Share

17. Tuntutan Ibuku

“Minta uang lagi buat apa Bu?” tanyaku jengah pada ibu yang kembali meminta uang saat kami baru saja pulang dari pasar.

“Pakai nanya buat apa? Biasanya kamu itu nggak pernah nanya-nanya juga,” balas ibu dengan bersungut-sungut.

Mas Mirza langsung menyentuh lembut pundakku berusaha untuk meredam emosiku yang sudah mulai meletup karena saat ini aku sudah menyergap ibuku sendiri dengan tatapan tajam.

Saat bapak masih hidup dulu, beliau yang selalu menjadi sasaran keegoisan ibu, sekarang giliran aku yang harus merasakannya.

Sejak dulu ibu memang tipikal orang yang manja dan egois. Segala permintaannya harus dipenuhi. Bapak yang selalu meratukan ibu, kala itu selalu bisa melakukannya, tapi sekarang aku, rasanya aku sudah nyaris kehilangan kesabaran.

“Nia nanya baik-baik Bu.”

Mas Mirza menatap lembut ke arah ibuku yang masih saja menampakkan wajah masamnya.

“Ibu minta uang buat apalagi? Bukankah kemarin kami sudah memberinya saat Nia dapat arisan?”

“Itu sudah habis, buat beli bedak dan make
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status