Share

Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh
Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh
Penulis: Nuri Art

Bab 1. Maafkan Mama.

“Ayah selingkuh, Ma ... Ayah selingkuh!” 

Aku merasa bagai tertusuk sebilah pedang mendengar penuturan Laras, putriku. 

Bukan! Diri ini tak terkejut karena kabar yang anak gadisku katakan, melainkan merasa bingung harus bagaimana menjelaskan semua kepada Laras. 

Selama ini, aku sengaja menutupi keburukan Mas Ezran hanya supaya putriku tidak terluka. Kutekan segala amarah serta kesakitan yang ada di hati, demi melihat Laras baik-baik saja. Namun, apa yang kudengar? Bagaimana Laras bisa tahu masalah ini?

“Apa maksudmu, Sayang. Jangan ngomong yang enggak-enggak soal Ayah, Nak!” dustaku masih mencoba membela laki-laki bergelar suami yang telah tega mengkhianati kami.

“Aku melihatnya sendiri, Ma. Ayah memeluk seorang wanita sangat mesra. Apa Mama masih tidak percaya?” ujar Laras.

Ia langsung meraih gawai dari balik saku baju seragamnya. Lalu, jarinya menari-nari di atas benda tersebut. Sampai, Laras memberikan ponselnya ke hadapanku.

Mataku terbelalak melihat sesuatu yang tampak di layar. Sebuah video suamiku tengah makan bersama sambil bermesraan dengan seorang wanita dengan wajah semringah. Mas Ezran terlihat tengah menghadiahkan sebuah kalung ke leher selingkuhannya. Lalu, ia memeluk mesra tubuh wanita itu dari belakang. 

Aku menutup mulutku dengan tangan. Apa yang Mas Ezran lakukan? Apa dia sudah tak tahu malu sehingga tidak melihat tempat untuk bermesraan?

Apalagi, itu ruang umum dan terlihat lumayan ramai. Sudah hilangkah iman di dirinya?

Ya Allah, Mas. 

Demi Laras kutahan semua perihnya hati yang suamiku torehkan. Akan tetapi, dengan sekejap saja Mas Ezran hancurkan. Sia-sia saja pengorbananku selama ini.

Kudengar isakan lolos dari bibir putriku. Membuatku sebagai seorang ibu semakin merasa bersalah, pun kian menambah kekecewaan terhadap Mas Ezran. Bagaimana bisa ia teledor seperti ini?

Padahal, sebelumnya aku memberikannya syarat agar suamiku itu berhati-hati. Jangan sampai Laras mengetahui perselingkuhannya. Namun, Mas Ezran sama sekali tak mengindahkan permintaanku yang satu itu.

“Sayang. Mungkin kamu salah paham, Nak.” Hanya itu kata-kata yang dapat keluar dari mulutku. Aku benar-benar bingung harus menjelaskan apa sekarang?

“Salah paham gimana, Ma? Jelas-jelas itu Ayah,” pekik Laras dengan nada yang bergetar.

“Bisa saja, kan, itu hanya seseorang yang mirip sama Ayah.”

Aku terus merutuki diri dalam hati yang masih saja berusaha menutupi segalanya. 

“Sampai kapan Mama akan menyangkal kenyataan, Ma? Itu benar Ayah. Apa mungkin ada seseorang yang semuanya begitu mirip satu sama lain? Bahkan penampilan, gaya rambut, serta cara berpakaian Ayah? Aku bahkan bisa tahu walau hanya melihat sepintas dari jam tangan yang Ayah pakai,” ucap putriku.

Aku sudah tidak bisa menyangkal atau pun berkata-kata lagi. Laras tahu, jam tangan itu hanya ada beberapa buah saja yang di luncurkan merek tersebut. Sebuah hadiah dariku untuk Mas Ezran saat ulang tahun pernikahan kami yang ke tiga belas, dua tahun yang lalu. 

Sengaja kubelikan benda tersebut dari uang tabungan hasil bisnis online, usaha yang baru kutekuni beberapa tahun ini. Meskipun harganya cukup fantastis, tetapi tak menyurutkan niatku untuk memberikan suamiku sesuatu yang berharga. Apalagi, di hari spesial untuk kami.

“Kenapa Mama tidak marah? Apa Mama sudah tahu masalah ini?” tanya putriku sambil menatap dalam mata ini. Aku hanya bisa memalingkan muka.

“Sejak kapan, Ma? Kenapa Mama menutupinya dariku?” tanyanya membuatku semakin pilu.

“Sayang. Mama hanya ....”

“Apa itu karena aku, Ma? Mama menyiksa diri sendiri karena tak ingin aku tahu masalah ini terus berubah sedih?” tanya Laras tepat.

“Ya Allah, Ma. Maafin Laras. Gara-gara aku Mama tersiksa. Ayah jahat, Ma! Jahat sama kita ...,” ucap putriku lirih. Sungguh memilukan.

Kucoba untuk tidak menangis di hadapan buah hatiku. Akan tetapi, air mata ini tetap saja lolos ketika melihat Laras tersedu. Tangisannya yang menyayat membuatku tidak kuat lagi membendung duka.

Kupeluk tubuh Laras dan kudekap dengan erat. Berharap ia lebih tenang, pun diri ini yang sudah tidak kuat lagi memendam kesedihan. Kami sama-sama larut, dan menangis sampai air mata habis mengering.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
KR_ Solin
sepertinya lumayan sedih ini Thor..........
goodnovel comment avatar
Amier
baguslah ,SDH merilis buku baru lagi jd ikut senang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status