Public figure yang berprofesi sebagai penyanyi dikabarkan sudah menikah dengan petugas pemadam kebakaran.
Apa maksud dari pernikahan beda profesi ini? Apa hanya untuk sementara atau memang ada cinta didalamnya?Seseorang mengatakan jika penyanyi berinisial “L” ini cinta mati sama mantan tunangannya, bahkan mereka membuat perjanjian agar mantan tunangannya menunggu dirinya janda, sama seperti penyanyi itu yang menunggu sang mantan sampai duda.Petugas pemadam kebakaran yang beruntung atau buntung menikah dengan penyanyi berinisial “L”Mempermainkan pernikahan, mereka memang layak bersama. Kasihan pasangan mereka yang harus merasakan permainan itu.Istri mantan tunangan penyanyi “L” mengatakan jika suaminya menyebut nama penyanyi itu saat mereka bercinta.Hembusan napas panjang dikeluarkan Lily setelah membaca beberapa gosip yang dikatakan Fransiska, semua yang dibaca hanya satu menarik perhatian Lily mengenai janda da“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia muncul lagi?” Lily meremas kedua tangannya mendapatkan pertanyaan dari papanya, tidak hanya orang tuanya tapi juga orang tua Gema. Gosip tersebut tampaknya tidak berhenti, agency sendiri sudah mengeluarkan klarifikasi saat media dan orang-orang tahu siapa yang dimaksud. Awalnya mereka juga tidak peduli, kedua orang tua mereka juga sudah bertanya dan sudah dijelaskan sesuai versi mereka, tapi tampaknya gosip semakin meluas.“Kamu bilang kalau nggak akan sebesar ini.” Edi membuka suaranya.Lily hanya menundukkan kepalanya mendengar suara papanya Gema yang selama ini lebih banyak diam, seketika terkejut saat Gema menggenggam tangannya. Mengangkat kepalanya dengan menatap Gema yang menatap lurus kearah kedua orang tua mereka berdua, perasaannya seketika menjadi sedikit tenang.“Kami memilih diam, membiarkan agency yang menyelesaikan semuanya.” Gema membuka suaranya.“Memang kalian nggak mau
“Kamu yakin ketemu sama dia? Gema harus temani kamu.” “Aku memang harus ketemu dia, menyelesaikan semuanya.” “Apa nggak ada cara lain? Gracia bilang apa yang dilakukan terakhir itu sudah menakutkan, ditambah kita pernah melihat bagaimana istrinya.” Fransiska kembali mencegah keinginan Lily.“Kami khawatir sama kamu, Ly.” Yena melanjutkan kalimat Fransiska.“Kak, restoran ini punya Mas Leo. Aku yakin sudah disiapkan dengan baik sama Mas Leo, walaupun aku nggak yakin dia akan bersikap baik tapi setidaknya aku berada di tempat aman. Apalagi ruangan itu sudah disiapkan sama Mas Leo, kalian juga bisa melihat dan mendengar pembicaraan kita.” Lily menatap mereka satu per satu.“Gema akan ikut menonton?” Fransiska menatap Gema yang menganggukkan kepalanya “Bagaimana kalau sampai ada....” Fransiska tidak bisa melanjutkan kalimatnya.“Aku sudah persiapkan semuanya jadi nggak perlu khawatir.” Gema menatap mereka berlima satu p
“Ada apa kesini?” “Lily pengen makanannya mama.” Fiona mengerutkan kening mendengar jawaban Gema “Makanan apa?” “Apapun yang mama masak.” Gema menatap Lily yang hanya diam “Memang mau apa, sayang?”Lily menatap Gema sedikit malu “Mas yang masak dibantuin mama, aku lagi pengen ayam goreng mentega.”Gema menghembuskan napas panjang “Bukannya aku pernah buatin? Kenapa harus ke mama?” Lily mengerucutkan bibirnya mendengar suara Gema “Ya tahu, mas buat ayam mentega terus mama...” Lily menatap tidak enak pada Fiona “Mama buatin sop merah.” Lily langsung menundukkan kepalanya setelah mengatakan keinginannya depan sang mertua.“Kamu ke kamar aku buat istirahat.” Gema memberikan perintah yang diangguki Lily.Melangkahkan kakinya menuju kamar Gema, kamar yang menemani Gema pada saat muda sampai sekarang. Kamar itu juga yang menjadi saksi pernikahan mereka sekarang, membuka pintu kamar yang tidak banya
“ASTAGA! Jam segini belum bangun.” Lily menutup telinganya saat mamanya masuk kedalam kamar “Kebiasaan jadi penyanyi jangan dibawa ke rumah.”“Lily masih ngantuk, Ma. Baru tidur setelah subuh, habis ngerjain lagu sama Gracia.” Lily memberikan alasan masuk akal.“Kalau udah di rumah artinya waktu istirahat bukan begini, bukannya kamu sudah memutuskan di belakang layar sekarang? Kenapa masih aja ada tawaran segala, terus buat lagu sama Gracia memang mau keluarin lagu baru? Siapa? Kamu atau Gracia?” Rahayu memulai pertanyaan panjangnya yang membuat Lily membuka matanya.“Rezeki nggak boleh ditolak, Ma.” Lily memilih mengambil jawaban aman “Mama mau ngapain kesini?” menatap penuh selidik “Jangan bilang mama mau jodohin aku?” Rahayu tersenyum tipis, melihat itu hanya bisa menghembuskan napas panjang “Aku bukan nggak mau membuka hati atau mencari pacar, Ma. Aku baik-baik saja jadi jangan khawatir masalah jodoh.”“Mama kan mau lihat anak kamu, Li.” Rahayu mencoba memberikan alasan masuk akal
“Apa ini?” tanya Surya bingung.“Kakak yang buat aku ketemu temannya yang namanya Anton, kan?” Surya menganggukkan kepalanya “Bill, dia belum bayar. Memang kakak nggak dekat sama Anton?” Surya mengerutkan keningnya “Dia itu gay?” Lily memilih berbisik di telinga Surya yang langsung membelalakkan matanya “Jadi kemarin setelah selesai makan siang dia dihubungi dan ternyata sudah ditunggu depan, pas aku lihat langsung pelukan gitu.”“Saudaranya mungkin,” ucap Surya santai.“Kakak pelukan juga sama Mas Danu? Nggak, kan?” Surya seketika terdiam mendengar nada suara Lily yang tidak terima “Minta sama Anton buat bayar pesanan dia, aku tunggu transferan dari dia.”“Kalian nggak tukar nomer hp?” tanya Surya penasaran.“Untungnya nggak karena udah ilfil!” Lily menatap tajam Surya “Aku pergi dulu.”“Kemana?” tanya Surya yang menghentikan langkah Lily.“Agency, latihan sama Bella dan Larissa.” Lily beranjak dari tempatnya “Jangan lupa suruh Anton transfer.”Lily meninggalkan kakaknya masih setia
Memberikan jawaban ambigu membawa Lily berhadapan dengan ketiga orang lainnya, mulut ember Bella membuat semuanya tahu. Lily menceritakan semuanya pada mereka berlima di saat mereka bertemu di cafe yang dimiliki keluarga dari suaminya Fransiska, tempat private akan selalu ada untuk mereka berenam.“Kok bisa Mas Surya punya teman gay?” Yena bergidik ngeri setelah Lily selesai bercerita “Mas Surya memang nggak tahu?” Lily hanya mengangkat bahunya “Uangmu gimana?”“Menanti, mau lihat aja dia bayar nggak. Lagian juga nggak berharap dia bayar, model begitu nggak akan bayar.” Lily mengatakan dengan nada pasti dan penuh keyakinan “Kenapa anak kalian nggak diajak?” “Bapaknya mau quality time.” Fransiska menjawab santai “Lagian kalau kita ketemu pasti banyak yang dibahas, Mas Leo nggak mau anak kita terkontaminasi sama kalian.”“Anjir! Apaan itu bahasanya? Emang kita ngapain?” Bella menatap tidak terima dengan perkataan Fransiska yang memilih mengangkat bahunya tanda tidak tahu “Mas Leo nggak
“Haduh...mata kamu infeksi lagi?” Rahayu menatap Lily yang matanya sedikit bengkak “Kemarin lupa lepas atau gimana?”“Udah lepas, Ma. Nggak tahu ini kenapa.” Lily menutup matanya dengan kacamata waktu keluar kamar “Aku nanti ke rumah sakit sama Mbak Merry.”“Kegiatan kalian bagaimana?” tanya Rahayu sedikit khawatir.“Nggak ada kegiatan, duo bocil paling lagi latihan dance. Vokal juga udah diambil, lagian juga nggak ada undangan buat tampil jadi agak santai.” Lily menjawab sambil menata penampilannya “Kegiatan shooting buat majalah baru minggu depan, semoga aja sudah baikan.”“Harus baikan, istirahat yang banyak. Cuman periksa aja? Nggak sampai nginap kaya dulu?” Rahayu menatap Lily khawatir “Mama temani?”Lily menggelengkan kepalanya “Aku pulang kalau sudah selesai, Ma. Aku berangkat, Mbak Merry udah di depan.”Mencium punggung tangan mamanya dan langsung menuju mobil yang ada didepan pargar, kali ini Merry menyetir sendiri tanpa supir. Kegiatan mereka yang tidak banyak membuat supir
“Ketemu berkali-kali?” tanya Fransiska memastikan yang diangguki Lily “Aku dulu sama Mas Leo juga sama, nggak sengaja beberapa kali. Siapa tahu kalian memang jodoh.” Lily menggelengkan kepalanya “Memang kenapa? Nggak cakep?” “Bukan itu,” jawab Lily cepat sambil memukul lengan Fransiska.“Terus apa? Kamu nggak yakin dia ini pria baik-baik?” tanya Fransiska memastikan dengan nada gemasnya “Dia nggak minta jawaban ya, tapi minta kamu jawab entah itu ya atau nggak. Aku menyimpulkan dari cerita kamu begitu, terus apa yang membuat kamu ragu?” Lily mengangkat bahunya, Fransiska memberikan tatapan penuh selidik “Latar belakang? Memang dia kerja apa?”“Aku nggak peduli sama itu, Kak.” Lily menyahuti langsung “Entahlah.” Lily seketika mengangkat bahunya.“Kenapa malah pusing? Jangan bilang kamu udah suka? Cinta pada pandangan pertama.” Fransiaka memberikan tatapan menggoda.“Bukan!” Lily teriak frustasi dengan wajah kesalnya.“Ya, terus apa? Kamu nggak kasih tahu yang jelas.” Fransiska sudah s