Share

3. Jabatan

Hah. Tanner?” desis Joanna yang tidak yakin akan pendengarannya. “Lionel James Tanner adalah putra Franklin

Tanner?”

Namun, semua keraguan dan rasa penasaran itu hilang begitu melihat sosok laki-laki yang sedari kemarin telah menolongnya

sedang berdiri di atas panggung. Wajah Joanna menjadi pias dan tanpa sadar ia telah menahan napas.

Jadi, selama ini hidupku masih saja berhubungan dengan Tanner? Argh,’ erang Joanna hanya dalam hati.

Saat Elise menepuk bahu Joanna, dia menghembuskan napas yang sedari ditahannya.

Kamu kenapa, Anna? Capek berdiri? Mau pergi dari sini?” Elise merasa temannya terlihat tidak baik-baik saja. Bibirnya

yang kehilangan warna darah membuatnya khawatir.

Ah, aku tidak apa-apa. Aku hanya kaget dengan pimpinan kita yang baru. Itu saja- ya itu saja,” balas Joanna

lebih kepada meyakinkan dirinya sendiri. Ia tersenyum canggung.

Elise pun memilih untuk tetap di samping temannya itu, dan mulai memperhatikan sambutan yang

disampaikan oleh pimpinan baru mereka. Sementara Joanna yang tidak bisa menyembunyikan rasa

cemasnya

meremas celana kainnya.

Dia tidak bisa membayangkan jika dirinya harus bekerja bersama

pria itu.

Joanna bergegas kembali ke mejanya setelah semua karyawan dibubarkan. Wanita itu memilih untuk menyibukkan

dirinya dengan menyiapkan bahan untuk rapat satu jam lagi. Jobdesk yang dimiliki oleh Joanna mencakup

hampir semua bidang, dari administrasi hingga persiapan rapat dari tim mana pun.

Beberapa menit kemudian, kepala sekretaris memanggil Joanna untuk segera ke ruangan COO di lantai

empat, terkait dengan hasil ujian kompetensi yang sudah dia ikuti.

Setibanya di lantai empat, COO mempersilakan Joanna masuk ke ruangan dan mengatakan, “Anna, selamat ya,

karena kamu lolos tes seleksi sekretaris kemarin. Sekarang kamu akan dipindah-tugaskan menjadi sekretaris

CEO kita yang baru. Lebih ditingkatkan ketrampilan bekerjanya, ya.”

Hah. Yang benar, Tuan?” tanya Joanna tidak percaya. Ia sangat senang mendengar keberhasilannya.

Iya, benar sekali. Silakan ikut saya.” COO memimpin ke arah mana mereka pergi.

Joanna merasa senang dengan jabatan barunya itu. Dia diarahkan ke sebuah ruangan yang dekat

dengan ruangan CEO.

Mulai besok kamu akan bekerja di lantai ini dan membantu CEO kita, Tuan Lionel.”

Mendengar hal itu Joanna, senyum bangga di wajahnya tadi langsung hilang. Dia hampir saja lupa bahwa pemimpin

baru di perusahaannya sekarang adalah Lionel dan dia malah menjadi sekretarisnya. Jadi, bagaimana

ia membatasi interaksi dengan pria itu jika sekarang saja mereka bekerja di kantor yang sama, bahkan di satu lantai?

Sepanjang hari itu, Joanna bekerja dengan was-was karena Lionel berada di gedung yang sama dengannya. Elise

mendekatinya karena sedari tadi temannya itu melakukan kesalahan kecil yang biasanya tidak dilakukan.

Anna, kamu yakin gak papa?” tanya Elise prihatin.

Eh, gak kok. Aku hanya sedang memikirkan kedua putraku,” ucap Joanna berbohong karena dia tidak ingin

Elise tahu kenyataan buruk yang sedang menimpanya.

Memang kenapa dengan mereka? Jika terjadi apa-apa, jangan lupa untuk bercerita denganku.”

Joanna mengangguk, dan berkata bahwa putranya sehat-sehat saja. Ia hanya merindukan mereka. Elise menepuk bahunya sebagai bentuk dukungan agar tidak terlalu khawatir berlebihan, lalu kembali ke mejanya untuk melanjutkan pekerjaan.

Rapat yang Joanna susun berjalan dengan lancar sehingga ia sedikit lega. Sedari tadi dia

sendiri merasakan hari ini dia tidak profesional dalam bekerja setelah mengetahui perubahan pimpinan baru.

Jam pulang kantor pun tiba, Joanna tidak menduga jika pria itu kembali berdiri di luar lobi sambil bersandar

di samping mobilnya. Sungguh dia ingin menghindari pria jangkung itu, tetapi sepertinya tidak bisa karena

saat ini Lionel melambaikan tangan kepadanya.

Nona Joanna, saya ada perlu dengan anda,” ucap Lionel formal karena mereka masih berada di lobi

perusahaan. Beberapa karyawan yang masih belum pulang memperhatikan mereka.

Ya, Tuan?” Joanna hanya berdiri di tempat.

Saya hanya ingin menjabat tangan anda karena mulai besok kita akan bekerja bersama.” Joanna segera

menjabat tangan Lionel agar lelaki itu segera pergi jika dia menuruti kemauannya tersebut.

Namun, tangan wanita itu mendadak ditarik sehingga jarak di antara mereka menjadi sangat dekat. Sebenarnya jarak itu masih normal jika dilihat oleh karyawan lain, akan tetapi tubuhnya menegang saat pria itu mulai

mencondongkan wajahnya.

Kamu tidak akan bisa pergi lagi dari hidupku, Jo. Aku akan pergi duluan dan menunggumu di sisi kiri gedung yang

kemarin. Kita pulang bersama,” bisik Lionel di dekat telinga Joanna.

Lalu, pria jangkung itu melepaskan jabatan tangan Joanna dan meninggalkannya tanpa menoleh ke

belakang, sementara sekretaris cantik ini masih gemetar karena ancaman yang didengar di telinganya.

Sial!’ umpatnya dalam hati.

Joanna keluar setelah melihat mobil Lionel meninggalkan drop-off area gedung tersebut. Dia pergi ke sisi kiri

sesuai perintah atasan barunya dan naik mobil pria itu. Mereka hanya terdiam tanpa ada obrolan sampai akhirnya Lionel mencapai lokasi di mana dia menurunkan sekretarisnya itu kemarin.

Namun, ternyata pemimpin Microsite Shop itu tetap melajukan kendaraannya hingga benar-benar berhenti di

sebuah rumah yang teduh dan nyaman. Joanna tidak terkejut Lionel bisa mengetahui rumahnya dengan begitu mudahnya. Dia semakin merasa ciut berada di dekat pria itu.

Terima kasih atas tumpangannya, Tuan,ucap Joanna sopan. Namun, Lionel mengunci pintu mobil sehingga Joanna tidak bisa keluar

dari mobilnya.

Wanita itu memberikan tatapan yang mengandung kebencian terhadap Lionel dan pria itu dapat merasakannya sedari

awal mereka bertemu kembali. Namun, itu tidak membuat pria ini takut, justru dia merasa tertantang untuk mencari alasan

di balik kebencian itu. Pria di sampingnya itu sengaja berlama-lama untuk melihat respon ketakutan itu

kembali, tetapi akhirnya dia merasa kasihan.

Jo, maaf, aku membuatmu tidak nyaman, tetapi aku bersyukur aku datang ke kota ini dan menemukanmu

lagi,” ucap Lionel tulus.

Buka pintunya!” bentak Joanna yang tidak ingin mendengar kata apapun keluar dari mulut pria di

sampingnya itu.

Lionel masih bersikeras tidak mengizinkan Joanna keluar sebelum dia mengungkapkan isi hatinya. Dia

ingin

wanita itu mendengarkan penjelasan darinya dan bertanya mengapa dulu wanita itu meninggalkannya.

Lalu tanpa diduga perhatiannya teralih ketika seorang bocah berseru memanggil Joanna, “Mommy!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status