Bening air sungai berubah kemerahan saat Floryn membasuh kakinya yang terluka, gadis itu sedikit menegang merasakan perih yang menyengat di permukaan kulitnya.“Hiks..” Floryn merintih kesakitan.Air mata terus berderai tanpa henti, sakit yang dirasakan tubuhnya tidak sebanding dengan keadaan jiwanya yang kian rapuh.Rangkaian peristiwa yang telah terjadi hari ini membuat Floryn merasa sangat lelah dan putus asa hingga berpikir untuk menyerah dan melupakan tekadanya untuk balas dendam kepada semua orang, terutama Rachel.Floryn sangat kesulitan untuk bertahan hidup, dia tidak memiliki sandaran, tidak ada tempat untuknya bercerita, tidak ada tempat untuknya pulang.Dia benar-benar sendirian didunia ini.Lantas, bagaimana bisa Floryn menghadapi Emier, terutama Rachel? Mereka hidup semakin berkecukupan dan memiliki kekuasaaan? Mereka dapat membunuh Floryn semau mereka.Dunia sangat tidak adil untuk Floryn. Dengan kuat Floryn memukuli dadanya yang sakit dan sesak, gadis itu bergumul deng
Floryn tertidur diatas sebuah ranjang kecil tanpa bantal, beruntung hangat selimut yang lembut menutupi tubuhnya dalam keadaan perut kenyang. Setelah lima tahun terkurung dipenjara dan terbiasa dengan dinding beton yang dingin dan ranjang yang keras seperti papan, ini untuk pertama kalinya Floryn kembali tidur mewah dalam keadaan perut yag tidak kelaparan.Floryn telah menggunakan uang curiannya dari Dany untuk menyewa sebuah motel seharga sepuluh dollar dan membeli alat mandi hingga beberapa potong roti keras untuknya besok siang.Sangat sulit menemukan kontrakan murah, sekalipun itu ditempat kumuh dan pinggiran, Floryn harus mengeluarkan lima ratus dollar satu bulan jika dia ingin menyewa.Aroma wangi shampoo dan sabun masih tercium ditubuhnya. Beberapa kali Floryn sampai menyentuh rambutnya yag kembali lembut dan kulitnya terlihat bersih tidak kumal.Diantara senyuman bahagia, ada guratan kesedihan yang tersirat dimata indahnya. Sangat menyedihkan menghadapi fakta bahwa Floryn mera
Alfred meletakan pet carrier dengan hati-hati di atas karpet berbulu, dia pulang terlalu larut hingga melupakan janjinya kepada Nara yang kini tengah ketiduran di lantai.Dengan mudahnya Alfred membopong Nara dan memindahkannya ke ranjang.Suara rengekan kecil terdengar dikesunyian, Nara mengeliat dibawah selimut yang menutupi tubuhnya. “Maafkan kakak, Nara,” bisik Alfred mengusap pipi kemerahan Nara. Alfred menghabiskan sisa malamnya untuk mencari Floryn hingga dia melupakan janjinya dengan Nara.‘Seperti apa keadaan Floryn sekarang?’Alfred menggeleng keras mengenyahkan segala pikiranya dari Floryn. Sepantasnya, dia melupakan Floryn mulai malam ini, apapun yang terjadi pada kehidupannya bukanlah urusan Alfred lagi.Alfred tidak boleh menodai kehidupannya oleh serangkaian kejadian lampau. Rasa bersalah kepada Floryn hanya akan menahan kakinya disetiap langkah yang dia ambil.“Selamat malam, Nara.” Alfred mengecup kening Nara sekilas.Alfred beranjak dari tempat duduknya tanpa memati
Semilir angin terdengar dikesunyian, aroma bunga Lily yang terbawa udara tercium sampai ke dalam kamar.Kegelapan malam terlihat begitu pekat tanpa bintang-bintang. Alfred terbaring bertelanjang dada di atas ranjangnya, beberapa tetes air masih tertinggal di rambut dan beberapa lekukan otot tubuhnya yang terpahat.Sepasang mata yang berwarna biru cerah terlihat berkilau diantara remang lampu-lampu kecil yang menyala, bayangan bulu matanya yang panjang berkibar disetiap kedipan.Pria itu terbaring dengan cara yang indah layaknya sebuah patung dewa. Dia terjebak dalam kesunyian dan tenggelam dalam sebuah lamunan.Dikesunyian yang dingin, pikiran Alfred berkelana tidak terkontrol kembali mengingat perpisahan diam-diamnya dari Floryn.Ada sesuatu yang mengganjal didalam hati seakan Alfred telah meninggalkan sesuatu yang harus kembali dia ambil dari Floryn.“Sialan,” maki Alfred terdengar kesal.Alfred bergerak memiringkan tubuhnya dan mengibaskan tangannya di udara, mengusir sesuatu seb
Bayangan tubuh Floryn terlihat di sebuah jendela restaurant, gadis itu tersenyum lebar dengan mata berbinar. Rambut panjang Floryn terikat ekor kuda, hari ini dia mengenakan sebuah dress selutut berwarna putih yang kebesaran karena kondisi tubuhnya yang kurus kering.Ini adalah pakaian terbaik yang Floryn miliki setelah lima tahun terakhir, bahkan mungkin lebih dari lima tahun karena semenjak ibunya meninggal dan Emier kembali menikah, Floryn tidak semakin jarang diberikan uang jajan karena Issabel yang mengelola segala keuangan keluarga.Issabel..“Apakah pelacur itu masih memiliki sifat boros seperti dulu?” bisik Floryn bertanya-tanya.Dulu, Issabel tidak hanya merampas semua uang jajan Floryn, dia juga mengambil semua perhiasan hingga tabungan ibu Floryn untuk bersenang-senang.Setelah Floryn memiliki cukup banyak uang dan hidup dengan baik, dia sangat ingin memberi pelajaran pada Issabel hingga uang yang dikelolanya terkuras habis, bila perlu Issabel harus terlilit hutang hingga
“Nyonya, nona Nara pergi keluar gedung kantor. Beliau pergi ke arah taman hiburan,” ucap Sakura memberitahu.“Kemana perginya para pengawal? Mengapa mereka tidak becus menjaga Nara?” tanya Nathalia dengan jengkel.“Nona Nara kabur naik troli petugas kebersihan.”Nathalia menghela napasnya dengan berat, bahunya berada dalam ketegangan karena amarah.Lagi dan lagi, Nara pergi kabur dan menyusahkan semua orang. Anak itu sangat sulit ditangani, jangankan untuk mengajarinya pelajaran dasar, untuk membuat dia tetap berada ditempatnya saja sangat sulit.Nathalia sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk Nara, namun karena suasana hati Nara sangat mudah berubah, beberapa orang memilih menyerah Nara untuk mendampinginya.Entah harus berapa lusin kesabaran lagi yang Nathalia butuhkan untuk menangani putrinya, dan entah dengan harus cara apa sebenarnya Nathalia mendidik Nara. Dia sangat berharap putrinya bisa tumbuh luar biasa seperti Alfred, bersinar dengan caranya sendiri, menggapai mimpi
Jari-jari kurus Floryn menekan kuat perutnya yang perih agar tidak bersuara ditengah kesunyian yang sedang terjadi. Nathalia dan Nara berada di mobil lain, sementara Floryn bersama salah satu mobil pengawal.Floryn tidak tahu dia akan dibawa kemana, begitu mendengar akan mendapatkan pekerjaan, dia langsung setuju tanpa berpikir dua kali.Putus asa dengan keadaa menghilangkan kewaspadaan dan rasa takut, satu-satunya yang Floryn pikirkan saat ini adalah mendapatkan pekerjaan, apapun itu bentuknya.Diporak porandakan oleh kejamnya dunia tidak akan mampu membuat Floryn roboh.Salah satu alasan mengapa Floryn berusaha untuk bertahan sampai detik ini karena dia sudah bertekad bulat, apapun caranya, Floryn bisa mendapatkan uang dan tidak boleh mati sebelum membalaskan dendamnya kepada Emier da keluarga barunya.Sepuluh menit sudah Floryn melewati perjalanan, dia semakin jauh dari keberadaan motel tempatnya menginap.Mobil bergerak melintasi sebuah hutan dan jauh dari keramaian.“Maaf Tuan, s
“Silahkan ikut saya.”Floryn beranjak dari tempat duduknya, dengan patuh gadis itu berjalan di belakang Piper yang mengajaknya berkeliling rumah untuk memberitahu beberapa hal agar dia tidak tersesat dan langsung memahami tugasnya besok pagi.Beberapa ruangan mereka lalui, Piper memberitahu Floryn dengan penjelasan singkat yang langsung mudah untuk dipahami.“Nona Nara sangat aktif, dia suka berlarian tanpa banyak berbicara, Anda cukup memantaunya dan memastikannya aman.” Piper membuka sebuah pintu, dia menekan beberapa saklar, lampu-lampu menyala menerangi ruangan besar itu. “Nona Nara suka bermain di sini.”Napas Floryn tertahan didada, gadis itu terperangah tidak dapat mengontrol keterkejutannya melihat sebuah ruangan besar timezone yang memiliki tata letak dan berbagai jenis permainan yang sama persis dengan pusat hiburan.Piper kembali melangkah, mereka melewati dinding kaca dan memasuki ruangan lainnya. Sekali lagi Floryn dibuat semakin terbelalak melihat lapangan berlantai es,