Share

SEBUAH PERINGATAN

"Mengapa kau begitu pendiam, Rukma? Apakah kau marah padaku." Tanya Ganika.

"Tidak Gusti Gandhali. Hamba tidak berani." Jawab Rukma.

"Kau berubah sekarang? Mengapa?"Ganika kembali mencecar Rukma dengan pertanyaan.

Rukma hanya diam sambil mengukir sebuah patung kayu. Ia mengukir sosok Dewi Tara yang candinya baru dilihat akhir-akhir ini saat melintasi Kewu. Ia begitu kagum pada sosok Tara yang mengayomi, agung dan tenang. Tara juga merupakan perwujudan dari welas asih dan kehampaan.

"Rukma, apakah sosok dewi yang sedang kau ukir itu jauh lebih penting dari menjawab pertanyaanku?" Ganika meraih tangan Rukma hingga tak sengaja pisau Rukma melukai jari manis Ganika.

"Ah, maafkan saya Gusti. Saya sungguh tidak sengaja." Kata Rukma.

Rukma yang panik dan tidak melihat ada kain di sekitarnya untuk menghentikan pendarahan di jari Ganika, ia segera menghisapnya dengan bibirnya. Ganika tersipu malu meskipun sedikit kesakitan. Sadar yang dilakukannya bisa mengundang pergunjingan, Rukma kemudian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status