Share

Bab 2

Hari ini adalah upacara pernikahan Nada. Sejak pagi buta, Nada sudah dirias dengan sangat cantik. Dolly membelikannya gaun putih toska dengan sangat indah. Tidak biasanya sang mama berbaik hati kepadanya, mungkin karena saat ini dia pertimbangkan Danica untuk bersanding dengan Ethan Andrew. Seorang lelaki dari keluarga Andrew yang di jodohkan dengan Danica dari keluarga Vincent.

Ethan Andrew kabarnya adalah seorang lelaki pemalas dan menjalani hidupnya dengan sangat sederhana, hanya berfoya-foya dengan kaum rendahan. Tentu saja Danica langsung menolaknya ketika mengetahui calon suaminya adalah seorang lelaki yang dia anggap tidak kompeten sehingga dia bisa mengambil keputusan dari Xavier, pacar Nada, guna menggagalkan pernikahan tersebut.

Jika bukan karena biaya pengobatan Bibi Bethany yang semakin mahal, Nada mungkin juga menolak kehadiran Ethan. Demi sang pengasuh yang dia anggap sebagai ibunya, Nada relakan Danica untuk menjadi mempelai wanita Ethan.

Waktu upacara sudah terlambat setengah jam dan pengantin belum tampak batang hidungnya. Semua orang yang hadir di sana tampak gelisah, tidak terkecuali Nada.

Meskipun ini adalah acara pernikahan perjodohan, dia juga tidak ingin mengalami kegagalan. Bagaimana nasib Bibi Bethany jika pernikahan ini batal? Bukan hanya kehilangan sumber pendapatannya untuk pengobatan sang bibi, dia pasti akan mempermalukan keluarga Vincent. Nada tidak memberikan konsekuensinya jika mempermalukan keluarga Vincent.

“Mama serius? Tidak ada keluarga Andrew yang datang?” tanya Danica, dia sama sekali tidak mengecilkan volume suaranya.

“Kenyataannya memang mereka belum hadir, entah apa pengaruhnya,” jawab Dolly tersenyum.

“Terkutuk mereka, Ethan juga pengecut! Jika tidak ingin menikah, kenapa harus seperti ini? Dasar lelaki kurang aja!” umpat Danica cukup jelas di telinga para tamu undangan. Suara melebihi tawon tiba-tiba menguar memenuhi ruangan upacara.

“Apakah mereka dijodohkan? Perjodohan kadang memang bikin ribet.”

“Bisa saja, pengantin lelaki menolak. Saya dengar dia bukan pria yang baik, pemalas dan suka hura-hura. Entah kenapa keluarga Vincent mau menerima pria seperti itu untuk menikah dengan putri mereka?”

“Iya, benar. Sudah harus bersyukur mempelai wanita yang cantik, malah bikin masalah.”

“Kalau aku, tidak mungkin aku menyerahkan putriku untuk seorang lelaki pemalas seperti dia.”

Dalam ruangan itu dipenuhi umpatan dan makian kepada Ethan Andrew. Nada sangat sedih dan malu.

“Benar, saudariku memang memiliki hati yang lembut. Entah kenapa dia mau menikah dengan lelaki yang kurang ajar seperti ini?”

Danica ikut mengompori para tamu undangan membuat Nada kehilangan kesabaran untuk tidak menegur Danica.

“Cukup, Kak! Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan Ethan. Bisa saja terkena macet atau ban mobilnya bocor,” ucap Nada tidak suka orang-orang bergosip tentang calon suaminya, meskipun dia sendiri sangat marah terhadap lelaki itu karena tidak kunjung datang.

“Kamu ini sudah dibutakan oleh cinta Ethan, ya? Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini kamu membelanya,” cerca Danica tidak suka karena sikapnya dikritik Nada.

“Cinta? Wanita ini sudah tidak waras. Bagaimana dia mengajukan perkataan semacam itu dan membuat drama tentang calon suaminya yang dia buang dan harus aku gantikan? Jika bukan karena bibi Bethany, aku tak sudi mengikuti perintah papa dan mama,” batin Nada marah.

Nada menggenggam erat untuk mengendalikan emosinya saat mendengar ucapan Danica. Sungguh dia tidak harus melawan mulut kakaknya yang sangat pedas itu. Dia tidak mau menurunkan levelnya ke tingkat Danica yang dengan gampang memaki dan mencerca orang lain sekehendak hatinya.

Di saat mereka masih senang membicarakan tentang Ethan, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di pintu gereja dan seorang lelaki berkaki panjang turun dari mobil itu, lalu berjalan menuju ke dalam ruangan upacara pernikahan mereka akan digelar.

Semua orang langsung terdiam ketika melihat seorang lelaki yang berjalan dengan tenang melewati karpet merah.

Semua orang takjup dan kehilangan kata-kata. Lelaki itu sangat tampan dan berwibawa.

Danica kaget melihat penampilan Ethan yang sama sekali tidak cocok dengan informasi yang dia peroleh sebelumnya. Lelaki yang saat ini ada didepannya, jauh di atas rata-rata ketampanan seorang lelaki. Satu kata untuk Ethan, Sempurna!

Terpesona pada pandangan pertama membuat Danica menekan rasa gengsi karena menghina Ethan habis-habisan sebelumnya. Dia harus tahu, mengapa lelaki yang baru datang terlihat berbeda dengan gambaran awal dari orang tua sehingga dia terpaksa menolak, lalu memberikan tubuhnya kepada Xavier.

“Akhirnya, Tuan muda Ethan datang juga. Selamat datang, Tu-”

Lelaki itu melewati Danica begitu saja, tidak peduli ucapan Danica yang terpotong karena dia datang dan ternganga. Ekspresi Ethan dingin untuk Danica. Namun daya tarik dan pesonanya mampu membuat Danica tidak berkedip. Dalam hati, dia berdecak kagum.

Lelaki itu mengenakan pakaian hitam yang bagus, serasi dengan kemeja biru dan dasi kupu-kupu. Seolah-olah bajunya itu dijahit hanya untuk Ethan karena sangat pas di tubuhnya. Pakaian itu membuatnya terlihat rapi dan ramping. Dengan penampilan yang menonjol dan wajah yang tampan, semua orang terkesiap melihat daya tariknya.

Bahkan Nada sendiri tidak bisa mengalihkan mata untuk tidak melihatnya. Nada mematri pandangannya pada lelaki yang baru datang itu, tiba-tiba otaknya kosong. Dia merasa tersihir oleh penampilan Ethan yang tidak biasa. Bagi Nada, wajah Ethan terlihat mulia dan tampan, jauh berbeda dengan apa yang orang ceritakan. Dia menyukai rahang Ethan yang tegas dan mata biru keabu-abuan yang dipadu dengan bulu mata tebal dan lentik. Mata itu tidak tersenyum, tapi memberikan kedamaian kepadanya. Nada tersadar dan malu ketika Ethan menyapanya dan meminta maaf atas keterlambatannya.

"Maafkan aku karena terlambat," ucap Ethan mencium tangan Nada kemudian memberikan tangan kirinya untuk digandeng oleh Nada. Senyum simpul Ethan membuat hati Nada melebur dengan suasana.

“Tidak masalah,” jawab Nada. Dalam hati, dia senang karena akhirnya Ethan datang dan yang lebih penting sepertinya semua orang terpikat oleh penampilan Ethan. Setidaknya ada kelebihan yang dimiliki oleh Ethan.

Nada semakin bersemangat ketika melihat Danica tercengang penuh rasa kagum, bahkan kebakaran jenggot karena melihat kedatangan Ethan. Bahkan tadi dia mendengar Danica berusaha menyapa Ethan, tapi sama tidak dihiraukan oleh lelaki itu.

“Apakah acaranya sudah dimulai?” tanya Ethan. Ternyata lelaki itu bukan hanya penampilannya saja yang sempurna, bahkan suaranya juga terdengar enak dan nyaman di telinga Nada.

“Jangan khawatir! Baru akan dimulai,” jawab Nada sembari melirik ke arah Ethan, tapi tubuhnya membeku. Saat dia melirik Ethan, dia mengenali bross yang sedang dipakai Ethan.

Beberapa waktu yang lalu ketika Xavier ulang tahun, dia ingin memberikan hadiah bross untuk lelaki itu dan dia melihat bross tersebut sangat cantik dan elegan. Nada sudah jatuh cinta pada pandangan pertama, hanya saja setelah bertanya harganya, Nada menyimpulkan bila dia akan mati rasa. Harga bros itu sangat mahal baginya dan pada akhirnya dia batal membelikan Xavier bross itu.

Mungkin dia akan miskin dan mati muda jika dia memaksa membelikan Xavier waktu itu. Pada kenyataannya, kekasihnya itu mengkhianatinya dan sekarang Ethan memakai bross itu. Dilihat dari detail dan kilaunya, tidak mungkin itu tiruan. Nada sangat yakin hal itu, jika Ethan memakai bros dengan harga lima juta, dari mana dia mendapatkannya? Bukannya dia hanya pria rendahan yang malang dan urakan?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status