dengan sorot mata dalam nya. Tangannya rasanya gatal sekali ingin merengkuh tubuh perempuan itu yang terlihat bergetar menahan gejolak emosi. 

Lauren malah memalingkan wajah, tidak tahu harus menanggapi bagaimana sanking terlalu speechless. Bibir bawahnya Ia gigit pelan berusaha menahan diri untuk tidak meneteskan air mata. Lauren benar-benar tidak habis pikir saja kenapa suaminya itu sampai tega selingkuh di belakang nya. Apa kekurangannya? Padahal selama ini pernikahan mereka baik-baik saja. 

Tanpa Lauren sadari, ke terdiaman nya itu terus di perhatikan oleh Matthias. Tatapannya mungkin terlihat biasa saja, tapi percayalah batin dan pikirannya saat ini sangat berisik mendeskripsikan kesempurnaan Iparnya ini. Sebelah tangan Matthias terulur begitu saja mengusap pipi Lauren, membuat pandangan mereka kembali bertemu, 

"Jangan menangis, pria brengsek seperti dia tidak pantas ditangisi. Seharusnya dia yang menyesal karena sudah main-main dengan kamu, kamu harus bisa buktikan itu, Lauren," ucap Matthias dengan suara depp voice nya. 

Merasa tidak nyaman dengan kontak fisik itu, Lauren memilih memundurkan langkahnya tanpa mengalihkan pandangan dari pria di depannya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan, berusaha mengurangi perasaan sesak di dada. Sekarang, ada hal lain yang lebih membuat Lauren penasaran, masih bersangkutan dengan Matthias. 

"Lupakan dulu itu, ada yang ingin aku tanyakan pada Kakak. Mungkin pertanyaan ini akan terdengar konyol dan berani, tapi.. Aku pikir lebih baik tanyakan langsung supaya tidak curiga lagi." Lauren kembali menarik nafasnya bersiap untuk menanyakan hal penting itu. "Apa kemarin malam Kakak yang masuk ke kamar aku dan.. Dan kita melakukan seks?"

Rasanya Lauren malu sekali menanyakan ini, kedua matanya bahkan langsung terpejam enggan menatap lagi wajah Matthias yang dari tadi tidak menunjukkan ekspresi berlebih. Tetapi Lauren terlalu penasaran dan masih bingung, Satu-satunya yang Ia curigai pun hanya Kakak Ipar nya itu. 

"Maaf Lauren, saya memang salah karena sudah menyentuh kamu."

Kedua mata Lauren kembali terbuka, tatapannya pun terlihat tidak percaya pada Matthias. Detak jantungnya kembali cepat, bahkan lebih cepat dibanding saat Ia mengetahui kenyataan jika suaminya selingkuh. Jadi benar dugaannya jika yang menyentuh nya malam itu bukanlah suaminya? Malahan Kakak Ipar nya.

Kaki Lauren terasa lemas, membuatnya hampir jatuh tapi untungnya Matthias dengan cepat menangkap tubuhnya dan memeluk pinggang nya. Kepala Lauren yang bersandar di dada pria itu bisa mencium wangi parfume Matthias yang maskulin dan segar. Benar tidak salah lagi, wangi Matthias lah yang melekat di tubuhnya keesokan hari setelah malam panjang itu. 

Tanpa bisa ditahan setetes air mata pun jatuh di pipi Lauren, merasa tidak menyangka saja jika Ia sudah melewati kejadian memalukan. Lauren lalu memukul-mukul dada Matthias. "Dasar brengsek, beraninya kamu! Mati saja kamu, Matthias!" teriak Lauren melampiaskan kekesalannya. 

Dengan sekuat tenaga Lauren melepaskan diri, setelah pinggang nya terlepas Ia pun sempat terhuyung namun untungnya tidak sampai jatuh. Tatapannya terlihat tajam, mengartikan perasaan kesal, marah dan benci pada Kakak Iparnya. Sekarang Lauren merasa jijik pada tubuhnya sendiri karena sudah dijamah oleh pria selain suaminya. 

Dan sialnya Lauren sempat mengatakan jika malam panas itu adalah malam terbaik yang pernah Ia lalui. Keparat memang! 

Dengan kaki gemetar nya Lauren pun berbalik berusaha menggapai pintu untuk segera keluar dari ruangan itu. Tidak sudi sekali berduaan dengan Matthias, ternyata bukan hanya suaminya yang brengsek, tapi Matthias juga. Dua saudara iblis, tidak ada yang waras. 

Tetapi belum sempat Lauren membuka pintu, suara berat Matthias kembali terdengar. Pria itu mengancam nya. "Kalau kamu keluar, saya bersumpah akan mengatakan pada Matthew kalau kita sudah berhubungan badan. Saya bahkan punya foto telanjang kamu, kamu terlihat seksi Lauren."

Kurang ajar! 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status