Share

17. Ikrar yang Tidak Tulus

Deru mesin pesawat yang teredam di dalam kabin, membuat Una cukup mudah untuk terlelap. Terjadi sedikit guncangan. Una pun membuka mata perlahan dan menemukan langit masih berwarna biru, entah di zona waktu negara mana.

Namun, bukan hanya itu yang ditangkap Una, melainkan kehadiran tekanan pada ekspresi Mario. Agak menyeramkan. Dari sedikit cekungan di bawah mata, sepertinya pria berwajah kotak itu belum pernah tidur sepanjang perjalanan.

“Ada apa, Sayang?” tanya Una selembut mungkin.

Mario, yang mengoneksikan laptopnya ke jaringan wifi pesawat, menatap Una sekilas. Bibirnya mendecak kesal. Sebuah email pendek dari Anderson si gundul Amerika membuat perjalanannya serasa penuh siksaan.

[Aku dengar, Der Leifen sudah kembali ke tangan Hazerstein. Sebaiknya hati-hati, Mario. Ingat, nasib perusahaanmu ada di tanganku.]

Si wanita cantik pengkhianat pernikahan masih bisa mengerti email yang ditulis dalam bahasa inggris itu. Ia juga bisa mengerti bagian mana yang membuat kekasihnya gundah. Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status