Wina Septa sudah menjadi kekasih rahasia Jihan Lionel selama lima tahun.Wina berpikir bahwa dia bisa meluluhkan hati Jihan selama menuruti semua permintaan Jihan. Akan tetapi, Wina tidak menyangka pada akhirnya Jihan meninggalkan dirinya.Wina selalu bersikap lembut. Dia pergi begitu saja dari kehidupan Jihan tanpa membuat keributan dan tanpa meminta uang sepeser pun.Namun, ketika Wina hendak menikah dengan pria lain, Jihan tiba-tiba mendorong Wina ke dinding dan menciumnya seperti orang gila.Perbuatan Jihan itu membuat Wina sedikit kebingungan.
Lihat lebih banyakAulia yang datang terlambat pun berjalan menuju pintu vila, lalu melihat Rian yang diisukan bertunangan dengannya.Aulia berjalan menghampiri Ivan, kemudian menyapa dengan lembut dan sopan, "Pak Rian."Ivan pun mengalihkan pandangannya dari arah langit menuju Aulia.Aulia mengenakan gaun sutra mahal yang berwarna putih gading, dia tampak begitu anggun, elegan dan berkelas.Ivan balas menatap Aulia sebentar, lalu memalingkan wajahnya dan mengangguk kecil tanpa menyahut apa-apa.Aulia balas mengangguk, lalu berbalik badan dan berjalan menuju halaman tempat helikopter terakhir diparkir.Pada tanggal 14 Februari, di Hari Kasih Akung, ratusan helikopter terbang melintasi langit Kota Aster sebelum akhirnya mendarat di bandara.Sekitar 30 menit kemudian, 50 pesawat pribadi yang bagian bodinya dicat dengan warna-warni pun terbang menuju Iranda.Berita di penjuru negeri langsung mengabarkan kejadian ini."Pesawat pribadi milik Jihan Lionel, Presdir Grup Lionel, tiba di Iranda pada tanggal 14 Fe
Karena hadiah itu seolah tidak jelas nasibnya, Sara pun melangkah maju dan mengambil amplop itu. Dia menatap mereka semua sambil berkata."Biar aku dulu yang ambil, nanti kita bicarakan lebih lanjut mau kalian terima atau nggak. Ini hari yang berbahagia, jangan diulur-ulur ...."Ucapan Sara dan keputusan Wina yang tegas barusan membuat ekspresi para anggota Keluarga Lionel menjadi lebih lembut.Jihan melirik ke arah Ivan lagi, pria yang duduk di atas kursi roda itu secara terang-terangan sedang menatap Wina.Jihan merasa cemburu sekaligus iba. Pokoknya, perasaannya yang campur aduk ini membuatnya menjadi kesal.Dia pun menggandeng tangan Wina dan berjalan menuju halaman belakang agar tidak terlihat lagi oleh Ivan ....Wina berjalan mengikuti Jihan, lalu bertanya dengan suara pelan, "Kamu cemburu, ya?""Memangnya aku bakal cemburu?" dengus Jihan dengan dingin, nada bicaranya terdengar sombong.Jihan bertekad tidak akan memberi tahu Wina bagaimana dia ingin mati saja tadi saat Wina menga
Para anggota Keluarga Lionel lainnya yang hadir untuk menyambut pengantin wanita pun sontak menyadari betapa pucatnya wajah Jihan seolah-olah jiwanya sudah melayang entah ke mana.Mereka refleks menatap Wina yang berjalan ke hadapan Ivan dengan kesal. Jelas-jelas Jihan begitu mencintai Wina, tetapi kenapa Wina malah berbalik memperlakukan Jihan seperti ini?Jika Wina memang tidak bisa melepaskan cinta pertamanya, seharusnya dia jangan menerima lamaran Jihan! Kenapa Wina mengulur-ulur waktu dan mempermalukan Jihan tepat di hari pernikahan mereka seperti ini?Wina tidak tahu apa yang mereka semua pikirkan. Setelah tiba di hadapan Ivan, dia menyerahkan setumpuk dokumen itu kembali kepada Ivan."Ivan, aku tahu kamu ingin memberiku yang terbaik, tapi kamu sudah melakukannya.""Aku nggak menginginkan atau meminta aset-aset ini. Utangku padamu sudah lunas, jadi tolong jangan buat aku berutang lagi padamu, ya?"Setelah itu, Wina pun berbalik menatap Jihan di belakangnya. Wina mengumpulkan sege
Wina pun tersenyum menatap tempat yang sebelum ini diisi oleh Ivan."Terima kasih, Tuan Ivan ...."Dulu, Ivan pernah memberi tahu Wina, "Kalau suatu hari nanti kamu menikah dengan orang lain dan aku datang ke pernikahanmu, kuharap kamu bisa memanggilku Tuan Ivan.""Kenapa?" tanya Wina waktu itu dengan polos sambil berbaring di atas meja.Ivan yang mengenakan seragam sekolah pun menepuk ujung hidung Wina dengan pulpen. "Karena kalau aku ternyata nggak bisa menikah denganmu, setidaknya biarkan aku menjadi tuanmu sekali saja."Wina tersenyum sambil mengusap air matanya, lalu mengambil bedak di atas meja dan menutupi bekas air matanya yang dipenuhi perasaan bersalah.Wina membubuhkan bedaknya dengan begitu hati-hati agar tidak ada sisa air mata yang terlihat. Ini adalah simbol Wina mengubur masa lalunya dengan Ivan.Sara yang sudah mengenakan gaun pengiring pengantin pun berdiri di depan pintu. Dia memegang setumpuk dokumen sambil menatap Wina dengan bingung ....Dia baru saja melihat Ivan
Dulu saat mengalami penindasan di sekolah, Wina pasti akan meringkuk dan menangis tersedu-sedu.Setelah itu, Ivan pasti akan muncul dan berjongkok di depan Wina, lalu menghibur gadis itu dengan lembut.Wina selalu ingat betapa baik hatinya Ivan kepadanya dan justru karena itulah dia menangis."Kamu nangis karena masih ada aku dalam hatimu, ya?"Ivan pun mengulurkan tangannya yang kurus ke hadapan Wina."Kalau memang ya, ikutlah denganku, oke?"Senyuman Ivan terlihat bercanda.Namun, sorot tatapannya tampak serius.Selama ini, Ivan juga ingin sekali bisa melepaskan Wina dengan damai dan mendoakan kebahagiaan gadis itu dengan tulus ....Akungnya, selama beberapa hari ini, bahkan obat tidur saja gagal membuat Ivan merelakan Wina.Itu karena rasa cintanya yang begitu mendalam untuk Wina. Ivan benar-benar tidak rela jika harus melepaskan Wina.Sama seperti Jihan, Ivan juga akan mati tanpa Wina. Jadi, bisakah Wina memilih Ivan saja?Wina mencengkeram gaun pengantinnya dengan erat sambil mena
Gisel merupakan anak perempuan yang sangat manis, ekspresinya terlihat berseri-seri dan sorot tatapannya tampak berbinar riang.Siapa pun yang melihat Gisel pasti akan merasa anak itu begitu manis dan menggemaskan.Setelah mengambil amplop, Sara pun berjalan keluar dari vila. Dia mendongak dan secara kebetulan melihat mobil diparkir di sebelah ....Sara sontak berhenti berjalan, lalu termangu menatap pria yang duduk di kursi roda di depan pintu mobil."Ivan ...."Begitu mendengar suara Sara yang gemetar, Ivan pun menoleh.Seulas senyuman tipis tersungging di bibirnya."Kak Sara, katanya Wina akan menikah hari ini, ya? Kak Sara keberatan nggak kalau aku menemuinya sebentar?"Nada bicara Ivan yang sopan dan terkesan memberi jarak itu membuat mata Sara menjadi berkaca-kaca.Dia ingin sekali menjawab bahwa dia tidak keberatan, tetapi dia sejujurnya khawatir kehadiran Ivan akan membuat pernikahan ini batal.Bagaimanapun juga, semenjak berpisah di rumah sakit, Wina belum pernah lagi bertemu
Si perancang busana pun melepaskan gaun itu dan sontak terpana saat menyentuh bahan serta berlian yang bertaburan di atasnya.Gaun pengantin ini terbuat dari bahan satin yang lembut dan dilapisi dengan kain jaring-jaring tipis. Hiasan bunga mawar dan berlian yang berkilauan memenuhi seluruh gaun, membuatnya tampak begitu memukauModelnya sederhana, tetapi sangat cantik. Kilau berlian membuat gaun itu tampak sangat elegan dan anggun.Jika dugaannya benar, ini adalah gaun pengantin yang dirancang oleh desainer gaun pengantin ternama dunia dan hanya ada satu di penjuru dunia ini.Awalnya gaun pengantin ini disimpan di ruang pameran luar negeri. Setelah itu, katanya berhasil terjual dengan harga setinggi langit.Ternyata yang membelinya adalah presdir Grup Lionel. Mana mungkin pria itu akan rela mengeluarkan uang sebanyak ini jika bukan karena sangat mencintai calon pengantinnya?Gaun lain yang ada di dalam lemari itu juga terlihat sangat mahal. Terlihat jelas gaun itu keluaran edisi terba
Wina mengangguk mengerti. "Ya, oke, aku nurut saja. Nah, sekarang ayo kamu naik helikopter atau masuk ke ambulans ...."Jihan tidak mungkin sanggup bertahan jika pendarahannya tidak dihentikan. Karena Wina mengkhawatirkannya, Jihan pun luluh dan mengajaknya ke helikopter.Malam itu, Wina menemani Jihan sambil menunggu dokter selesai menghentikan pendarahan pada punggung Jihan dan menjahit lukanya. Setelah selesai, barulah Wina bisa menghela napas dengan lega.Langit sudah mulai terang, jadi Wina merasa pernikahan mereka tidak akan sempat dilangsungkan hari ini. "Gimana kalau kita tunda acaranya jadi besok?" saran Wina.Jihan yang sedang mengelap rambutnya dengan handuk pun langsung menjawab dengan tegas, "Nggak, pokoknya kita harus menikah hari ini!"Wina sudah merasa hangat lagi karena habis berendam air hangat di dalam bak mandi. Dia menoleh menatap Jihan. "Tapi, lukamu ....""Mau seberapa parah pun lukaku, tetap saja pernikahan kita lebih penting," jawab Jihan dengan cuek.Wina hend
Kehangatan tubuh Wina yang terasa dalam pelukan Jihan membuat hatinya yang semula mati rasa karena rasa takut perlahan-lahan kembali tenang.Dia melepaskan Wina dan hatinya kembali terasa sakit saat melihat Wina menggigil kedinginan karena tubuhnya basah kuyup."Akulah yang seharusnya minta maaf. Kamu nggak akan mengalami semua ini kalau bukan gara-gara aku.""Kamu ini bicara apa sih! Kita ini suami istri, suka duka harus kita tanggung berdua."Setelah itu, Wina pun menunduk menatap tangannya. Begitu melihat tangannya berlumuran darah, wajah Wina sontak menjadi pucat."Luka di punggungmu terbuka! Sana cepat masuk ke ambulans ...."Awalnya Wina mengira punggung Jihan basah karena habis menyelam, ternyata malah berlumuran darah. Luka di punggungnya pasti terbuka!Wina pun menarik tangan Jihan sambil berjalan menuju ambulans, tetapi Jihan menariknya kembali."Wina, luka ini bukan apa-apa."Setelah itu, dia melirik ke arah Valeria yang berdiri tidak jauh dari sana."Kurung dia dan beri tah
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.