Share

Bab 16

"Itu enggak mungkin, Mak. Lagi pula, aku memang sengaja enggak berpamitan pada Emak. Percuma. Emak pasti melarang dengan berbagai alasan. Kalau Emak datang ke sini hanya untuk memaksa, lebih baik Emak pulang. Aku bukan anak kecil lagi. Aku berhak menentukan hidupku sendiri."

"Keterlaluan kamu, Bas! Tega sama Emak. Ingat, Bas. Kamu itu enggak ujug-ujug gede. Kamu Emak susui, Emak rawat sampai dewasa. Disekolahkan supaya jadi anak yang pinter. Sekarang ini balasanmu?" Emak menangis. Tapi aku paham. Itu hanya air mata buaya.

"Tolong, Mak. Jangan seperti ini. Malu didengar tetangga." Aku mengelus pundak Emak.

"Minggir tanganmu! Enggak perlu sok peduli pada Emak. Apa kamu memang sengaja mau membuat Emak dan Romi malu?! Hah! Kamu tiba-tiba pergi ketika video itu tersebar di grup RT. Romi dicecar oleh teman-temannya. Pun dengan Emak. Ibu-ibu jadi tidak mau berkawan."

"Video? Kalau itu benar, seharusnya Emak dan Mas Romi sadar kalau perbuatan kalian itu tidak memalukan. Kenapa Emak malah meny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status