Pagi ini, Lintang dan Vanka menjadi sorotan murid-murid yang ada di sekolah. Mereka baru saja sampai di sekolah, tapi sudah banyak murid-murid yang mengerubungi mereka.
"Lintang, Vanka. Lo berdua balikan, ya?" tanya salah satu murid cewek.
"Iya." Jawaban yang singkat dari Lintang, namun mampu membuat kaum hawa yang ada di sana sakit hati.
Mereka berpikir, Lintang akan mencari pengganti Vanka, namun harapan mereka pupus saat mengetahui kalau Lintang dan Vanka sudah kembali berpacaran.
"Yah, parah banget sih. Padahal kan gue udah berharap lo mau pacaran sama gue," ujar cewek berambut pirang yang tampak centil.
Jujur, Vanka tidak suka dengan cewek-cewek yang tampak tidak terima karena Lintang dan dirinya kembali berpacaran. Namun, ia mencoba menutupi rasa kesal dan cemburunya itu. Vanka sudah memutuskan untuk menjadi pacar yang lebih dewasa, yang tidak mudah cemburu. Karena ia sadar, di sekolah ini, Lintang adalah cowok populer yang disukai oleh hampi
Hari ini adalah hari yang paling tidak menyenangkan bagi Vanka. Bagaimana tidak, tadi pagi saja Lintang tidak menjemputnya sehingga ia harus berangkat dengan ojek online. Padahal Vanka sudah menghubungi cowok itu, tapi Lintang seolah mengabaikannya.Dan, saat ia tiba di sekolah, Sela dan Lia malah mendiaminya. Vanka mencoba mengajak mereka mengobrol, namun mereka hanya diam."Pagi Vanka," sapa Vino yang berjalan memasuki kelas Vanka.Vanka yang masih berusaha mengajak kedua sahabatnya mengobrol pun menoleh pada Vino."Kenapa Vin?" tanya Vanka."Tadi lo berangkat sama Lintang?"Vanka menggeleng. "Enggak. Tadi pagi gue chat dia aja gak dibalas. Emang dia belum datang?""Belum. Apa mungkin dia kesiangan, ya? Tuh anak kan hobinya nge-game mulu.""Tapi belakangan ini dia udah jarang main game. Soalnya gue udah larang dia."Vino manggut-manggut. "Terus dia ke mana, ya? Apa jangan-jangan dia gak datang sekolah?""Coba aja
Seorang gadis yang sedang berjalan bersama kedua temannya langsung ditarik oleh seorang cowok tampan ke tengah lapangan.Gadis itu sedikit terkejut karena dirinya tiba-tiba ditarik oleh cowok itu."Semuanya gue minta berkumpul di lapangan," ucapnya.Murid-murid yang tadinya sedang sibuk dengan kegiatan mereka langsung menoleh ke arah cowok itu. Mereka langsung berkumpul di lapangan."Semuanya dengar, ada yang pengin gue omongin ke kalian semua."Cowok itu membungkukkan badannya dan menekuk satu lututnya menghadap gadis yang tadi ditariknya."Di hadapan semuanya, gue mau ungkapin sesuatu." Cowok itu menatap lekat ke arah sang gadis. Membuat gadis itu sedikit salah tingkah."Ivanka Clarisa, gue cinta sama lo. Jadi pacar gue ya?"Semua orang yang ada di sana berteriak. Ada yang kesal dan ada yang senang."Terima!""Terima!""Ayo terima!"Gadis bernama lengkap Ivanka Clarisa itu tersenyum malu."Iya. Gue
"Lintang," panggil seorang gadis dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.Cowok yang dipanggil Lintang itu terus berjalan tanpa menoleh pada gadis itu.Tidak menyerah, gadis itu segera menyusul Lintang dan berhasil menghadangnya."Kenapa gak berhenti waktu gue panggil sih?" tanya gadis itu dengan wajah sedikit cemberut."Kenapa Vanka?" tanya Lintang malas.Ivanka Clarisa. Gadis cantik dan cerewet yang Lintang kenal di SMA Bina Negara. Dia adalah pacar Lintang."Nih, ada roti sama susu buat lo. Gue tahu lo belum sarapan. Dimakan ya," ucap Vanka memberikan sebungkus roti dan satu susu kotak coklat pada Lintang."Gue gak mau. Buat lo aja," tolak Lintang."Ih. Kok gitu sih? Terima dong, Lintang. Gue beli ini khusus buat lo."Lintang Wijaya adalah cowok nakal di SMA Bina Negara. Ia terkenal sering membuat masalah. Bahkan, hampir semua guru mengenalnya karena kelakuan buruknya."Hai Lintang," sapa seorang cewek cantik dengan
Lintang menunggu Vanka di depan rumahnya. Ia menyandarkan tubuhnya di motor sport miliknya. Sesekali berdecak karena Vanka yang tak kunjung keluar dari rumahnya.Tak lama kemudian, Vanka keluar dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya."Pagi Lintang," sapa Vanka."Lama banget sih lo. Ngapain aja?" ketus Lintang."Maaf. Gue masih siap-siap.""Siap-siap aja lama. Besok-besok kalau lo lama lagi, gue tinggalin lo. Kalau perlu gue gak mau jemput lo lagi," ucap Lintang membuat Vanka mencebikan bibirnya kesal."Kenapa sih lo selalu marah-marah sama gue? Padahal, kan itu cuma masalah kecil.""Justru itu, masalah yang kecil aja gak boleh disepelin gitu aja.""Buruan naik! Nanti telat."Vanka meneriama helm dari Lintang dan memakainya, kemudian naik ke motor Lintang dengan bantuan cowok itu."Udah?" tanya Lintang."Udah."Vanka melingkarkan tangannya di pinggang Lintang, namun cowok itu langsung melepasnya membuat Vank
Saat ini, Vanka, Sela, dan Lia sedang berada di mall. Sela dan Lia memaksa Vanka untuk pergi ke mall agar bisa bersenang-senang. Padahal, Vanka sudah mati-matian menolak ajakan mereka, tapi tetap saja kedua sahabatnya itu terus memaksanya dan akhirnya ia menuruti mereka."Jangan lama-lama ya. Soalnya gue masih mau ngerjain tugas Fisika," ujar Vanka."Ya ampun Van, hari ini libur loh. Masih aja lo mikirin tugas," sahut Lia."Iya. Kita kan mau senang-senang. Sekali-kali jangan belajar mulu. Kita juga butuh refreshing kali," timpal Sela."Iya gue tahu. Tapi kan kita ini udah kelas dua belas. Kita kelas ujian loh, harus persiapin diri sebelum ujian. Emangnya lo berdua gak mau lulus?""Udah lah gak usah mikirin itu. Kita mau lulus kok. Lo tenang aja. Gue yakin kita bakal lulus.""Iya emang lulus. Tapi, kalau nilainya jelek gimana? Lo berdua mau nilai kalian jelek?""Udah deh nanti aja bahas nilainya. Sekarang kita senang-senang dulu." Lia menarik
Lintang menatap bosan Vanka yang sedari tadi sibuk membaca buku paket. Mereka sedang berada di perpustakaan sekolah.Vanka meminta Lintang untuk menemaninya ke perpustakaan. Sebenarnya, Lintang sudah menolak, tapi karena Vanka terus-terusan memohon membuatnya terpaksa mengikuti kemauan gadis itu."Van, udah selesai belum bacanya? Gue udah laper, nih," ucap Lintang sembari melipat tangannya di depan dada."Bentar Tang. Ini gue masih baca materinya. Lo mau baca? Ini tuh materinya lengkap banget. Siapa tahu dengan lo baca buku ini lo bisa kerjain tugas lo sendiri," ucap Vanka sembari tersenyum."Ogah. Ngapain juga baca buku? Gak bakal masuk ke otak gue," ucap Lintang."Tapi, Tang ini tuh bagus banget bukunya. Lo harus baca.""Enggak," tolak Lintang. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari perpustakaan."Eh, Lintang! Tungguin gue!" Vanka segera menaruh kembali buku paket ke rak dan berlari mengejar Lintang.Ia langsung menggengga
Hari ini Lintang terlambat ke sekolah. Bukan hanya Lintang, melainkan Vanka juga.Sebenarnya, Vanka tidak terlambat ke sekolah, tapi karena ia menunggu Lintang untuk menjemputnya jadilah ia ikut terlambat. Dan, sekarang mereka sedang menjalani hukuman mereka. Yaitu, berlari memutari lapangan sebanyak sepuluh kali."Capek banget," keluh Vanka."Lemah banget sih jadi cewek. Baru satu putaran aja udah ngeluh," ejek Lintang."Ih Lintang! Ini semua juga gara-gara lo tahu. Coba aja kalau lo jemput gue cepat, pasti kita gak bakal telat kayak sekarang," omel Vanka."Bisa diem gak lo? Salah lo sendiri, gue kan udah nyuruh lo berangkat duluan. Lo aja yang ngotot mau nunggu gue. Jadi, jangan salahin gue kalau sekarang lo dihukum," ucap Lintang masih terus berlari.Vanka terdiam. Ia kembali berlari, tapi tidak bersuara lagi. Hal itu membuat, Lintang menoleh ke belakang memastikan apa Vanka baik-baik saja atau tidak."Kenapa diam?" tanya Lintang masih te
Lintang menatap bosan Vanka yang sedari tadi sedang memilih-milih novel yang ada di rak buku. Sekarang mereka sedang berada di toko buku. Vanka meminta Lintang untuk menemaninya ke toko buku. Meskipun, Lintang sedang kesal dengan gadis itu mengingat kejadian di kantin antara Dean dan Vanka, namun ia tetap menuruti permintaan Vanka. Karena ia sudah berjanji akan menemani gadis itu."Tang, kira-kira gue beli novel yang mana ya?" tanya Vanka pada Lintang sembari menunjukkan dua novel yang ada di tangannya pada Lintang."Beli aja yang lo suka," jawab Lintang singkat."Tapi gue suka dua-duanya.""Ya udah, beli dua-duanya aja.""Tapi, uang gue gak cukup kalau beli dua-duanya. Gimana dong?""Ck! Buruan! Gue gak punya banyak waktu buat nunggu lo di sini. Lo pikir gue gak ada kerjaan lain apa?" ketus Lintang.Ia sudah sangat bosan menunggu Vanka di sini. Karena sudah hampir dua jam mereka berada di toko buku. Salah satu alasan Lintang malas menemani