Share

10. Air Mata Pernikahan

“Mencium?!” pekik Nadina kencang hingga langkahnya terhenti seketika.

Pekiknya yang sudah jelas tidak lirih itu tentu mengundang perhatian manusia lain di koridor itu. Nadhif terlebih Aminah kini menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Nadina.

“Astaga! Kenapa harus teriak?!” umpat Nadina dalam hatinya.

“Nadina?” panggil sang umi langsung membuat Nadina menoleh dengan patahan.

“Ehm, Umi! Maaf, anu itu, ehm–” ujar Nadina terpotong-potong.

“Maaf Umi, Nadina hanya sedikit terkejut dan risau karena mesti melakukan itu di depan para keluarga dan tamu undangan nantinya,” jelas Nadhif cepat sementara Nadina malah tampak terkejut atas jawaban sang suami yang terang-terangan itu.

“Mas!” bisik Nadina sambil menarik lengan jas Nadhif ke dekatnya.

Aminah berjalan ke arah Nadina sambil sedikit menyunggingkan senyuman di wajahnya. Wanita paruh baya itu kini meraih tangan Nadina dan menghadapkan sang menantu ke arahnya. Dielusnya pucuk kepala Nadina lalu ia berucap lirih.

“Umi dulu juga s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status