Mengira Anjasmara tak pernah mencintainya, Anye pun menerima pinangan dari lelaki lain. Namun siapa sangka, Anjas tiba-tiba datang melamarnya! Lantas, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Terlebih, tampaknya ada rahasia besar yang disimpan rapat oleh sang kakek, Lukman Bagaskara, sehingga berkeras ingin menjodohkan kedua cucunya itu...!
Lihat lebih banyak"Golongan darahku B, Pap. Apa Papa tidak tahu kalo golongan darah Mama Melati A, sama seperti Papa? lalu bagaimana bisa darahku B kalau tidak dikarenakan ayah biologisku juga bergolongan darah yang sama denganku?"Mita tersenyum puas."Well, atau setidaknya AB ... sudah cukup jelaskan kalo aku tidaklah mungkin putri Papa." Mita menghela napasnya dengan lega, sebaliknya wajah Lukman tampak menegang diliputi kepanikan."Jangan bercanda Mita!" Lukman tampak diliputi amarah yang ntah akan ditujukannya kepada siapa luapan rasa itu."Bagaimana saya tertarik untuk bercanda saat ini, Pap? Kita sedang membahas tentang sesuatu yang sangat penting bagi masa depan saya.Mas Arya adalah masa depan saya, Pa ... kami saling mencintai sejak lama, dan Papa adalah satu-satunya manusia di muka bumi ini yang menolak untuk memberikan restu. Sehina itukah saya di mata Papa? Sebenci itukah Papa sama mama kandungku yang notabene adalah mantannya Papa?" Mita menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak habis p
Mita gagal menjaga ketenangan di dalam hatinya, karena pada kenyataannya memang hatinya sangat terpukul dengan kenyataan yang ada. Hingga detik ini tak ada yang memahami alasan Lukman tega menolak dirinya bersatu dengan Arya. Apakah memang karena ia tidak pantas? Lukman tak pernah secara terbuka membahasnya."Pa, kalau Papa memandang aku tidak cukup pantas bersanding dengan Mas Arya, maka izinkan aku pergi menjauh dari kalian, kurasa itu yang terbaik bagi hidupku.Tolong Papa jangan lagi paksa aku menikahi lelaki lain seperti dulu. Aku mohon, biarkan saja aku menjauh ... mungkin aku akan mencari keluargaku di luar sana, semoga mereka berkenan menerimaku agar aku tak merasa sendiri. Aku akan baik-baik saja, maaf telah merepotkan Papa dan terima kasih untuk kebaikan Papa sekeluarga padaku selama ini.Aku tak akan pernah melupakannya walau mungkin tak pernah juga sanggup membalas semua kebaikan- kebaikan itu." Mita menghela napasnya. Ada nyeri yang tiba-tiba ia rasakan di sudut hati
"Kelakuanku yang mana yang seperti ABG, Pap? Aku baru saja siuman ... ya wajar kan yang kucari wanita yang aku cintai. Wajar juga kan kalau aku tidak mau jauh-jauh darinya? Bukan berarti aku menomorduakan Mama, Mama tetap nomor satu di hatiku, Mama tentu mengerti akan hal itu kan, Ma?" Arya balas menyahut ayahnya. "Mit, bisa ikut papa sebentar? Papa ingin bicara padamu di luar," pinta Lukman pada putri angkatnya. Mita seketika merasakan keringat dingin menjalar di telapak tangannya. Arya menyadari ketidaknyamanan Mita kala keduanya saling bertukar pandangan. "Arya, bisa tolong lepaskan tanganku sebentar? Papa mau bicara padaku di luar, nanti aku akan kembali. Sebentar saja ..." Arya enggan melepaskan tangan istrinya, sejatinya Mita pun tak mau bergerak menjauh dari sisi suaminya yang baru saja siuman itu. Ntah apa yang akan dibicarakan oleh ayah angkatnya itu, Mita rasanya bisa menebak ke arah mana topik yang akan dibicarakan. Wanita itu seketika teringat akan perkataan sang
"Buktikan padaku jika benar aku adalah adik satu ayah denganmu!" Raj lalu memanggil wanita muda yang tak lain adalah Andin -- asisten sekretarisnya. "Tunjukkan ketiga surat hasil dari pemeriksaan tes DNA itu padanya," titah Raj.Andin pun bergegas melakukan perintah lelaki tampan yang telah begitu baik padanya itu."Ini Miss, silakan dibaca," Tangan mungil itu menyerahkan tiga buah amplop kepada Mita.Mita menerima ketiga amplop itu dengan tangan bergetar. Ia buka dan baca satu persatu dengan perlahan.Pada kertas yang berisikan hasil tes DNA antara dirinya dan lelaki bernama Johan, nyata terpampang tulisan yang menyatakan bahwa dirinya adalah benar anak biologis dari pria itu.Ketiga kertas hasil tes yang berasal dari rumah sakit berbeda itu sama-sama menyebutkan perihal yang sama dan kenyataan itu tak bisa ia bantah dengan cara apapun.Lalu siapa pria bernama Johan itu? Mama kandungnya telah tiada, padahal ia begitu ingin mendengarkan kejujuran diucapkan langsung dari.bibir sang m
"Tell me, Raj? Apa saham perusahaan papa akan anjlok jika benar aku adalah putrinya? Atau nama baik keluarga besar Bagaskara akan tercoreng karenanya? Apa mungkin hubungan mama dan papa akan memburuk dan mungkin saja mama akan memilih berpisah karena merasa dikhianati? Mungkinkah itu semua terjadi Raj?" Sungguh Mita tak dapat menutupi kebingungannya. Dia bahkan cenderung merasa panik dengan segala kemungkinan buruk yang akan muncul disebabkan hasil dari tes yang akan diupayakan oleh suaminya. "Sejujurnya aku pun sangat penasaran dengan kebenaran itu, Raj! Aku ... suamiku, bagaimana aku dan Arya bisa dengan tenang meresmikan hubungan kami jika kebenaran itu belum diungkap." Raj membelalakan kedua matanya. "Ulangi ucapanmu! Apa benar kau telah menikah dengan Arya Bagaskara, kakak angkatmu itu, Del?" Mita menatap Raj sembari mengerutkan keningnya, "Hei, ada apa denganmu? Ada masalah dengan itu? Aku tidak butuh persetujuanmu untuk menikahi lelaki yang aku cintai bukan?" Mita mul
"Fix, gue lepas Mas Anjas. Gue telpon abang gue dulu, ngabarin kalo gue batal minta difasilitasi ta'aruf, sama itu ikhwan premium yang ketemu dia di bandara." Gita memanyunkan bibirnya. "Atau jadikan aja kali ya ... memangnya lo gak penasaran sama tanggapan abang lo, Nye? Mana tahu dia memang sedang mencari kandidat bidadari syurga, yekan?" celoteh Gita yang menuai delikan mata oleh para sahabatnya."Dia memang sedang mencari bidadari syurganya ... gue sudah menolaknya meski kemudian gue merasa ... ntahlah, gue juga bingung harus bagaimana.Apa menurut kalian akan bijaksana kalo gue tiba-tiba minta putus sama Mas Denis?" tanyanya diliputi perasaan menggalau parah."Why not? Daripada bohongin perasaan lo dan terjebak dalam hubungan yang dijejali sandiwara," cetus Indi dengan wajah masam.Anye menghela napas dengan berat. Gadis itu hanya bisa bersandar dengan tatapan lepas ke langit-langit yang ia harapkan memberikan inspirasi. Buntu.Tak semudah itu urusannya, Marimar.Tak pernah
"Duh duh, kalian kok jadi pada ngejelek-jelekin Mas Dem sih. Cewek itu pasti Kak Yasmin seperti yang tadi gue bilang. Namanya sepupu ya bisa aja deket seperti gue sama Mas Anjas, yekan? Bisa aja mereka bersahabat baik," bela Anye. "Asal lo inget! Kalo sepupu itu bukan Mahrom ya, Nye!" tegas Gita. "Satu lagi lo catet ya, kagak ada ya tu yang namanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Nonsense! Pasti ujung-ujungnya ada yang terpeleset baper dan akhirnya friendzone deh. Bisa jadi si cewek yang baper duluan dan biasanya sih gitu, dan tak jarang si cowok ikutan baper n yawda ... jadian deh!" papar Indi sambil memainkan alis matanya. "Indi bener tu, gue juga bukannya ngedoain ya, cuma ya lazimnya emang endingnya begitu. Lha kalo gak jadian, fix salah satunya bakal patah hati dong, tapi ya salah sendiri juga ... mana ada tuntutan bersahabat dengan yang bukan mahrom," celetuk Keisha. "Hm, setahu gue yang ada itu ... seruan untuk menundukan pandangan, banyakin berpuasa,
"Maasyaa Allah, Gita! Kok gak ngajak-ngajak sih mau pake jilbab.Sumpah lo jadi berlipat-lipat kali jadi lebih cantik dan anggun! Lo serius, Git?" pekik Indi menyambut kedatangan salah satu sahabatnya yang tiba sangat terlambat karena harus mengantar saudaranya dulu ke bandara. "Bismillah, iya dooong!Insyaa Allah gue akan sekuat tenaga untuk istikamah mengenakannya," jawab Gita mantap."Ayo ngaku, lo terinspirasi oleh siapa? Kemaren kita baru ketemuan lho ya di kampus, waktu aku nemeni kamu nungguin dospem, kok gak cerita hari ini bakal mulai pake hijab?" tanya Keisha penasaran. Wajah Gita merona, dia tersipu."Well, tadi di bandara gue nemu ikhwan sejati ... ikhwan premium, tipe gue banget pokoknya!" Mata Gita berbinar, jelas terpancar dengan sangat nyata aura gadis yang tengah dilanda asmara akut itu di ruang khusus penunggu pasien ICU kelas VIP. Fix, Gita kasmaran parah sepertinya. "Ikhwan itu ternyata kenal baik sama abang gue! Tau gak ternyata dia siapa?" tanyanya sembar
Anye bergerak tergesa meninggalkan ruang kantor Anjas. Dia menyesali tindakan impulsifnya untuk datang ke kantor kakak sepupunya itu sekadar menyampaikan ucapan selamat jalan dan keinginan ikut mengantarkan pemuda itu ke bandara. Mereka akan berpisah cukup lama, pikir Anye dan betapa ingin ia meminta Anjas bisa hadir dalam sidang skripsinya pekan depan, memberikan suntikan moril dan menyemangatinya sebagaimana kebiasaan mereka saat masih kecil dulu. Itulah yang melatarbelakangi ia nekad menemui Anjas pagi ini.Namun yang terjadi justru ia menuai penolakan halus yang merembet ke permasalahan status mereka yang mungkin akan memicu ketidaknyamanan antara dia dan Denis--kekasihnya."Anye!" Anyelir kenal suara itu. Hatinya berdenyut, 'Harus jawab apa kalau ditanya sedang apa di sini?' pikir Anye kalut.Namun tak urung dia menghentikan langkah dan membalas sapaan kekasihnya. "Hai, Kak. Aku mau ke rumah sakit jenguk papi." Mendengar itu Denis mengangguk paham."Yasmin yang ngasih tau kal
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.