“Kamu telah membuat papaku, stroke! APALAGI YANG KAMU, HAH! KAMU MAU BIKIN PAPAKU MATI, HAH!!!” teriak Lidya sambil menekan pisau yang terbuat darI stainess steal dan cukup tajam itu ke lehernya.Lidya sangat panik saat melihat keadaan romel yang seperti tengah berada di sakaratul maut, Lidya menyaahkan Ken karena dia pikir Ken sempat memukul Romel, saat mereka berdua berbenturan di tangga menuju ke atas panggung.“Jangan, Lidya. Jangan. Please … jangan lakukan itu, please.” Ken memohon sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada.“Kalau begitu, pergi dari sini, CEPAT!!!” Teriak Esy yang begitu marah kepada Ken yang dianggapnya memukul Romel.Tapi, saat ini, Esy tertegun melihat Romel yang masih juga kelojotan itu, nampak membuka satu matanya dan mengintip ke arah Ken. Esy baru tahu kalau ternyata Rome cuma berakting.Esy berbisik di teinga Romel. “Jangan ngintip. Lidya akan curiga.”“Oke,” kata Romel sambil mengedipkan satu matanya ke arah Esy.“Akting papa sangat bagus.”“Tentu
"Tentu saja tidak. Tapi aku terpaksa menarik diri untuk sementara ini karena melihat kenekatan Lidya tadi, "tandas Ken."Menarik diri?" tanya Andreas."Ya. Aku terpaksa membiarkan acara lamaran itu terus berlangsung. Tapi besok, aku kan pastikan kalau acara pernikahan itu tidak akan pernah sampai selesai."Andreas mengangguk-angguk mengerti."Ayo kita pergi ke hotel terdekat aku akan menghancurkan Graham dan perusahaannya dari hotel itu," kata Ken sambil masuk ke dalam mobil.Mendengar itu Andreas langsung mengangguk dan menunggu hingga Ken masuk ke dalam mobil barulah dia masuk ke dalam mobil dan langsung membawa mobil menuju ke ke hotel terdekat.**Sementara itu, Lidya dengan hati cemas,terus mengikuti perkembangan yang terjadi pada Romel yang sedang ditangani oleh Curtis hingga akhirnya Curtis berkata kalau Romel sudah diobati dan sudah bisa mengikuti kelanjutan acara lamaran ini.Dengan tertatih-tatih dan dengan dipapah oleh dan Curtis, sang dokter gadungan, Romel kembali didudu
"Ada apa lagi sih? Aku mau tidur, tahu! Ih. Gaduh aja, deh. Kamu kan tahu kalau beberapa hari ini aku nggak bisa tidur dengan baik," keluh Lidya karena mendengar jeritan Tirza."Ini, Lidya. Coba kamu lihat nih. Ada banyak berita di internet tentang tuan muda dari Hongkong yang minta maaf kepada kekasihnya. Jadi dia minta maaf bukan cuma di TV, tapi juga di iklan media sosial. Penuh dengan permintaan maafnya bahkan penuh sampai media online terpercaya," kata Tirsa dengan kedua mata terbelalak."Berarti acara itu memang disiapkan untuk jadi acara besar. Ya udah. Biarin aja. Aku nggak mau mengikuti acara-acara kayak gitu.""Tapi tuan muda yang minta maaf itu wajahnya mirip sama pacar kamu itu, Lidya.""Graham? Kenapa dia bikin acara yang berbiaya besar kayak gitu? Kan dia sudah sukses merangkul orang tuaku hingga aku nggak bisa lagi menghindar dari pernikahan dengannya untuk apalagi dia bikin begitu?""Bukan Graham, Lidya. Kamu kan bilang sendiri sama aku kalau Graham itu nggak pernah ka
"Huh kirain apaan? Aku nggak mau lihat!" Ketus Lidya sambil memilih untuk memejamkan matanya."Tapi kayaknya benar tuh kata teman kamu yang Elizabeth itu," kata Tirsa."Maksud kamu apa?""Semalam kan Elisabeth bilang sama kamu kalau biaya yang dikeluarkan Ken untuk membiayai iklan-iklan dia di Media elektronik, media online dan media sosial itu pasti sudah lebih tinggi dari 60 miliar jadi kayaknya tidak mungkin lah kalau dia betul-betul membiayai itu semua dari hasil dia disogok oleh papa dan calon suami kamu.""Udah ah. Ribet banget ah, aku enggak mau itung-itung angka-angkanya lagi, yang jelas, dia sudah bikin aku kecewa berat karena dia sudah menerima sogokan dari papaku dan dari Graham, jadi aku tidak mau lagi bicara tentang dia."**Di tempat lain, Ken masih berada di kamarnya di depan laptop seperti yang dia lakukan beberapa jam terakhir ini.Tiba-tiba Felix masuk kedalam kamar yang pintunya tidak tertutup itu dan berkata kepada Ken, "acara pernikahan sudah akan dilangsungkan,
Para tamu sudah mulai berdatangan di di ballroom hotel yang akan menjadi tempat acara pernikahan antara Lidya dan Graham pada sore ini.Ada banyak karyawan Mulia Investments yang sudah berada di tempat ini di samping para relasi dari Mulia Investments.Lidya memang agak terlambat tiba di hotel karena itulah dia langsung disambut oleh Graham di pintu utama Hotel karena memang dia sudah terlambat hampir 1 jam.Selain terlambat karena persiapan make-up yang dilakukan pada Lidya, juga karena Lidya sempat menangis lama di kamar mandi memikirkan dia yang akan segera menjadi milik orang yang tidak dia cintai, juga memikirkan Ken yang mengecewakan dirinya.Karena itulah saat Lidya datang ke ballroom hotel yang menjadi acara pernikahan ini, maka musik tanda pernikahan akan segera berlangsung mulai terdengar.Graham dengan penuh kebanggaan kini menggandeng tangan Lidya untuk berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah altar untuk mengucapkan janji sehidup semati sebagai suami istri.**Sem
Hari ini, ada penyambutan besar-besaran untuk sang dewa perang di kota Auburn. Kisah dari sang panglima tempur terbaik berjuluk Raven, memang sangat luar biasa dan menjadi buah bibir di negara Hawking selama berbulan-bulan.Raven pernah memimpin seratus ribu prajurit Negara Hawking untuk melawan dan menghancurkan musuh dari negara Fandor yang berjumlah satu juta prajurit dengan perlengkapan perang yang canggih.Kemenangan besar dan gilang gemilang itu, adalah kemenangan yang menjadi cikal bakal kekalahan Negara Fandor atas Negara Hawking sehingga negara besar yang selama ratusan tahun ditakuti oleh Negara Hawking, tiba-tiba telah menjadi jajahan Negara Hawking dan itu semua karena kehebatan dan kebesaran nama Raven, sang dewa perang.Raven yang selalu tampil dengan baju perang dan helm perang di tengah medan pertempuran yang menutupi seluruh wajahnya, membuat wajahnya tidak dikenal oleh para pengagumnya. Dan hari ini, untuk pertama kalinya Raven akan turun dari pesawat militer untuk m
Kelo langsung tersenyum setelah mendapatkan pengakuan dari Daniel ini. "Huh! Aku pikir kamu sudah mati ternyata kamu masih hidup.""Jangan khawatir, Kelo. Aku masih segar bugar di dunia ini," tukas Daniel."Sekarang kamu mau apa ke tempat ini, hah! Hari ini adalah hari pernikahan antara Mr Richard dan Nona Wilona.""Wilona menikah?" gumam Daniel.Daniel terbayang di pandangan matanya akan gadis remaja yang menjadi alasan mengapa Daniel sempat bertahan bertahun-tahun tinggal di rumah ini walaupun terus dihina, diejek, direndahkan bahkan dipukul oleh para penghuni rumah ini.Wilona adalah satu-satunya alasan mengapa Daniel tetap tinggal di tempat ini. Gadis kecil itu adalah alasan yang membuat dia tetap bisa bertahan menghadapi siksaan demi siksaan di rumah ini pada beberapa tahun yang lalu."Wilona, gadis kecil itu sudah menikah?" tanya Daniel."Umurnya sudah 17 tahun dan dia dinikahkan dengan Mr Richard yang merupakan anak dari pengusaha kaya di kota Auburn ini," tukas Kelo.Saat ini
Pedro, Beto dan Vito saling pandang dan tertawa-tawa. Tiga tahun yang lalu mereka berhasil mengeroyok dan menginjak-injak Daniel dengan dibantu oleh beberapa satpam dan kali ini mereka juga yakin kalau mereka akan berhasil menghancurkan Daniel."KAK PEDRO, KAK BETO, KAK VITO, JANGAN MEMUKULNYA," teriak Wilona dengan wajah khawatir.Tiga tahun yang lalu, Wilona sempat melihat saat Pedro, Beto dan Vito memukuli Daniel hingga berdarah-darah dan setelah itu membawa Daniel pergi entah ke mana.Saat Pedro, Beto dan Vito pulang ke rumah, Wilona langsung bertanya tentang Daniel tapi tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan Wilona itu.Hanya Kelo, sekuriti di rumah ini yang menjawab kalau kemungkinan Daniel sudah dihabisi oleh Vito dan Beto.Saat itu adalah saat yang paling menyedihkan bagi Wilona. Dia terus menangis dan mengurung diri dalam kamarnya selama 3 hari, menangisi ketidakmampuannya untuk melindungi Daniel, kakak angkatnya yang selalu dekat dengannya itu.Kini Wilona sangat kaget s