Share

Bab 5 Taman Tepi Laut Hitachi

"ide bagus Zeyna-san, tempat itu memang sangat bagus. Mari kita ke sana." ucap Akio yang langsung menjalankan mobilnya ke tempat tujuan.

Kini mereka pergi ke taman laut Hitachi, tempatnya lumayan jauh dari tempat tinggal Zeyna.

Membutuhkan kurang lebih satu jam setengah untuk sampai di lokasi.

****

Kediaman Kiyotaka.....

Begitulah yang tertulis di depan pagar rumah kediaman Rin.

Rin dan keluarganya baru saja selesai sarapan.

"Rin, hari ini kamu ada aktivitas?" Tanya Miyuki.

"Em..."

Rin tampak memikirkan aktivitas yang akan di jalaninya hari ini.

"Pagi sampai siang ini tidak ada, hanya saja hari ini aku mau ke taman bunga, untuk mengambil beberapa foto, kalau untuk malam ini aku ada pentas musik." jelas Rin.

"Kau masih melakukan kegiatan mu yang lain?" Tanya seorang pria yang merupakan papa dari Rin.

"Em...aku hanya menyukainya, lagi pula tidak mengganggu pekerjaanku kan." ucap Rin dengan santainya.

"Huh...."

"Tidak masalah Ryu-san, selama Rin bisa mengatur jabwalnya, jadi tidak masalahkan." ucap Miyuki di sertai senyuman khas miliknya.

Ryuen Kiyotaka, papa Rin yang terkenal ketat dengan aturan.

Papa Rin adalah seorang Pianis terkenal di Tokyo, prestasinya sudah sangat menjulang tinggi, bahkan mendunia.

Jadi tidak salah jika bakat nya sebagai seorang pianis di turunkan pada Rin, putranya.

Rin juga seorang Pianis, Rin sangat menyukai musik, tapi Rin juga menyukai hobinya sebagai foto grafer.

Rin selalu mengisi kekosongannya dengan menghadiri tempat tempat indah dan memotret tempat itu, jika fotonya terlihat bagus dia akan menjualnya.

Walaupun hidup sangat sangat berkecukupan, tapi Rin tidak pernah mau menghamburkan harta kedua orang tuanya, dia lebih suka mencarinya sendiri dan menghabiskan uangnya sendiri.

"Jadi, kamu akan pergi mana?" Tanya Miyuki.

"Em....aku akan pergi ke tempat yang belum pernah aku datangi sebelumnya." ucap Rin.

Miyuki menaikkan sebelah alisnya, karna penasaran tempat mana yang akan di kunjungi putranya

"Kemana? Bukankah kau sudah mengunjungi banyak tempat?" Tanya Ryuen yang juga penasaran.

"Aku ingin ke taman tepi laut Hitachi."

"Bukankah kamu sudah pernah ke sana?" Tanya Miyuki.

"Iya, tapi kali ini aku datang dalam suasana yang berbeda, terakhir kali aku datang adalah musim gugur, jadi bunga yang bermerakan di sana berwarna kuning, kali ini adalah musim semi, aku mau melihat lautan bunga yang terhampar luas di taman itu." jelas Rin.

Miyuki hanya tersenyum mendengar penjelasan putranya, begitupun dengan Ryuen yang tersenyum tipis mendengarnya.

****

Di sisi lain...

Mereka sudah sampai ke pintu masuk taman Hitachi.

Dari depan pintu masuk saja sudah terlihat taman yang begitu indah.

Hamparan lautan yang terlihat luas di tambah bunga bunga nemophilia biru yang bermekaran. Sehingga terlihat seperti lautan bunga.

"Masyaallah, indahnya...." gumam Zeyna.

Ayumi merangkul lengan Zeyna dan menariknya untuk lebih dekat dengan hampran lautan bunga itu.

"Bagaimana Zey, bagus kan jika di lihat lebih dekat." ucap Ayumi.

Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Kyoyo dan Akio menghampiri mereka berdua

Kyoyo memegang kedua pundak Zeyna, "Zey, apa kamu tau setiap bunga memiliki arti tersendiri? Begitupun bunga ini, apa kamu tau arti dari bunga Nemophilia ini?" Tanya Kyoyo sambil memetik bunga itu dan meletakkan nya di selipan hijab Zeyna.

Zeyna menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Kyoyo tersenyum, "bunga ini memiliki arti prosperity atau kesejahteraan, maka dari itu setiap orang yang datang ke sini berharap hidup mereka sejahtera. Jadi bibi berharap, kamu bisa tumbuh sejahtera seperti bunga ini." ucap Kyoyo dengan mengusap lembut pipi Zeyna.

Tanpa sadar Kyoyo menitikkan air mata saat mengatakan hal itu.

Membuat Zeyna menjadi khawatir dengan bibinya, sedangkan Akio dan Ayumi sudah pergi lebih dulu ke tempat lain.

"Bibi, kamu kenapa?" Ucap Zey sambil mengusap air mata Kyoyo.

Kyoyo tersenyum, "bibi tidak apa sayang, bibi hanya masih tidak percaya, kalau kamu adalah putri dari Azam dan Azizah." ucap Kyoyo sambil mengusap air matanya.

"Apa ayah dan bunda pernah ke sini?" Tanya Zey penasaran.

Tuk....

"Apa Azizah tidak pernah menceritakan kisah mereka pada kalian?" Ucap Kyoyo yang mengetuk lembut kening Zeyna.

Zeyna menggembungkan pipinya dan memegang keningnya yang di ketuk lembut oleh Kyoyo.

"Tidak, bunda saat di tanya begitu, bunda selalu bilang, 'kalian masih belum cukup umur untuk mengetahuinya' begitu." ucap Zeyna.

Kyoyo tersenyum dan mengusap kepala Zeyna dengan lembut.

"Biar ayah dan bundamu saja yang cerita, sekarang kita menikmati liburan hari ini."

Zey tersenyum dan menganggukkan kepala nya sebagai jawaban.

Kyoyo dan Zeyna menghampiri Ayumi dan Akio yang duduk di bukit dan menatap hamparan luas lautan.

"Zeyna, kau terlihat sangat cocok dengan bunga itu." ucap Ayumi saat melihat bunga nemophilia yang terpasang di hijab Zeyna.

Zeyna tersenyum mendengar ucapan Ayumi.

"Ne... Zey-chan, kamu tau, bunga nemophilia, selain memiliki arti kesejahteraan, bunga ini juga memiliki arti lain." ucap Ayumi.

"Dalam bahasa Yunani, nemophilia berarti, Nemos yang artinya hutan, dan Philos yang artinya cinta, jadi bunga ini memiliki arti mencintai hutan, sangat cocok untuk mu, Zeyna-chan." jelas Ayumi.

"Kenapa?" Tanya Zey bingung.

"Sebelum kamu datang, bibi Kyoyo pernah mengatakan bahwa kamu sangat mengukai hal hal baru, jadi kamu sangat menyukai yang nama nya petualangan bukan?" Ucap Ayumi.

Zeyna menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Singkatnya, hutan adalah tempat sebuah petualang yang sangat di sukai banyak penjelajah, di dalam hutan banyak sekali rintangan yang kita lalui, maka dari itu aku mengatakan, Zeyna, kamu sangat cocok dengan bunga itu yang juga mencintai hutan." jelas Ayumi.

Zeyna paham maksud dari Ayumi, walau menurut Zeyna berlebihan, tapi filosofi Ayumi tidak salah.

Ayumi mengambil sesuatu yang telah di buatnya dan memasangkannya ke pada Zeyna.

"Em, sangat cocok." ucap Ayumi di sertai senyumannya.

"Ayumi-san, ini....."

Ayumi memegang tangan Zeyna, "Zey, untuk ledepannya jangan panggil aku begitu, panggil aku kakak, tidak ada penolakan. Oke."

Mereka tersenyum melihat interaksi antara Ayumi dan Zeyna.

Cekrek.....

"Sangat cantik...." ucap seorang pria yang mengambil foto Zeyna dan Ayumi dari samping.

Mereka menatap ke sumber suara, ternyata ada Rin yang menyaksikan semuanya.

"Rin?..." mereka menatap heran dengan kehadiran Rin di sana.

Sedangkan Rin hanya tersenyum dan berjalan menghampiri mereka.

"Ayumi-san, fotonya bagus, aku berikan padamu." ucap Rin yang menyerahkan foto yang baru dia ambil tadi.

Ayumi tersenyum, "terima kasih Rin."

Rin membalasnya dengan senyuman, lalu beralih menatap Zeyna.

Perpaduan dress warna lembut, warna krim terang, di padukan dengan cardigan, dan hijab berwarna putih, di tambah kulit Zeyna yang memang putih bening membuat semua terasa cocok di lihat.

Di tambah mahkota bunga nemophilia biru dan backgraund laut biru membuat siapa saja yang melihat Zeyna pasti terpana, termasuk Rin.

"Hai, Zeyna, kita bertemu lagi." ucap Rin dengan tatapan lembut dan juga senyuman manisnya.

Melihat senyuman Rin, jantung Zeyna berdebar, tapi dia masih bisa menetralkannya.

"Em, senang bisa bertemu dengan mu." ucap Zeyna.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status