Ketika pagi menyingsing, Ian bangun seperti biasanya. Saat ia melihat jam dinding di kamarnya, waktu masih menunjukkan pukul lima pagi. Ian kemudian duduk di tepi tempat tidurnya, merenung tentang peristiwa malam sebelumnya. "Jika apa yang dikatakan Nightmare itu benar," gumamnya, "maka semua dugaanku selama ini tidak salah. Pengguna Sistem, termasuk aku, adalah peserta dalam sebuah permainan kematian. Orang terakhir yang bertahan hidup akan menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah. Meski aku tidak tahu apa hadiahnya, tapi menuruku itu pasti sesuatu yang fantasits."Ian menyentuh dagunya, mempertimbangkan informasi dari Nightmare dan dugaannya sendiri. "Berdasarkan keinginan menggebu Nightmare, sepertinya Zodiak mampu menghambat jalannya permainan menggunakan sebuah metode khusus," pikirnya. "Mungkin mereka melihat bahaya di balik permainan ini dan mencoba menghentikannya tanpa menghilangkan sistem yang mereka terima."Namun, ada pertimbangan lain. "Apa ya
Xavier memandang Lisa yang benar-benar mengabaikannya. Ia tidak mempercayainullya. ‘Apakah ada masalah dengan pesonaku? Mengapa itu sama sekali tidak bekerja?!’Dulu, semua orang di Golden Entertainment sangat menyukai dan menyanjungnya. Ada banyak artis wanita yang ingin bermain film bersamanya. Namun, semuanya berubah sejak kemunculan Ian.‘Ini … benar-benar tidak masuk akal!’ teriak Xavier dalam hati.Untuk membuktikan bahwa pesonanya masih bekerja, ia berjalan mendekati Alicia yang duduk tidak jauh dari Lisa. Baru saja ia berjalan, dan bahkan belum berbicara dengannya, tiba-tiba Alicia berdiri dan berlari ke tempat Ian duduk, melewati Xavier.“Ian, aku juga punya beberapa pertanyaan. Saat adegan ini, apakah aku harus bertindak seperti ini?” Alicia bertanya penuh semangat.Untuk sesaat, Xavier merasa seperti angin lalu, yang diabaikan oleh semua orang. Mungkin, dalam sebuah game, Xavier bisa juga disebut NPC. ‘Bagaimana bisa hidup ini terasa begitu menyedihkan?”Xavier memandang Ia
Golden Entertainment tidak mengetahui rencana busuk IndoFlix Media. Apalagi, dengan banyaknya artis papan atas yang bergabung, dibutuhkan juga banyak investor.Pada awalnya, ada banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi dalam drama ‘Hantu? Siapa Takut!’. Akan tetapi, begitu mereka mendengar bahwa Ian yang akan memerankan tokoh utama pria, banyak investor yang menghentikan langkahnya.Di mata para investor, Ian hanyalah seorang artis pendatang baru. Kebanyakan, drama yang diperankan oleh pendatang baru sebagai tokoh utama pria, biasanya akan mengalami kegagalan. Para investor ini ingin Xavier yang menjadi tokoh utama pria. Akan tetapi, Golden Entertainment menolaknya.Untuk sementara ini, total modal yang berhasil dikumpulkan Golden Entertainment dan beberapa investor kecil hanyalah 40 miliar rupiah.Namun, ketika Golden Entertainment dalam kesulitan mencari investor besar, tiba-tiba sebuah angin segar berhembus. Sebuah perusahaan surat kabar dan portal berita online Surabaya Ja
Pada pukul tujuh malam, rombongan Lisa, Alicia, Xavier, Linda, Sutradara Ben, Produser Ram Singh, dan staf lainnya tiba di sebuah hotel besar yang berada di wilayah Surabaya Pusat. Sejak hancurnya Surabaya Barat, wilayah perekonomian yang dulu terbagi antara pusat dan barat, kini semua berpusat kembali di Surabaya Pusat.Jamuan makan malam kali ini diselenggarakan oleh Bos besar Surabaya Jaya Media–Kenzaki Kuro, atau biasa dipanggil CEO Ken di sebuah restoran di dalam hotel mewah. Pesta jamuan makan malam ini diselenggarakan dalam rangka untuk merayakan pembuatan serial drama “Hantu? Siapa Takut!”. Meski begitu, tidak ada satupun dari pihak Golden Entertainment yang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh CEO Ken. Karena biasanya, acara besar dan mewah seperti ini akan diadakan di akhir syuting, atau ketika rating serial drama tersebut tinggi.“Selamat malam semuanya.” CEO Ken tersenyum, mempersilahkan semua yang datang untuk duduk. Kenzaki Kuro adalah warga negara Indonesia keturunan j
Inilah sisi gelap dunia entertainment, sebuah aturan tidak tertulis yang ada sejak jaman dahulu, dan bisa menimpa artis manapun. Hanya saja, kali ini Lisa lah yang menjadi targetnya.Jika Lisa menolak, CEO Ken akan dengan sengaja mengatakan bahwa kemampuan aktingnya tidak cukup baik. Ia lalu akan mengambil kesempatan ini untuk menggantikan pemeran tokoh utama wanita di serial “Hantu? Siapa Takut!”. Tentu saja, kemungkinan besar artis yang menggantikan Lisa itu telah tidur dengan CEO Ken.Kalau sudah begitu, bahkan Golden Entertainment sendiri tidak akan bisa dengan mudah menyinggung investor yang mampu menghasilkan uang tunai 45 miliar rupiah. Oleh karena itu, di industri entertainment, ada banyak artis yang menelan amarahnya dan terpaksa berkompromi. Mereka hanya bisa memilih antara masa depan dan kesucian mereka.Namun, berbeda dengan kebanyakan artis lainnya, Lisa memiliki sikap yang tegas dan keras kepala. Dengan lantang, Lisa berkata, “Tidak! Aku tida
Ian melangkah dengan keberanian yang membara, setiap tapak kakinya menggema keberanian di lantai marmer yang dingin. Dengan gerakan yang cepat dan pasti, ia melindungi Lisa, menutupi tubuh mungilnya dengan postur tegapnya yang seperti benteng. Segera, Ian menggengam tangan CEO Ken. Kenzaki Kuro hanya bisa merasakan tekanan yang kuat di pergelangan tangannya, cengkraman Ian begitu kuat hingga membuat urat-uratnya terasa seperti akan putus. "Bukankah dia bilang dia tidak bisa minum? Apa kamu tuli?" suara Ian terdengar tenang, namun setiap kata yang terucap bagaikan petir yang menyambar, menggetarkan udara dengan otoritas yang tak terbantahkan.Di sekitar mereka, para artis dari Golden Entertainment menahan napas, mata mereka terpaku pada sosok Ian yang seperti pahlawan tanpa tanda jasa, memberikan mereka perisai tak terlihat dari aura protektifnya.CEO Ken, dengan wajah yang pucat pasi, mencoba untuk tetap tenang dan melepaskan diri dari cengkrama
Lantai marmer yang biasanya berkilau kini tercoreng oleh darah segar, pria berjas hitam terkapar tak berdaya, menjadi pusat keheningan yang mendadak menyelimuti ruangan. Sejak Ian memasuki ruangan, aura yang ia bawa telah menguasai setiap sudut, menyaingi lampu-lampu yang berpendar. Sikap patuh Xavier, dan rasa gentar yang meliputi Sutradara Ben serta Produser Ram Singh sepanjang pesta ini, semuanya kalah oleh kehadiran Ian. Aura yang ia pancarkan bukanlah sekadar keberadaan fisik, melainkan wibawa seorang penguasa, yang dengan tenang menyatakan bahwa seluruh pesta ini, seluruh malam ini, berada dalam kendalinya.Artis dan pegawai Golden Entertainment merasakan perubahan itu, sebuah perasaan aman dan kepercayaan yang tiba-tiba mengisi ruang di dada mereka. Ian, dengan kehadirannya yang tenang namun dominan, telah mengubah aliran malam itu, menjadikannya pesta yang berada di bawah naungan kekuasaannya yang tak terbantah.Ian, dengan suara yang tegas dan penuh perintah, berkata “Pelaya
Ketakutan tersembunyi di balik kata-kata CEO Ken, "Baik, baik, aku akan minum, aku akan minum! Lagipula, ini hanya minum kan?" Suaranya bergetar, mencerminkan pertarungan batin antara kekayaan dan kekuasaannya dengan realitas bahwa ia berada di wilayah Ian. Kenzaki Kuro, meski dengan hati yang berat, memilih untuk menelan kebanggaannya demi keselamatan diri sendiri.Setelah satu botol White Wine lenyap, rasa pahit muncul di tenggorokan CEO Ken. Perutnya juga terasa dingin, akibat minum satu botol White Wine dalam sekali tegak. Di sampingnya, Ian masih berdiri dengan senyuman yang tak terbaca. "Ayo, lanjutkan ke botol berikutnya," ucapnya, suara tenangnya menyembunyikan otoritas yang tak terbantah. CEO Ken menatap botol kedua seraya menggertakkan giginya.Tindakan Ian ini membuat Xavier takut. Bagaimanapun juga, Ian telah mengancam investor terbesar dari “Hantu? Siapa Takut!”. Xavier berdiri dari kursinya dengan tubuh yang gemetar. "I-Ian, mengapa kita tidak ..." ka