Share

Bab. 17. Tetanggaan?

Sesampainya di ruang tamu, aku menggeleng tanpa bisa berhenti senyum. Tingkah laku Bara tetiba berubah lucu, apalagi kalau sudah bicara panjang kali lebar di ruang chat. Rasanya malas untuk berhenti kalau saja tak lagi sibuk begini.

“Kenapa kamu? Senyum-senyum sendiri, udah kek orang habis obat.” Ibu yang entah dari mana itu tiba-tiba muncul di hadapanku.

“Mulai, deh. Jangan rusak mood-ku kenapa? Lagi senang ini,” kataku seraya mengikat dus dengan tali rapiah. Isinya masih perabot dapur, yang sudah dikemas sejak kemarin.

“Ok, Bos!” jawab Ibu sambil tergelak. “BTW, bajumu sudah dikemas semua?”

“Sudah, Bu.”

“Mobil gimana? Datang jam berapa kira-kira?”

“Mungkin jam lima.” Aku mengangguk-angguk, meyakinkannya. “Tapi, tiga mobil kiranya cukup nggak, ya?”

“Nggaklah. Tapi nggak apa-apa. Sisanya bisa nyusul. Bukan orang lain ini yang beli rum

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status