Share

18. Awan Hitam di Angkasa dan di Hati

Dua insan tanpa cinta masih memegang alat komunikasi, berteman dingin AC di kamar masing-masing. Keduanya diam. Satunya menunggu jawaban, sedangkan yang lain memastikan jawaban dari mulutnya akan terdengar masuk akal.

“Tidak, Reza,” ungkap Isabelle. “Keluargaku bukan pelakunya.”

“Gak apa-apa, kok. Jujur aja. Sekarang kamu istriku, sudah sepatutnya kita saling terbuka.” Wajah Reza sedikit memerah menyadari keambiguan kalimat barusan. “Buka rahasia maksudnya.”

“Kamu gak salah soal itu.” Isabelle berkedip pelan. “Tapi apa yang membuat kamu berpikir kalau Vanlomraat pelaku pembantaian keluargamu?”

“Selain Felix dan pembunuh yang mengejarku ... ada kamu juga yang tahu kalau aku adalah keturunan terakhir Hazerstein. Gara-gara itu, sih.”

Isabelle manggut-manggut. “Masuk akal.”

Keduanya kembali diam. Pandangan Isabelle tertuju ke jendela yang menampilkan langit malam Kota Zurich. Ada perasaan aneh menghampiri ketika sadar bahwa tujuannya tercapai dengan cara tak biasa, tapi di saat bersamaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status