Share

Ancaman Menyebalkan

Windraya menatap Ranum, yang tertunduk. “Pulanglah. Kita bicarakan ini di rumah saja,” suruhnya pelan. Windraya belum bisa berpikir jernih untuk saat ini. 

“Aku sudah menyuruh Wawan menjemputmu kemari,” ucap Windraya lagi, kemudian duduk di kursi tunggu. Dengan setengah membungkukkan badan, pengusaha yang makin terlihat matang di usia menuju kepala empat tersebut menggosok-gosokkan kedua telapak tangan. 

“Maafkan saya, Pak,” ucap Ranum penuh sesal, seraya duduk di sebelah Windraya yang tampak galau. 

“Kenapa harus meminta maaf?” Windraya menoleh sekilas.

“Saya ….” Ranum tak melanjutkan kata-katanya. Dia memilih diam, dengan wajah tertunduk. Ranum tak bisa berbuat banyak untuk kehamilannya.&

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status