Kisah tentang anak muda yang harus hidup bersanding dengan puteri mahkota dari dunia berbeda karena perjanjian leluhur. Segala upaya dilakukan untuk menghindari perjanjian, namun peristiwa demi peristiwa menempanya jadi seorang ksatria, dan semakin mengukuhkan bahwa perjanjian leluhur adalah takdir. Dapatkah ia menemukan jalan pulang untuk memenuhi janjinya pada orang tua?
View MoreJaka mengurangi kecepatan trailer, enam motor di belakang pun menurunkan kecepatan."Sekarang kau percaya mereka bukan rombongan touring."Mahameru heran melihat mereka tidak agresif. Bagaimana kendaraan ekspedisi mengalami kecelakaan kalau hanya dibuntuti? Mahameru curiga kalau mereka sudah mengatur strategi untuk pengalihan rute. Barang di dalam trailer bernilai miliaran, mereka ingin merampok sekalian sabotase."Aku kira ini jawabannya."Jaka melihat di depan ada batang pisang tergeletak melintang. Ia sengaja melindasnya dan terdengar letusan kecil, seperti bom paku dengan daya ledak rendah.Trailer sedikit oleng karena ban depan kempes mendadak. Jaka berusaha mengendalikan setir dan melambatkan laju trailer, lalu berhenti di pinggir jalan."Kalau pangeran tahu batang pisang itu jebakan, kenapa dilindas?" tatap Mahameru separuh protes."Untuk memastikan jawaban."Mereka turun. Tampak belasan paku menancap di ban depan.Mahameru mengeluarkan dongkrak dan memasang di sasis untuk men
Dimas Agusti Bimantara sangat senang kedatangan Dwipa Agusti Bimantara alias Abah beserta putranya."Maafkan aku tidak sempat menyambangi kang mas sewaktu di Rutan," kata Dimas. "Kang mas menghilang lama sekali, tahu-tahu muncul berita yang menghebohkan."Dwipa memutuskan komunikasi dengan klan Bimantara untuk menghindari perjanjian leluhur, sehingga mengundang tanda tanya besar bagi mereka.Mereka sangat terkejut saat Dwipa terlibat kasus pembunuhan, hal yang belum pernah terjadi pada klan Bimantara."Perkenalkan ini putraku," kata Abah. "Jaka Agusti Bimantara." "Putra kang mas sungguh gagah sekali. Pantas saja kang mas berusaha menyelamatkan dari perjanjian leluhur.""Masalah itu sudah selesai."Dimas membawa mereka duduk di sofa yang sangat mewah dengan interior ruang tamu sangat indah.Jaka jadi berpikir kehidupan ayahnya dulu pasti semewah ini. Alangkah besar pengorbanan untuk mempertahankan dirinya."Bagaimana kau sampai terlibat persaingan bisnis dengan Hanoman Grup?" tanya Ab
"Kau sebaiknya kembali ke istana Nusa Kencana, sri ratu sangat membutuhkan dirimu." Ambu menasehati putranya saat tamu lagi sepi. Mereka berkumpul di dalam rumah.Kehamilan Dewi Anjani menuntut Ambu untuk berpikir logis, bahwa Jaka bukan lagi miliknya. "Aku keliru kalau melarangmu pergi, tapi aku minta sewaktu-waktu kau pulang untuk mengobati rasa rinduku.""Terima kasih atas pengertian Ambu," kata Dewi Anjani. "Bahkan aku senang sekali kalau Ambu dan Abah berkenan untuk berkunjung ke istana.""Bukankah selama tujuh generasi kunjungan itu tidak ada?""Bukan tidak ada, tapi hanya manusia dengan garis tangan tertentu yang bisa melewati gerbang gaib.""Berarti garis tangan aku dan Abah cocok?""Putra Ambu adalah calon Raja Agung. Ia berwenang memerintahkan gerbang gaib untuk mengijinkan masuk siapa saja yang dikehendakinya.""Apakah setiap calon terpilih memiliki garis tangan tertentu?""Ya.""Tapi kenapa mereka tidak ada yang pernah kembali walau sekedar berkunjung?""Barangkali karen
Puteri mahkota menghambur ke dalam pelukan Jaka dan menangis tersedu-sedu."Aku bahagia sekali kanda selamat."Jaka diam termangu. Pertemuan ini serasa mimpi baginya. Bagaimana Dewi Anjani sampai tahu ia lolos dari maut?Melati tidak mungkin berkhianat. Tuan Richard juga. Lalu siapa yang dapat menghubungi puteri mahkota selain mereka berdua?Jaka jadi serba salah menghadapi situasi ini. Ia sulit untuk membangun mimpi di negeri manusia jika puteri mahkota sudah mengetahui ia masih hidup."Kenapa kanda tidak menyampaikan kabar kalau kanda pulang ke kampung halaman?" Dewi Anjani menciumi wajahnya dengan terharu. "Aku hampir moksa saat itu juga kalau tidak mengingat bayi dalam kandunganku."Jaka menjawab dengan gugup, "Aku ... aku belum sempat.""Aku tahu kanda sibuk mengurus kampanye Ambu. Jadi aku terlupakan, padahal kabar itu sangat penting bagiku.""Bukan terlupakan." Jaka merasa tidak enak. "Aku sudah meminta Melati untuk memberitahu dirimu purnama depan.""Kenapa mesti menunggu purn
"Ambu sedang menerima lima pria berpakaian dandy."Jaka mengerahkan ilmu Tembus Pandang Paripurna dengan keringat mengucur di kening.Energinya sangat terkuras dan segera menghentikan penerawangan sebelum kehabisan tenaga.Gelombang udara di negeri manusia menjadi hambatan sehingga butuh energi besar untuk mengetahui kejadian di tempat lain."Kelihatannya pengusaha. Buat apa Ambu memintaku pulang?"Jaka tidak sempat bertanya karena Ambu sudah lebih dahulu menutup komunikasi.Ia sudah mencoba menghubungi kembali tapi tidak diangkat."Barangkali pengusaha itu ada hubungannya dengan firma yang tuan dirikan.""Firma tidak ada sangkut pautnya dengan mereka, target operasinya penduduk kampung yang butuh wadah untuk penampungan hasil panen.""Pasti ada masalah penting sehingga tuan diminta pulang kembali. Barangkali lima pengusaha itu ingin menjadi sponsor Ambu.""Kalau kedatangan mereka untuk menjadi sponsor, bukan masalah penting. Ambu sudah tahu solusinya, ia sudah memegang separuh harta
"Kepergianku sebenarnya bukan di waktu yang tepat."Pagi-pagi Jaka sudah siap pergi ke bandara untuk terbang ke Timur Tengah.Ia tak mau kepergian mereka diketahui banyak warga. Cukup keluarga yang tahu."Ambu sebentar lagi daftar calon peserta Pilkada, pasti semakin sibuk.""Jangan jadi pikiran," kata Ambu. "Ada tim sukses, mereka dapat dipercaya untuk mengurus semua schedule. Pikirkan saja pernikahanmu di Dubai.""Ambu dan Abah mestinya ikut bersamaku."Jaka merasa ucapan itu sangat basi, sebab ia tak mengharapkan mereka pergi bersamanya. Dubai adalah kota romantis di mana menjadi tempat pernikahan yang tak pernah terjadi.Jaka berencana akan membawa mereka liburan ke Kota Emas itu di lain waktu."Aku sudah mengagendakan untuk liburan ke Dubai setelah Pilkada," kata Ambu. "Sekalian ketemu besan."Jaka tersenyum. "Kehidupan Ambu sudah mulai teratur, semua diagendakan, begitulah seharusnya keluarga bangsawan."Mereka mengantar kepergian Jaka sampai di pintu halaman dan baru beranjak
"Aku ini sebenarnya mirip perempuan Timur Tengah atau Tiongkok?"Pertanyaan Melati membuat Jaka makin pusing. Mirip perempuan mana pun ia tidak bersedia menjadi istri.Jaka baru saja menerima kedatangan tamu dari sebuah kecamatan. Ia menjadwalkan kunjungan ke beberapa wilayah di kecamatan itu.Pada rombongan tamu, Jaka memperkenalkan Melati sebagai sekretaris berkebangsaan Tiongkok, tapi cerita ke Ambu berkebangsaan Timur Tengah."Setahuku puteri mahkota yang mirip perempuan Tiongkok, bukan aku.""Terserah kau mau mirip perempuan Dubai atau Shanghai. Tidak penting juga kan?""Tentu saja penting. Tuan mesti menetapkan aku mirip perempuan bangsa mana. Aku kuatir tuan disebut mencla-mencle.""Bodo amat."Melati tidak tahu kalau kepolosannya kepada Ambu membawa bencana bagi Jaka. Ambu mengultimatum ingin melihatnya menikah sebelum pilkada.Melati menyatakan bersedia. Di bangsanya menikah berarti kawin, atau bercampur tanpa ikatan."Aku sudah bilang banyak perbedaan istilah di antara bang
Sejak tersiar kabar Ambu menjadi bakal calon bupati, rumah tak pernah sepi dari tamu.Penampilan Ambu pun di make over sehingga warga pangling melihatnya.Ambu lebih terlihat seperti ratu kecantikan ketimbang calon bupati.Jaka membentuk tim sukses untuk membantu kelancaran sosialisasi. Jadi Ambu tidak repot menerima tamu."Ambu mau pergi ke mana?" tanya Jaka kaget, pagi itu penampilan Ambu kembali seperti biasanya. "Kok balik lagi jadi orang miskin?""Aku mau membantu Abah membersihkan rumput di ladang," jawab Ambu. "Sudah tinggi, takut ada ular."Jaka berpikir sejenak, lalu berkata, "Siang pulang ya, ada tamu dari kecamatan lain.""Tidak cukup diterima tim sukses?""Mereka ingin kenal sama Ambu.""Ya sudah, siang aku pulang."Ambu pergi."Kok tuan tidak melarang?" tanya Melati. "Membersihkan rumput kan bisa mengupah buruh?""Aku kira apa yang dilakukan Ambu akan membentuk image tersendiri. Belum pernah ada kan calon bupati membersihkan rumput?" Ambu tidak ingin kehilangan kepribadi
Beberapa pria perlente itu ternyata pengurus partai yang mengusung Erlangga."Kedatangan kami untuk meminta kesediaan Pak Jaka menjadi calon bupati," kata ketua partai. "Ibu Nabila sebagai wakilnya."Jaka tersenyum. "Basic ku teknologi industri. Ibu Nabila sarjana sosial. Apa tidak terbalik, Pak?""Begitu keinginan Ibu Nabila, basic menurutnya tidak penting."Jaka tidak mengerti dengan dunia politik. Kalau knowledge tidak penting, lalu standarnya apa untuk menjadi politikus?Jaka tahu permintaan itu atas desakan Nabila yang ingin selalu berada di sisinya meski tak saling memiliki.Nabila perlu diingatkan sebelum tersesat lebih jauh, bahwa mereka tidak mungkin mengulang masa yang telah lewat."Ibu Nabila menolak menjadi bakal calon kalau Pak Jaka tidak berkenan menjadi kandidat, padahal elektabilitasnya sangat tinggi."Jaka sebenarnya tak peduli perempuan itu menolak menjadi peserta pilkada, kerugian ada pada mereka. Tapi Jaka ingat sesuatu, ia berkata, "Terus terang saya tidak tertar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.