Tinggal satu atap dengan mertua bukanlah hal yang mudah, terlebih jika mertua tersebut tidak menyukai kehadiran Naya sebagai menantu. "Kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik aku kerja, maksud kamu apa?" tegas Reza membuat Naya kembali kaget. Pasalnya dirinyalah yang mengejarkan semua pekerjaan rumah seharian ini. Tiba-tiba saja air matanya menetes tanpa di minta, pasalnya sejak awal pernikahan masalah mereka setiap hari selalu seperti ini. Naya tahu jika mertua dan adik iparnya sangat tidak menyukai dirinya, hanya Ayah mertuanya lah yang selalu mendukungnya dan sekarang beliau sudah tidak ada. Alhasil setiap hari dirinya diperlakukan seperti babu. "Kakak percaya?" tanya Naya lirih, sebenarnya ia sudah capek dengan drama ini setiap hari. Reza yang melihat Naya menangis langsung mengalihkan pandangannya, ia tidak kuat melihat setiap kali Naya menangis. "Jangan selalu bersembunyi di balik air matamu Naya, asal kamu tahu aku masih selalu berusaha membela dan mempertahankan kamu, tapi jika suatu saat aku khilaf dan kelepasan bisa saja kita akan pisah," tegas Reza membuat ulu hati Naya benar-benar terasa nyeri. Ini adalah ucapan yang kerap ia terima setiap harinya dari suaminya sendiri. Akankah Naya bertahan dengan rumah tangga yang selalu di adu domba oleh mertuanya tersebut?
Lihat lebih banyakCeklek! Reza keluar dengan koper yang sudah rapi di tangannya, Neni yang melihat itu seketika panik. "Kamu mau kemana, Nak? Udah malem," tanya Neni, tapi Reza malah menghela nafas panjang. "Mau nenangin diri dulu Ma, terlalu banyak masalah yang datang tiba-tiba, apa takdir emang gak mengizinkan aku untuk bahagia apa ya?" ucapan Reza membuat Neni seketika diam lalu menggeleng. "Gak Nak, kamu gak usah mikir macem-macem kamu istirahat aja, pasti capek kan seharian, Mama masak nih buat kamu," lanjut Neni berusaha menenangkan Reza, tapi Reza malah menggeleng. "Maaf Ma, untuk sekarang kayaknya Reza harus nenangin diri dulu, udah terlalu stres," tegas Reza lalu ia berjalan melewati Neni. "Pak, bapak beneran pergi maafin aku," ucap Nova saat melihat Reza hampir keluar dari pintu. Reza berhenti sejenak tanpa melihat Nova. "Aku yang pergi aja," lanjut Nova membuat Reza menoleh ke samping. "Apapun ceritanya kamu harus pergi sih dari sini!" tegas Reza lalu ia kembali melangkah keluar. Mel
Semua ucapan Alex seketika tergambar di otak Reza, ia paham maksud Alex. "Tapi Naya gak pernah cerita," ucap Alex. "Dia yang gak mau cerita atau kamu yang gak mau dengerin dia?" ucap Alex membalikkan ucapan Reza membuat Reza seketika mematung, dirinya memang tidak pernah mau mendengarkan Naya dulu. "Sudahlah Lex, saya pusing," ucap Reza tiba-tiba sambil memijit pelipisnya, terlalu banyak beban di pikirannya. "Gak bisa Reza, kamu harus tau yang sebenar-benarnya biar kamu gak nyalahin Naya terus. Lihat aja setelah ini kita kembali ke pabrik, saya akan pecat tiga orang langsung. Saya udah cek cctv tadi," tegas Alex membuat Reza mengangguk. "Saya tuh bingung mau nyalahin Mama Lex, soalnya dari awal saya datang Mama baik sama saya Lex, jadinya bingung mau gimana," "Nah itu, kebingungan kamu itu yang buat rumah tangga kamu hancur," tegas Alex. "Sekarang kamu pengen sama Naya, tapi kamu gak bisa adil, ya sama aja Za, percuma Naya itu perempuan dan perempuan itu sangat perasaan, m
Tanpa membuang waktu Reza langsung mendekati Alex yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh. "Naya tau semuanya," ucap Reza memulai percakapan. "Saya juga tau semuanya dan saya akan memecat beberapa karyawan yang sudah membantu Ibu dan sekretarismu itu masuk ke pabrik," jawab Alex dengan tegas membuat Reza langsung kaget. "Karyawan?" panggilnya. "Iya, awalnya saya bingung kenapa mereka bisa lolos terus padahal ada security di depan, ternyata mereka sekongkol dengan beberapa karyawan termasuk security," terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Saya gak tahu harus gimana lagi Lex, Naya benar-benar kecewa," ujar Reza. "Dari awal saya bilang tegas, bedakan mana yang salah mana yang benar itu aja, kamu gak dengerin saya, gini 'kan jadinya," omel Alex membuat Reza menghela nafas panjang. "Sepertinya saya harus mengusir Nova dari rumah," ujar Reza membuat Alex mengernyitkan dahinya. "Dari awal kali," ketusnya "Kalo dia gak mau, biar saya yang pergi," lanjut Reza yang dibalas angguka
Alex hanya diam sambil melipat kedua tangannya memperhatikan keduanya sedari tadi, namun tidak lama kemudian ia melihat orang yang tidak asing baginya. Pelan-pelan Alex mendekati dua orang yang tengah ngumpet-ngumpet tersebut. "Yes Tante, sebentar lagi Naya pasti akan membenci Reza sebenci-bencinya," ucap Nova yang dibalas anggukan oleh Neni. "Iya kamu jangan terlalu senang dulu, tugas kamu yang tadi saya suruh udah belum?" tanya Neni yang dibalas anggukan oleh Nova. "Sudah Tan, beres," jawab Nova membuat Neni mengangguk. Alex yang melihat itu langsung tersenyum miring, lalu ia meninggalkan keduanya. 'Ribet banget rumah tangga kalo ada ularnya di dalam,' ucap Alex dalam hati. Di kejauhan Naya terus memberontak walaupun Reza berusaha menenangkannya, tapi Naya tetap tidak mau. "Pergi Kak, aku gak mau di ganggu dulu," ucap sambil mengusap air matanya, Reza langsung menggeleng. "Gak Nay, aku gak akan pergi sebelum memastikan kamu baik-baik aja," kekeh Reza membuat Naya langsun
Seminggu telah berlalu, Naya sudah mulai melupakan kejadian yang membuatnya terus mengurung diri di kosan, ia mulai bisa fokus bekerja di pabrik. Walaupun sebelumnya ia sempat libur satu hari karena merasa belum siap untuk kerja. "Nay, kamu kalo ada masalah bisa cerita gak sih? Jangan diam tiba-tiba, aku tuh bingung mau gimana kemaren kamu diam aja hampir dua hari. Sekarang tiba-tiba udah ceria aja kayak jelangkung aja deh, bikin takut dan bingung," ucap Silvi mengutarakan kekesalan hatinya membuat Naya cengengesan. "Maafin aku ya, aku gak apa-apa kok," ucap Naya membuat Silvi langsung mengerucutkan bibirnya. "Pagi Naya, Silvi," ucap seseorang membuat keduanya langsung menoleh. "Eh Pak Bos Ganteng, selamat pagi," sapa Silvi membuat Naya langsung melotot ke arah Silvi, tapi Silvi malah santai. "Pagi Pak Alex," sapa Naya dengan ramah yang dibalas senyuman oleh Alex. "Kemaren saya dapat kabar kamu sempat libur dua hari kanapa? Apa sakit lagi?" tanya Alex membuat Naya langsung gelagap
"Em … maksudku kamu bilang nama titiknya aja, biar aku ngikutin maps," jawab Reza berbohong membuat Naya mengangguk sekilas. "Gak usah Kak, aku gak tidur kok," jawab Naya membuat Reza mangut-mangut.Lama mereka di perjalanan akhirnya keduanya sampai di depan gang kosan Naya. Naya sengaja tidak memberi tahu detail tempat kosannya, supaya Reza tidak bisa menemukan kosannya. "Disini aja? Kamu yakin?" tanya Reza karena masih lumayan jauh ke dalam. "Iya Kak, makasih," lanjut Naya lalu ia hendak membuka pintu mobil namun, Reza terlebih dahulu menahannya. "Bawa ini Nay, kalo kamu udah maafin aku bilang aja aku siap kapan aja jemput kamu," ucap Reza sambil menyodorkan amplop yang tebal lima kali dari isi yang Naya berikan tadi. "Apa ini?" tanya Naya bingung. "Nafkah untuk istriku yang cantik ini," jawab Reza menggombal Naya, sambil tangannya mengusap pipi Naya. "Gak usah Kak, aku kerja kok," tolak Naya, tapi Reza lebih keras kepala. "Ya sudah kalo kamu gak mau nerima, jangan turun da
Sore hari, Naya terbangun dari tidurnya, ia berusaha mengumpulkan kesadarannya matanya perlahan membuka sempurna, detik kemudian matanya langsung membola langit-langit yang berbeda. Naya menoleh ke samping mendapati Reza tengah tidur pulas sambil memeluknya. Ntah, apa yang yang terjadi padanya tiba-tiba air mata Naya menetes begitu saja. Tanpa membuang waktu ia menyingkirkan tangan kekar itu, lalu Naya berusaha bangkit, saat ia berdiri tiba-tiba Naya merasa sakit di bagian sensitifnya. "Akh …," ringisnya membuat Reza terjaga dari tidurnya, detik kemudian Reza langsung duduk. "Naya, tunggu disitu jangan gerak dulu," ucap Reza lalu ia turun dari ranjang kemudian mendekati Naya. "Kamu mau kemana?" tanya Reza, ia melihat jelas kalau gadis itu menangis. "Pulang," jawab Naya lirih membuat Reza langsung menggeleng lalu meraih tangan Naya. "Jangan Nay," bujuk Reza dengan wajah mengiba, tapi Naya malah menggeleng kuat. Ntah apa yang ia rasakan sekarang, Naya sendiri pun tidak mengert
Hari menunjukkan pukul 11 siang, Naya sudah sampai di kantor Reza karena ia memakai masker membuatnya tidak begitu di kenali. "Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu karyawan dengan ramahnya. "Siang Mbak, saya ada jadwal bertemu dengan Pak Reza siang ini, apakah Pak Rezanya ada?" tanya Naya. "Ada Mbak, dengan Mbak siapa ya?" tabya karyawan itu. "Naya," "Oke sebentar ya Mbak, saya hubungi Kak Reza dulu," lanjut karyawan tersebut lalu ia mengambil telepon. [Siang Pak Reza, ini ada orang yang katanya ada janji ketemuan sama Bapak]Reza yang mendengar itu langsung mengerutkan keningnya, perasaan ia tidak punya janji apa-apa hari ini. [Dengan siapa?] tanya Reza yang masih berkutat di depan komputer.[Mbak Naya] jawab karyawan itu membuat Reza langsung mematung. Deg! 'Naya? Benarkah? Dia kesini,' ucap Reza dalam hati. [Ok baik, silahkan suruh aja Naya naik ke ruangan saya] lanjut Reza.[Baik Pak] Setelah selesai Reza langsung membersihkan berkas-berkas ya
Malam hari, Reza pulang ke rumah dengan perasaan campur aduk antara marah, kesal dan kasihan. Ia bingung harus bagaimana berbicara dengan Ibunya. "Assalamualaikum," ucap Reza tiba-tiba membuat Neni dan Sarah yang mendengar itu langsung kaget. "Walaikumsalam, udah pulang Nak, Mama udah nyiapin makanan kesukaanmu di meja, mandi dulu kemudian makan ya," ucap Neni ramah membuat Reza langsung melihat Ibunya tersebut sebentar lalu menggeleng. "Gak usah, aku gak lapar, gak mood juga," jawab Reza datar membuat Neni kaget. "Reza kok gitu sih Nak, kamu marah ya sama Mama?" tanya Neni membuat Reza langsung meletakkan sepatunya asal. "Maksud Mama berbuat seperti tadi apa, Ma?" tanya Reza sedikit ngegas membuat Neni langsung menelan ludahnya dengan susah payah. "Mama hanya ingin memberi pelajaran sama Naya karena sudah berani menggoda kamu itu aja, supaya dia sadar kesalahan dia," jawab Neni membuat Reza langsung tersenyum kecut. "Naya gak menggodaku Ma, aku yang selalu melihatnya, salah
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.