"Oh tidak! Aku benci anak-anak!!" Irina Fernandaliz, terus mengumpat ketika pertama kali menginjakan kakinya di panti asuhan. Irina sangat anti dengan anak-anak apalagi yang sudah menginjak usia 5 tahun, menurut Irina mereka sangat menyebalkan! Jika bukan karena suruhan ibunya yang menyuruhnya untuk mencari muka di depan publik demi menutupi skandalnya yang sudah menjadi headline, ia tidak akan sudi beramah tamah disini. Saat ia akan kembali pulang dari panti asuhan, tiba-tiba mobil yang dikendarai oleh supirnya oleng menembus pembatas jalan hingga hancur dan merenggut nyawa nya dan sang supir. Ketika detik terakhir nya saat ia benar-benar merasakan tubuhnya hancur dan sakit luar biasa, ia melihat sebuah cahaya menghampiri nya kemudian menariknya hingga ia benar-benar menutup mata. _______________________ Verona Van Helsing "Kau jahat Alexander! Aku baru saja melahirkan putra putri kita, aku baru saja kehilangan ayah ku dan sekarang? Kau menambah penderitaan lagi kepada ku dengan membawa perempuan ini Alexander? kau sungguh pria yang kejam!" Verona sudah tidak bisa bertahan lagi, ia sudah pasrah jika ia harus meregang nyawa dengan cara tenggelam. Namun ia berdoa di akhir hayatnya, ia meminta jika anak-anak nya dapat hidup dengan bahagia tanpa merasakan kurangnya kasih sayang. Verona menyesal atas apa yang telah ia perbuat kepada anak-anaknya. Bagaimanapun mereka tidak bersalah, mereka hanya korban dari keegoisan orang tua mereka.
View MoreAlexander bersama pasukannya menyusuri gelapnya malam untuk mencari keberadaan sang Duchess. Alexander masih bertanya pada dirinya sendiri, kenapa wanita itu begitu ceroboh pergi dari kediaman tanpa memberitahu kepada siapapun kemana ia pergi. Alexander berdecak kesal, tidak habis pikir dengan istrinyaTiba-tiba beberapa prajurit berkuda yang berada di depannya berhenti, keningnya mengerut begitu melihat sosok yang ia kenal"Apa yang kau lakukan malam hari disini, Viscount Christof?" Tanya AlexanderChristof bersama dengan ajudannya memberi hormat sejenak kemudian menjawab,"Saya baru kembali dari Brilla untuk urusan pekerjaan, Duke. Duke Alexander sendiri sedang apa ditengah malam seperti ini?""Aku mencari Duchess Verona""Duchess Verona?"Alexander mengangguk,"Ia belum kembali ke kediaman sejak pergi pagi tadi""Tadi pagi saya berpapasan dengannya" bohong ChristofAlexander lekas turun dari kereta kudanya dan menghampiri Christof"Dimana?...""Saya sempat bertemu dengan Duchess di B
Saat ini Alexander bersama Rosella tengah berjalan di sekitar taman mansion. Keduanya beriringan sembari membahas beberapa hal, hingga kemudian Rosella bertanya kepada Alexander"Alex sebelumnya maaf, bukan maksud ku menyinggung. Hanya, kau tidak akan melupakan ku kan setelah ini?"Kening Alexander mengerut,"Berbicara yang jelas!" Alexander bingung dengan ucapan Rosella, melupakan karena apa memangnya?Rosella memilin gaunnya sejenak,"Duchess Verona sudah sembuh. Dia sudah kembali seperti dulu, dan ku harap kau tidak melupakan ku dan merasa tidak membutuhkan ku lagi setelah ini"Raut wajah sendu Rosella tak luput dari pandangan Alexander. Pria itu sedikit mendekat kemudian mengelus surai Rosella,"Bagaimana bisa aku melupakanmu? Kau adalah teman ku, istri dan juga ibu dari anak ku. Aku memiliki tanggung jawab atas mu jadi kau tidak perlu khawatir" ucap AlexanderSedangkan di seberang sana, Verona menatap kedua insan itu sembari telinganya tajam mendengar percakapan mereka. Sekarang Ver
Verona meneliti kertas yang berada ditangannya. Setelah membacanya berulang kali dan memastikan kebenarannya ia mendesah, rupanya kecurigaannya pada Rosella benar. Dana yang ditarik dalam jumlah yang cukup banyak ternyata tidak digunakan sebagaimana mestinya, perempuan itu menggunakan seluruh koin untuk berbelanja dan berjudi. Ia tidak menyangka jika Rosella mempunyai hobi seburuk itu.Setelah pamit dari sarapan bersama, Jarvis sudah menunggu kedatangannya di depan kamar. Segera Jarvis menjelaskan hasil penyelidikannya dan memberikannya detail surat yang berisi keterangan beberapa nama toko dan tempat yang dikunjungi Rosella.Bukti ini akan ia kantongi terlebih dahulu. Hanya beberapa bukti tidak cukup untuk mendepak Rosella dari kediaman ini, meski wanita itu banyak berlaku jahat kepada Verona yang dulu, ia tidak memiliki cukup bukti untuk menyalahkan Rosella.Suara ketukan pintu terdengar, cepat-cepat Verona menyimpan kertas tersebut di dalam lacinya.Terlihat Alexander masuk ke kama
Suara tarikan kursi memecah fokusnya, menoleh ke depan dan melihat seorang pria berambut pirang kini sudah duduk di hadapannya"Apa aku mengganggu waktu senggang mu, Duchess?"............................................Verona dengan mata memicing memperhatikan wajah pria yang tiba-tiba duduk di seberangnya, wajahnya terlihat familiar, apa Verona pernah bertemu dengannya?Melihat gelagat Verona, Felix tersenyum geli."Ini aku Felix, Duchess. Apa kau tidak mengingat ku?""Felix" Batin Verona. Sedetik kemudian mulutnya terbuka setelah mengingat pria itu"Ah ya, Marquess Felix. Maaf, aku sedikit lupa dengan wajah mu." Ucap Verona dengan nada sedikit tak enak hatiFelix tersenyum, "Tidak apa-apa Duchess. Mungkin wajah saya tida semenarik itu untuk diingat"Felix sedikit kecewa karena Verona melupakannya. Padahal ia dan wanita itu pernah bertemu dua kali, namun Verona seolah lupa akan pertemuan mereka. Jika diluar sana, para wanita yang bertemu dengannya pasti akan selalu mengingat wajah t
Lucas tengah menutup kedua telinganya, berusaha tidak mendengar perkataan ayahnya yang kini berjalan mondar mandir di depan meja kerjanya."Apa kau benar-benar akan melajang sampai mati?. Usia mu sudah cukup untuk menikah Lucas" ujar raja EdwardEdward menatap Lucas yang sengaja menutup kedua telinganya dengan mata terpejam. Anak itu rupanya pura-pura tuli"Kau dengar ucapan ayah tidak?" Bentak Edward.Lucas membuka matanya, masih setia dengan tangan yg menutupi kedua telinganya,"Apa ayah mengatakan sesuatu?" Lucas bertanya balikEdward menghela nafas lelah. Anak laki-laki nya satu ini memang selalu menghindar jika sudah membicarakan tentang pernikahan. Apa Lucas tidak tertarik sama sekali dengan salah satu putri-putri raja dan bangsawan yang pernah ia kenalkan?Edward pikir, saat ia memberi kebebasan kepada Lucas untuk mencari pasangan, pria itu akan segera meminang gadis yang selama ini mungkin ia inginkan. Tetapi, hingga saat ini Lucas terus mengatakan jika ia belum menemui wanita
"Alexander hentikan!" Jerit Verona"Kau lemah sekali" ejek Alexander"Ku bilang hentikan!. Geli Alexander, berhenti menggelitik ku terus!"Verona berusaha menghindar dari Alexander yang belum ada niatan untuk menghentikan aksi menyebalkannya.Saat Verona tengah fokus mengaduk adonan pancake seorang diri di dapur, entah dari mana siluman itu datang kemudian mengagetinya. Spontan Verona melempar sendok yang terbuat dari kayu itu ke arah Alexander, membuat pria itu kesal karena berhasil mengenai kepalanya.Pria itu pun segera menerjangnya, menggelitik perutnya hingga ia memohon untuk berhenti namun tak di gubris oleh Alexander.Dengan geram Verona mengambil tepung yang berada di atas meja di belakangnya kemudian melemparkannya ke wajah Alexander.Seketika wajah yang sebelumnya mulus tanpa noda itu beralih menjadi putih, bahkan rambut pria itu tak luput kena oleh tepung."Kau!" Geram AlexanderTangannya sudah terlepas dari pinggang Verona, kesempatan itu Verona ambil untuk menjauh dari Al
Verona duduk termenung di dalam kereta kuda. Tak terasa tiga bulan telah ia lalui di Winterfell untuk menemani Alexander bertugas. Dan, selama tiga bulan itu pula dirinya banyak menghabiskan waktu dengan Alexander, pria yang seharusnya ia hindari.Verona sadar jika ia tidak bisa selamanya menghindar dari Alexander, terlebih ia masih berstatus sebagai istrinya. Bohong jika kedekatan yang terjalin antara dirinya dan Alexander selama di Winterfell tidak ia nikmati, perhatian demi perhatian yang Alexander berikan kepadanya membuat hati kecilnya goyah.Entah mungkin hanya perasaannya saja yang mengatakan jika Alexander telah berubah. Karena selama tiga bulan itu tidak ada sosok pria yang mengabaikan istrinya, tidak ada sosok Alexander yang dingin kepadanya, dan tidak ada Alexander yang berkata keji kepadanya, yang tersisa hanya Alexander yang menyebalkan.Verona berusaha keras untuk tidak terbuai dengan perilaku Alexander kepadanya. Setiap hari mulut manis pria itu melontarkan segala macam
Tubuh Verona seketika kaku, bahkan Verona seperti lupa bagaimana caranya bergerak. Gelombang panas kemudian mengantarkan tubuhnya ketika tangan Alexander bergerak berpindah ke tengkuknya demi memperdalam ciuman mereka. Verona melenguh ketika Alexander menggigit daun telinganya. Merasakan Verona yang lemas di dalam dekapannya, Alexander menuntun Verona ke ranjang lalu menindihnya, kemudian kembali menciumi Verona sembari tangannya bergerak ke bawah. Irina- tak mampu menolaknya sama sekali. Semua ini pertama baginya, mungkin tidak untuk Verona karena pemilik asli tubuh ini pernah berhubungan intim dengan Alexander. Tapi bagi seorang Irina, Alexander adalah pertamanya. Cara pria itu mencumbunya dengan liar, tangannya bergerak meremas dadanya, cara pria itu membuka pahanya lalu menenggelamkan wajahnya disana, mendongak sejenak untuk menatap mata sayunya lalu memujinya kemudian menunjukkan kenikmatan dari lidah yang basah membuat Verona benar-benar hilang kendali atas dirinya. Alexande
Kedua pria itu saling menatap satu sama lain, kabut gairah terlihat jelas dimata keduanya. Bagaimana tidak, mereka berdua di suguhi pemandangan indah seorang wanita cantik yang tengah kesusahan membuka korset dengan keringat yang membasahi tubuhnya yang menambah kesan erotis. Melihatnya saja sudah membuat benda yang dibalik celana dalam keduanya mengembung. Ingin sekali keduanya membantu wanita cantik itu untuk menanggalkan seluruh pakaiannya.Namun, keduanya sangat amat sadar jika dihadapan mereka ialah Duchess Verona. Keduanya sempat bingung ketika melihat Duchess Verona masuk ke ruangan ini, seingat keduanya seorang pelayan mengatakan akan membawakan mereka seorang pelacur untuk melampiaskan hasrat mereka tapi yang datang justru Duchess Verona. Memang keduanya berencana untuk melakukan Threesome.Tapi, keduanya juga bingung mengapa mereka merasakan nafsu yang meledak-ledak, jika ini pengaruh dari minuman keras tidak mungkin sehebat ini karena mereka tidak sekali dua kali mabuk jadi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.