EDER POVSejak waktu yang lama aku berhenti bermimpi, aku tidak lagi memiliki keinginan lain selain sukses dalam karir. Aku berhenti memimpikan setiap hal mengenai keluarga, apapun itu, entah keluarga besarku yang kembali utuh atau aku yang memiliki keluarga kecilku sendiri.Aku bersikap egois untuk apapun yang aku sebut kesuksesan, aku menutup diri untuk apapun yang berkaitan tentang perasaan. Tapi itu yang membuatku semakin kesepian, dan itu menggerogotiku lebih dalam.Setelah aku menyerah pada setiap hal tentang keluarga, semesta malah memberikanku anggota baru dan memaksaku untuk menerima kenyataan jika aku akan memiliki Ayah sambung beserta saudara tiri yang tidak pernah kukenal sebelumnya.Seperti aku yang sudah menyerah akan keluarga, aku tidak dengan mudah menerima itu semua.Aku sempat marah tentu saja, itu tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan tapi lagi-lagi tidak ada yang bisa aku lakukan selain menerimanya.Entah mulai dari mana, entah apa yang membuat semua keadaan beru
ANASTASIA POVSaat aku masih muda dulu aku sangat menginginkan putri kecil yang cantik, membayangkan memilki seorang anak perempuan itu sangat menyenangkan. Ramput panjangnya yang bisa aku ikat dengan berbagai model ikatan setiap kali anakku akan berangkat sekolah, pita dan ikat rambut warna warni terhias dengan sempurna diatas kepalanya, membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa hangat dengan perasaan bahagia.Aku ingin menggunakan dress warna atau model senada dengan anak perempuanku nanti, dan mendapatkan Adelaine dalam hidupku benar-benar seperti impian yang menjadi nyata. Tidak hanya itu, masih banyak hal lain yang ingin aku lakukan dengan Adelaine. Aku ingin mewujudkan impianku dulu, saat aku berharap memiliki seorang ibu diwaktu kecil.Sebelumnya hanya impian kosong seorang anak yang tidak memiliki ibu, impian yang tidak pernah bisa aku wujudkan. Tapi sekarang, aku memiliki Adelaine dan aku ingin ia menjadi anak yang istimewah dan selalu bahagia disetiap hembusan nafas
ANASTASIA POVAnastasia Sandhy Nugroho, itu namaku. Wanita dewasa yang saat ini duduk tegang di depan laki-laki paruh baya yang masih tampak gagah di usianya tidak lain adalah Daddy-ku.Bukan main,Katakan padaku apa yang lebih buruk dari Ibu tiri dengan dua anak hasil dari pernikahan sebelumnya? Tentu itu sudah jauh lebih buruk dari kegagalanku masuk ke agency model bergengsi keinginanku dan terjebak di fakultas desain untuk waktu yang cukup lama."Dad, janda dua anak?" Tanyaku tak percaya, apa sih yang dipikirkan Daddy-ku itu, baiklah Daddy masih cukup mampu untuk menikah lagi, membangun pernikahan yang dulu pernah dia lakukan dengan almarhum Mama, tapi janda dua anak.Ya tuhan, membayangkannya saja membuatku menelan liur-ku sendiri.Malaikat pun tahu seberapa manja, penuh kenyaman dan sempurnanya hidupku menjadi anak semata wayang tanpa saudara, sehingga sepanjang hidupku, aku tidak diharuskan untuk berbagi pada siapapun. Berbagi dalam banyak hal,Tapi pernyataan mengejutkan Daddy
ANASTASIA POVAku merapikan rambutku yang berantakan, sengaja mengikatnya ke belakang agar tidak terlihat berantakan.Sial karena bangun kesiangan, aku jadi tidak sempat menata rambut-ku.Eder, Eder,Berulang kali aku mengulangi namanya. Aku tidak baik dalam mengingat nama, terlebih nama calon saudara tiriku itu hampir sama, Eder kakaknya dan Earl adiknya.Aku tidak perlu menjemput Earl, kata Daddy Earl sudah sampai kemarin malam dijemput Tante Yuli, Earl mengubah jadwal penerbangannya kemarin menghindari delay karena erupsi Gunung Agung, di Bali.Dan disinilah aku,Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta menjemput calon saudara tiriku yang lain, Eder, anak tertua tante Yuli."Dimana sih?" Gumamku celingak-celinguk, mulai kesal karena tidak ketemu-ketemu.Hanya berbekal ingatan samar-samar dari foto yang Daddy tujukan kemarin malam, aku mencoba mencari wajah yang sesuai dengan yang ada di ingatkanku. Wajah bule, akan selalu mencolok jika dibandara. gumamku dalam hati,Aku berhenti didepan
EDER POVItu kenyataan,Suka tidak suka, Terima tidak terima,Keluargaku tidak seharmonis cerita yang ada.Well, fakta itu tidak menyakiti-ku lagi. Mereka divorce, saat aku masih belia dan semenjak itu, aku memutuskan keluar dari rumah dan bekerja paruh waktu sebagai model salah satu web fashion di California.That's why, aku sangat mencintai wajahku. Sangat bersyukur, Tuhan menganugerahkan wajah tampan hingga mencari uang disaat yang sulit menjadi mudah untukku. Cukup berdiam diri saja, aku sudah menghasilkan jutaan dolar di akun bank-ku.Aku tidak berniat mencampuri urusan orang tuaku, aku tidak peduli lagi. Mereka orang tua egois yang memilih mengakhiri semuanya daripada memperbaiki. Apa salahnya memperbaiki yang ada? mereka punya anak-anak yang cukup dijadikan alasan untuk tetap tinggal.Aku pernah memohon, memohon demi aku dan Earl yang saat itu masih sangat membutuhkan Daddy dan Mom. Tapi, tangisan anak remaja bahkan tidak bisa meruntuhkan keegoisan, kemarahan serta keras kepa
EDER POVHarus aku akui calon ayah tiriku memang hebat,Bagaimana dia mendesain rumah minimalis ini dengan begitu apik, hunian yang sangat diimpi-impikan setiap orang. Bahkan detail sederhana seperti tatanan hiasan pun diperhatikan sangat baik.Aku tercengang,Nugroho Putra, Dia memang bukan arsitek biasa, tidak hanya kreativitas yang tinggi dia juga punya selera yang bagus.Seperti kamar yang aku tempati saat ini, didominasi dengan warna abu-abu, benar-benar terlihat elegan dan nyaman untuk ditinggali. Aku mengangguk-angguk sekali lagi, meninggalkan koper-ku hanya beberapa meter di dekat pintu. Menjatuhkan tubuh lelahku di kasur empuk yang sedari tadi melambai-lambai ke arahku."Finally." Desahku lesu,Mataku menatap langit kaca yang langsung menampilkan langit luar.Aku menyukai detail ini, sekali lagi aku hanya bisa mengagumi bagaimana calon ayah tiriku yang jenius dalam mendesain interior rumah. Apakah dia tidak keberatan jika kuminta untuk mendesain sebuah rumah untukku di masa d
ANASTASIA POVAku menaruh baju-baju pantai able, entah itu baju renang, bikini, gaun malam atau pun gaun yang akan dipakai saat pernikahan Papa.Sebentar lagi rumah ini akan diisi penghuni baru, Rumah ini tidak akan sama lagi seperti sebelum-sebelumnya. Rumah yang semula hanya diisi aku, Papa, dan beberapa pegawai pembantu rumah tangga mungkin akan terasa ramai karena akan menambah tiga orang sekaligus.Aku mengedarkan pandanganku keseluruh bagian kamar yang sudah kutempati hampir 20 tahun, aku tidak pernah sekalipun pindah kamar, hanya beberapa kali mendekor ulang kamar menyesuaikan dengan seleraku yang suka berubah-ubah mengikuti mode yang ada.Kamar tidur yang pernah berganti cat hingga berkali-kali, dari warna pink - ungu - biru muda - Peach dan berakhir pada warna abu-abu muda. Aku tersenyum singkat, ada perasaan berdebar-debar yang sulit aku ungkapkan setiap kali membayangkan akan hidup bersama dengan calon pendamping Papa.Aku tahu itu bukan hal buruk, tapi aku rasa, akan banya
ANASTASIA POVAku merasa seperti gadis buruk rupa yang mendadak menjadi pusat perhatian, karena dua cowok Bule dengan celana kolor yang males-malesan berjalan disampingku dengan wajahnya sialan mencolok dan berbeda. Bahkan dengan celana kolor yang mereka kenakan tidak mengurangi pesona mereka.Sejak kapan celana kolor terlihat keren dipakai untuk ke mall,Ibarat angsa berbaur dengan bebek. Entah bagaimana aku merasa seperti bebek yang salah berbaur dengan rombongan angsa yang cantik dan elegan,Aku melirik mereka malas, tapi tidak bisa berhenti melirik tingkah mereka. Entah sudah keberapa kalinya aku mencuri pandang kepada mereka berdua.Berjalan dengan tangan disaku,Celingak-celinguk,Dan yang paling menyebalkan, mereka masih mempesona dengan tampang melongonya.Sejak kapan tampang melongo gak tahu apa-apa begitu sedap dipandang.Sedangkan diriku, yang sudah mencoba untuk tampil mempesona terhempas jauh dengan outfit Celana kolor mereka. Eder dan Earl, mereka cocok menjadi model Ce