Share

88

"Ah, apa yang kau lakukan?" tanya Chantrea kutindih dan kugumuli.

"Menikmati bidadari sebelum siang!" jawabku menciumi bibir, pipi dan menjalar ke lehernya.

"Ah, suamiku!" desahnya pasrah dan memelukku erat.

Chanthou tersenyum menggelengkan kepala di sampingnya. Melihat kakaknya menjadi korban keganasan gairah pagiku.

"Dia memang begitu," terang Tirtasari, "Kalian harus terbiasa!"

"Kalian sudah sering melakukannya?" balas Chanthou padanya.

"Hmm yah," jawab Tirtasari agak bingung, "Kira-kira begitulah."

Kucumbui dan kunikmati Chantrea. Sungguh wangi dan nikmat. Chanthou terus memperhatikan kakaknya kugumuli.

Dadanya kuremas-remas dan kutarik kasar kain penutupnya. Ia pun tanggap dan melepaskanya sendiri.

Begitu juga milik Chantrea. Kulepaskan semua penutup tubuhnya. Bidadari ini harus menjadi sarapanku. Tubuh mulusnya benar-benar membiusku dan menambah energi pagi.

Saat kunikmati putri itu, tiba-tiba Bopha dan Botum masuk ke kamar. Mereka mungkin kaget, tapi kemudi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status