Satu jam sebelum kapal berangkat, May dan Lefron kembali ke restoran. Disana Penny dan Joe sudah menunggu, mereka bahkan telah menutup restorannya lebih awal hanya untuk mengantarkan merea ke pelabuhan.Pierce yang sangat susah untuk May dekati waktu awal terlihat tenang lehernya di elus oleh Joe.Sekitar sepuluh menit kemudian mereka telah sampai di pelabuhan, disana ada banyak orang yang berkerumun, dari banyak kapal yang sedang berlabuh ada sebuah kapal dengan nama “WILLIS” tertulis di dinding lambung kapal itu.Kerumunan orang itu paling banyak berada di dekat WILLIS berlabuh, mungkin mereka penumpang seperti mereka dan keluarganya yang ikut mengantarkan.Lefron dan Joe pergi dahulu untuk mengurus akomodasi Pierce, May dan Penny menunggu di depan.“ini bawalah” Penny menyerahkan keranjang yang ia bawa dari rumahnya.“apa ini?” tanya May tapi tangannya tetap mengambil keranjang itu, May terkejut karena keranjang itu ternyata tida seringan yang ia bayangkan.“ini hanya beberapa cemi
TENG TENG TENG bunyi lonceng terdengar saat May sedang membaca bukunya di kasur, saat ini waktu telah menunjukan jam 5.45 di pagi hari. May menemukan bahwa dirinya lebih fokus saat belajar di pagi hari.“apa kita sudah sampai?” tanya May pada Lefron yang sedang melakukan push up.“mn” jawabnya kemudian dia berdiri lalu masuk ke kamar mandi. Mendengar jawaban itu May kemudian membereskan beberapa barang mereka yang berserakan diluar untuk dimasukan ke keranjang sihirnya. Lima menit kemudian Lefron keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih meneteskan air, ia kemudian memakai jubah dan mengalungkan pedangnya.“ayo kita harus mengurus Pierce” katanya pada May yang sudah duduk dengan rapih, tangannya memegang roti isi ikan kemudian dia memberikan satu porsi lainnya pada Lefron.May dan Lefron turun ke lantai paling bawah dimana para hewan untuk transportasi mendapatkan akomodasi, May mendengar dari Lefron bahwa harga yang harus dibayar untuk Pierce bahkan sama dengan harga tiket me
May berlari mengikuti jejak yang ia ingat ketika ia berbelok ia memasuki sebuah gang kecil antara pertokoan, untungnya gang ini tidak memiliki percabangan sehingga May berlari mengikuti jalan tersebut sampai beberapa saat kemudian dia sampai diujung jalan kecil itu.Dengan napas yang masih terengah-engah May menghentikan langkahnya sambil mencari dengan matanya. Di depannya adalah lapangan terbuka, terdapat sebuah jalan setapak yang membawa ke sebuah bukit, disana May dapat melihat beberapa atap rumah yang warnanya juga putih bersebrangan dari jalan tersebut ada sebuah jalan setapak yang lebih kecil menuju ke sebuah semak-semak tinggi yang berwarna hijau, di sana May melihat anak lelaki tersebut berlari menuju semak itu dan hilang di dalamnya.Rasa ragu mulai muncul dalam diri May.Ia tak dapat melihat apa yang ada di balik semak tersebut, tapi rasa penasaran dan rasa kekesalannya lebih besar dari keraguannya, May akhirnya mengikuti sosok itu belari menuju hutan.Mungkin karena kaki M
Diperjalanan awal Pierce tidak berlari terlalu cepat karena mereka masih berada di jalan yang ramai dengan pengguna jalan yang lain.“mn” Lefron menjawab setelah May menjelaskan semua yang dia alami bersama dengan Mike.“apa maksudmu dengan mn? Apa hal ini adalah sesuatu yang lumrah?” tanya May pada Lefron,“ya” jawabanya pelan “tidak sedikit yang mengalami nasib buruk dihadapan pemerintah yang tidak kompeten, tapi penguasa daerah lain tidak bisa sembarangan untuk ikut campur” jelas Lefron.“bagaimana dengan pemerintahan pusat?” tanya May masih menggebu.“tentu saja mereka mempunyai wewenang itu” jawabnya santai “tapi” Lefron berhenti berbicara membuat May penasaran.“tapi apa?” katanya. “mereka sibuk dengan hal yang bodoh” jawaban Lefron yang santai membuat May menganga.“kau boleh mengumpat pada keluarga kerajaan?” tanyanya dengan nada cemas, dia melihat ke kanan dan ke kiri memastikan bahwa tidak ada orang lain yang sedang menguping percakapan mereka. Dari yang telah May pelajari s
Pegunungan Afron merupakan salah satu pegunungan terpanjang yang ada di dunia ini, tinggi dari puncak terpendeknya adalah lima ribu kilometer dari permukaan laut, karena terlalalu tinggi pegunungan ini terlihat seperti barisan kuncup putih sepanjang tahun. Kabarnya meskipun mengalami musim panas terpanas sekalipun puncak-puncak mereka akan tetap diselimuti salju.Untungnya May dan Lefron memakai jubah sihir, sehingga angin dingin yang bertiup kearah mereka tidak terlalu menimbulkan banyak penderitaan, sedangkan Pierce dia adalah kuda sihir dengan vitalitas yang baik, kuda ini bahkan terlihat sedikit terlalu girang di mata May.“apa kita akan lewat sana?” tanya May menunjuk satu-satunya jalan kecil yang ada didepannya.“mn” jawab Lefron.Jalan itu adalah jalan kecil yang mungkin tidak dilalui oleh banyak kendaraan, sejauh ini mereka juga tidak bertemu dengan orang yang melalu jalan itu juga. Terlebih May sedikit ngeri melihat sisi jalan yang satunya langsung menuju jurang yang entah da
Pagi-pagi sekali May terbangun, ia melirik kasur sebelahnya yang sudah lebih dulu kehilangan penghuninya. May berjalan ke jendela, meskipun ia tidak bisa melihat matahari terbit tetapi batu-batu yang bercahaya biru telah berubah menjadi warna putih yang menerangi seluruh desa, lalu lalang orang yang mulai beraktivitas juga mulai banyak terlihat.May melihat hampir semua penduduk lokal yang ada disana mempunyai kulit yang lebih pucat dengan mata yang cenderung lebih terang dibandingkan orang-orang yang hidup di atas daratan, mungkin hal ini adalah bentuk dari adaptasi karena mereka hidup di bawah tanah.Setelah selesai menyelesaikan kegiatan paginya ia memutuskan untuk membaca sambil menunggu Lefron kembali dari urusannya. Tak butuh waktu lama untuk Lefron kembali.“kau habis dari mana?” tanya May. Lefron yang melihat May telah rapih menjawab “melihat Pierce”.“ada apa dengan Pierce?” tanya May. “tidak apa-apa, dia hanya salah memakan sesuatu, jadi perutnya sakit” jelas Lefron.“lalu
Tidak seperti desa yang May lihat sebelumnya, cahaya kuning yang bersinar sangat terang, langit-langit gua berada sangat jauh dari lantai, hingga untuk sesaat May lupa bahwa mereka masih ada di dalam perut bumi.Kota Linos sangat besar terdiri dari beberapa undakan, tetapi hal yang paling mencolok adalah sebuah bangunan seperti istana kecil yang melayang di tengah kota, darinya berbagai cahaya menyilaukan memancarkan sinar, May dapat melihat jajaran batu berharga yang harganya sangat tak masuk akal diluar sana menjadi hiasan di jendela, pintu dan atap, bertebaran seperti tidak memiliki nilai.Di depan bangunan tersebut terdapat sebuah air mancur yang terbuat dari batu kristal, May berpikir itu mungkin adalah sebuah bongkahan berlian paling besar yang pernah ia lihat secara langsung maupun dalam buku teks.“WAW!” May sangat terkesima dengan pemandangan yang ada di depannya. Jalan-jalan yang ada adalah jalan yang terbuat dari batu marmer hitam, sangat elegan. Hampir semua orang yang May
Perasaan sesak dan pusing menyerang May ketika ia memasuki lingkaran sihir itu, tetapi kakinya terus melangkah maju karena tarikan dari Lefron. transportasi menggunakan gerbang sihir merupakan sebuah perjalanan yang bisa dibilang sedikit berbahaya, May pernah membaca sebuah artikel bahwa ada beberapa orang yang tidak sanggup untuk melakukan teleportasi sihir, mereka yang memiliki hal ini akan mengalami kehilangan sebagian ataupun seluruh dirinya.Beberapa dilaporkan kehilangan ingatan, organ tubuh dan bahkan ada orang yang tidak pernah keluar dari lingkaran sihir. Selain itu memakai gerbang sihir juga menyedot energi yang besar dari para penggunanya. Meski begitu dengan harga yang tinggi mayoritas orang akan tetap menggunakan gerbang sihir untuk bepergian jika mereka memiliki cukup uang.May merasa sudah berjalan sangat lama, hingga akhirnya Lefron menghentikan langkahnya, May sadar kalau ia sedang berdiri disebuah ruangan yang berbeda.Perasaan tidak nyaman yang dirasakan secara bera