Share

Bab 6

"Oh?"

Semua orang langsung tertarik untuk mendengarnya.

"Tahukah kalian, Pak Damar dari Serikat Dagang Lawana akan mengadakan jamuan makan untuk menyambut kedatangan orang penting malam ini?"

"Benarkah? Orang penting seperti apa yang membuat Pak Damar menyambutnya seperti itu?"

"Tentu saja orang penting yang sangat hebat. Saat ini, hanya keluarga yang telah bergabung dengan Serikat Dagang Lawana yang menerima pemberitahuan tersebut."

Joni tersenyum dan berkata, "Widia, bukankah Keluarga Lianto sudah lama mendaftar untuk bergabung dengan Serikat Dagang Lawana? Malam ini kesempatanmu sudah datang."

Hati Widia tergerak mendengarnya, lalu dia bertanya, "Bagaimana caranya?"

Keluarga mereka memang telah mendaftar dan berhasil menempati posisi sepuluh besar, tetapi Serikat Dagang Lawana hanya menerima tiga kuota saja. Jadi, harapan mereka sangat tipis.

"Gampang, kok. Aku bisa ajak teman untuk jamuan malam ini. Kamu ikut saja denganku. Nanti aku akan memperkenalkan pejabat senior Serikat Dagang Lawana kepadamu. Saat itu, kamu pasti bisa bergabung dengan Serikat Dagang Lawana."

"Benar juga. Kalau begitu, aku harus siap-siap dulu," kata Widia.

Setelah mendengar ini, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak perlu siap-siap, jamuan itu sudah dibatalkan."

Ketika semua orang mendengar itu, mereka langsung menoleh ke belakang. Widia tertegun sejenak, lalu berkata dengan marah, "Tobi, kamu tahu apa yang kamu bicarakan?"

"Yang kukatakan itu benar. Damar memang ingin mengadakan pesta penyambutan, tapi aku nggak setuju," kata Tobi.

Pfft ....

Semua orang langsung tertawa terbahak-bahak.

Semua orang memandang Tobi seperti orang bodoh. 'Kamu nggak setuju? Memangnya kamu dewa?' pikir semua orang.

Widia sangat marah hingga tidak mampu berbicara lagi. Bagaimana pria itu bisa mengucapkan kata-kata memalukan seperti itu? Terlebih lagi, beraninya dia memanggil nama Pak Damar, jika hal ini tersebar keluar, takutnya keluarga mereka akan terancam.

Bagaimanapun, Damar adalah orang yang sangat hebat. Dibandingkan dengan Damar, mereka hanyalah warga biasa.

Dasar bodoh sekali dan tak kenal takut.

Joni tersenyum bangga dan berkata, "Saudara Tobi, aku nggak tahu kenapa kamu sengaja menantangku, tapi aku jamin jamuan itu akan diadakan malam ini."

"Bagaimana kalau jamuan itu dibatalkan?" tanya Tobi lagi.

Widia tidak bisa menyembunyikan emosinya lagi dan berseru, "Tobi, hentikan itu! Bergabung dengan Serikat Dagang Lawana adalah hal penting bagi Keluarga Lianto, jadi tolong jangan buat masalah lagi."

Kemudian, dia berbalik ke arah Joni dan berkata, "Tuan Joni, mohon bantuannya malam ini!"

Joni menjawab dengan yakin, "Jangan khawatir. Selama ada aku, kemungkinan besar akan berhasil." Tiba-tiba ponselnya berdering, ternyata yang menelepon adalah ayahnya.

Sebelumnya, ayahnya mengatakan bahwa begitu dia memastikan jamuan malam ini, dia akan menelepon putranya. Jadi, Joni sengaja berkata, "Baru saja bahas soal jamuan malam, ayahku langsung menelepon."

Pria itu bahkan sengaja menyalakan pengeras suara dan berkata dengan gembira, "Ayah!"

Sayangnya, suara di seberang sana pelan dan kedengaran tidak senang, "Jamuan malam hari ini dibatalkan."

Setelah mengatakan itu, ayahnya langsung menutup telepon.

Perusahaan milik Keluarga Luhardi sedang menghadapi masalah besar saat ini, jadi mereka ingin memanfaatkan jamuan malam ini untuk membalikkan situasi. Namun, jamuan telah dibatalkan, jadi mereka harus segera mencari jalan keluar.

Joni benar-benar kebingungan. Dia bahkan sempat berpikir apa pendengarannya bermasalah?

Karena pengeras suara menyala, semua orang mendengar dengan jelas.

Dalam sekejap, seluruh ruangan menjadi hening.

Satu per satu dari mereka mulai memandang Joni dengan tatapan penuh pertanyaan.

Jamuan malam dibatalkan?

Mereka tidak salah dengar, 'kan?

Saat ini, mereka semua teringat dengan ucapan Tobi barusan. Lalu, satu per satu dari mereka mulai memandanginya.

Widia langsung menoleh ke arah Tobi dan bertanya, "Yang kamu katakan tadi itu benar?"

"Tentu saja. Bukankah jamuan itu dibatalkan?" kata Tobi.

Tidak disangka, ucapan pria itu benar!

Karena Tobi tidak setuju, Damar langsung membatalkan acara penyambutan dan jamuan makan itu.

Jadi, sebenarnya siapa pria itu?

Apa dia putra konglomerat dari Kota Jatra?

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Erfin Patola
aku sudah sering kali Nemu situasi seperti ini..hadeeh
goodnovel comment avatar
Erfin Patola
heran ya, ngomongnya sembarangan dan buka² identitas sendiri, tapi pas mau d buktikan identitasnya bilangnya gak boleh, bukankah itu mempermalukan diri sendiri?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status