"Mereka keluar dari pegunungan Goromo, baru saja aku rasakan dari penghalangku," ucapku kepada Noe dan Erin setelah merasakan ada yang melewati penghalangku."Mungkin mencari kita," ujar Erin cuek."Iya, paling hanya kembali ke kota Danirmala," ujar Noe, ia lalu berdiri dari singgasana, mendekati para bangsawan kerajaan Lamris...Beberapa saat yang lalu"Yang Mulia! Para pemberontak di sekitar istana telah di singkirkan. Tidak ada korban jiwa dari pasukan kami, hanya beberapa saja yang mengalami luka dan sedang proses pengobatan." Tim melapor kepada Noe dengan tubuh yang dilumuri oleh darah, keadaanya terluka ataupun sehat tidak bisa diketahui karena tertutup oleh darah.Erin mengulurkan tangannya ke depan, ia membuka telapak tangannya dan tersorot mata vampirnya yang merah menyala. Darah di sekujur tubuh Tim tiba-tiba melayang ke arah telapak tangan Erin dan berkumpul membentuk bola. Gumpalan darah itu tiba-tiba menghilang seakan diserap olehnya."Bagaimana kondisimu?" Noe bertanya
Pada lokasi kedua, kami menemukan 4 bangsawan yang telah berkumpul. Banyak sekali pasukannya yang sedang berjaga di halaman kediamannya membuat Erin san Noe harus turun tangan.Di dalam ruang utama, para bangsawan terkejut mendengar suara ledakan dari energi listik milik Erin. Semuanya langsung mendekat ke jendela dan melihat ke halaman depan. Saat mereka baru mengecek dari jendela, ada satu penjaga yang berlari hingga tersandung-sandung masuk ruangan."Tuan, tuan!""Ada apa!?" teriak salah satu bangsawan."Elf menyerang, ada vampir, juga yang ikut!" teriaknya terbata-bata karena kehabisan napas."Bagaimana bisa ada Elf di sini? Apalagi vampir." Para bangsawan tidak percaya, namun mereka berfikir ulang karena penyerangan ini."Tidak mungkin juga pasukan kerajaan, sebagian besarnya merupakan orang-orang kita," ujar bangsawan lain."Hallo semuanya!" Noe mengagetkan para bangsawan dengan muncul tiba-tiba bersama kami semua."Topeng dan jubah itu!" Salah satu bangsawan menunjuk Noe, lalu
"Baiklah! Aku hargai kepedulianmu kepada makhluk lain, tapi kau urus sendiri mereka. Latihlah dengan benar!" Aku menyetujuinya sambil memberikan syarat."Deal!" Ignis langsung menyetujuinya dan mengulurkan jabat tangan, aku diam sejenak karena sedikit terkejut sebelum menjabat tangannya."Oi kamu yang paling besar, siapa namamu!?" Ignis meneriaki serigala terbesar yang memiliki 5 ekor, serigala itu langsung berubah wujud menjadi manusia dan berlutut di depan Ignis."Saya pemimpin kawanan ini, nama saya serigala petir ekor lima tuan," jawabnya membuat Ignis menepuk jidat."Kamu, tuanku ini ingin menjadikanmu bawahannya. Bersyukurlah dan patuhi dia!" Ignis menunjuknya sambil menepuk pundakku cukup kuat hingga membuatku terhuyung ke depan, sedangkan si serigala petir ekor lima bingung akan apa yang dikatakan Ignis."Kalian serigala petir merupakan makhluk tingkat tinggi, tapi kehidupan kalian terlalu bebas hingga lalai melatih bakat asli kalian. Aku Aldho Alfina akan membuat kalian menja
Author rekap aja langsung end.Arlom akhirnya setuju membantu, namun ia hanya terima beres saja. Semua sudah diselesaikan oleh pasukan Elf dan dia hanya menggantikan tahta saja. Saat melihat-lihat para korban perbudakan, ada yang menarik perhatian kami. Seorang gadis kecil ras serigala, ia adalah senjata pembunuh yang mereka ciptakan. Anak dari kedua serigala hybrid. Instingnya sangat mengerikan, bahkan hanya didekati saja langsung melesat bagaikan petir. Bukan melesat menjauh, namun langsung menyerang tanpa pandang bulu.Akhirnya ia kami besarkan dan diberi nama Selen, ada juga ayahnya yang diberi nama Fenrir. Mereka semua kami rehabilitasi, namun Sania aku urus sendiri. Sifatnya yang masih ganas, tidak mungkin orang biasa yang menanganinya. Kalaupun para Elf, mereka tetap terpaksa menggunakan kekerasan untuk menghentikannya. Jadi lebih baik bersama kami dan ternlyata malah dekat denganku, bahkan Fenrir sebagai ayah Selen, mereka tidak pernah bertemu satu sama lain. Emosinya tidak b
"Aaaaa gila! Dari kemarin mimpi cewek kembar 4 mulu dan sekarang mimpi jatuh dari langit?" Aku berada di atas lautan yang luas dan sangat jauh dari pulau. Ada pulau yang terlihat, namun sangat jauh sekali karena hanya telihat sangat kecil padahal posisiku dari ketinggian. Hanya terlihat lautan biru yang sangat luas dan tidak ada satu kapal pun yang terlihat. "Woi! Kenapa realistis sekali? Angin ini, lalu aroma lautnya begitu terasa. Bagaimana bisa? Mati aku! Ini jauh sekali dari daratan!" Aku panik sekali karena jatuh dari tempat yang tinggi dan dengan cepat meluncur ke bawah. Agar tidak terjadi cidera saat terjun di air, aku meringkuk dengan memegang kakiku dan aku arahkan kaki duluan yang di bawah. Cedlung brussh Aku masuk ke dalam laut, sangat jauh sekali hingga tekanan air terasa cukup keras di tubuhku. Air laut yang dingin, terasa sangat asin di lidahku dan begitu perih saat aku me
"Yang mulia Ratu!" Tiba-tiba saja muncul seorang pria dengan pakaian rapi seperti bangsawan Eropa. Seluruh mata pria itu hitam, dengan 2 garis merah menyilang yang bercabang pada setiap ujungnya. Karena tidak menyadari kehadiran pria itu, sang Naga bayang langsung saja melancarkan serangannya ke arah pria itu. Bruussshh Angin berhembus sangat kencang karena tendangan sang naga berhasil ditangkis oleh pria itu. "Siapa kau!? Kenapa bisa masuk kemari!?" Mereka semua terkejut dan segera berdiri sambil mengeluarkan auranya yang sangat besar kecuali Erin sang Ratu Vampir. "Tenang saja, dia roh panggilan milik Al," ucap sang Ratu Vampir dengan santai dan masih duduk di singgasana. Sang Naga bayang dan para ratu kembali duduk di singgasananya, sedangkan demon itu kembali menundukkan kepalanya. "Kenapa kami tidak tau sama sekali!? Kamu juga sudah tau kenapa tidak memberitahu kam
Tidak lama kemudian, Lia sudah tertidur pulas. Karena aku tidak bisa tidur, aku putuskan untuk jalan-jalan keluar. Tidak aku sangka, ternyata di ruang tamu ada Paman Bob yang sedang memandangiku dengan serius. "Bagaimana? Sudah bersenang-senang dengan anakku?" Paman Bob duduk santai di ruang tamu. "Ehh, bukan seperti itu paman," aku panik sekali, bisa-bisa aku dihajar masa. "Ahahaha bercanda, kenapa malah keluar kamar?" anehnya paman Bob malah tertawa santai. "Karena dari tadi tidurku diganggu Lia, jadi tidak bisa tidur lagi. Ada banyak pikiran, aku mau jalan-jalan sebentar sekalian melatih sihirku." Aku berjalan menuju pintu depan dengan perasaan masih tidak yakin dengan tanggapan paman Bob. "Sudah malam lho," "Malah bisa lebih tenang latihan." Aku berhenti dan melihat paman Bob. "Oh iya, kau mau tidak aku ajari teknik berp
Bruuussshh byuurr Tiang itu jatuh sampai mengenai air laut, ombak besar terbuat karena hentakannya. "Kenapa kita di sini?" "Kita selamat?" Jean, anak buahnya dan beberapa bagian kapalnya berhasil aku pindahkan menuju daratan. "Woyy! Apa yang kau lakukan!? Gurita tadi sudah terkena seranganku!" Jean berteriak kepadaku yang masih di atas mercusuar. "Tidak kah kau lihat kondisi kapalmu? Kalau aku diamkan, semua kru kapal termasuk dirimu hanya akan menjadi santapannya!" aku sedikit kesal, bukannya berterima kasih malah menyalahkanku. "Bersyukurlah Jean karena masih selamat," Bob "Asssh sial! Jadi bagaimana rencana kalian selanjutnya?" Jean "Menyerangnya dari atas air sangatlah berbahaya." Paman Bob kemudian turun dari mercusuar. "Aku punya ide, aku akan pindahkan gurita itu men