Share

Bab. 18. Tak Keruan

Sukses dibuat tak keruan karena genggam, tatap, juga senyum Kang Cihu, akhirnya aku bisa bernapas lega sekarang. Tepatnya setelah aku sampai dengan selamat di tempat tujuan, lalu turun dan menginjakkan kaki di sana sambil menghirup udara segar di batas hari.

Waktu sudah menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit. Itu artinya, sebentar lagi akan terdengar seruan azan dari beberapa masjid terdekat. Namun, yang membuatku terkesima sekarang adalah senja. Di mana aku dapat melihat panorama jingga dengan begitu jelas, tanpa satu pun awan yang menghalangi keindahannya.

“Sebut nama Allah saat mengagumi apa pun, Neng.”

Aku langsung mengerjap, begitu mendengar suara berat Kang Cihu. Dia benar. Buru-buru aku pun menyebut nama Allah, Tuhan Pemilik Dari Segala Keindahan dan Kenikmatan Di Dunia Ini.

“Pinter.”

“Udah dari lahir, Kang. Terkodrat.”

“Percaya,” timpalnya sembari ter

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status