Share

Bab 15 : Tanah Hujan

Nyatanya kata 'tidak apa-apa' terlalu menyakitkan untuk diucap. Hati sulit selaras saat justru harapan yang dirapal. Tadinya aku kira Pak Zaid akan berbaik hati mengantar pembantunya ini sampai mobil meninggalkan pekarangan rumah, tapi yang kudapat dia dan istrinya malah berbalik masuk ke rumah usai mengantarku dan Zein sampai pintu depan.

Untuk ukuran seorang pembantu biasa, aku memang terlalu banyak maunya.

Ck, kesel sendiri lama-lama dengan hati yang labil begini.

“Udah kali, Mbak ngeliatin rumahnya kayak kita enggak mo balik aja.”

Aku mendelik melirik Zein yang dengan santai menarik tuas persneling hingga mobil perlahan melaju meninggalkan rumah besar kediaman Tuan Zaid. Zein ini walau agak rese, tapi perannya sangat membantu untukku dan ponakannya yang masih bersemayam dalam perut.

Masih pukul lima pagi tadi, Zein bahkan sudah muncul dengan mobil untuk menjemputku. Kurang Masha Alah apalagi coba anak ini?

“Aku hanya bisa nginap semalam aja ya, Mbak soalnya lusa udah mulai masuk k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status