Share

Ch.05 SAH!

Tersenyum kagok, tetapi mengikuti drama Rex dengan sebisa mungkin. “I-iya, Mas ….”



Narsih buka suara, “Masalahnya, kami tidak ada dana untuk menikahkan Lyra, Bapak dan Ibu Adiwangsa. Hutang operasi jantung ayahnya saja masih belum lunas.”



Harlan tersenyum, lalu menjelaskan, “Semua biaya kami yang menanggung. Acara akan diadakan di hotel di Malang kota besok lusa. Seluruh saudara dan kerabat dari Pak Suripto dan Bu Narsih silakan datang. Kami membawa 50 undangan, nanti silakan diisi sendiri dan dibagikan.”



“Kami juga sudah menyewa wedding organizer untuk melaksanakan pesta ini dengan baik. Semua sudah mereka atur. Kalian cukup datang, itu saja. Nanti saya juga akan mengirim kendaraan kemari untuk menjemput.”



Suripto dan Narsih saling pandang terbelalak. Begitu pula dengan Endaru dan Gayatri. Lalu, keempatnya menoleh pada Lyra.



“Iya, Pak, Bu, seperti yang aku jelaskan di telepon. Pak Harlan akan ke luar negeri dalam waktu lama. Jadi, pernikahannya dimajukan,” jelas Lyra dengan satu kebohongan pula.



Dasarnya keluarga Suripto memang orang desa yang sangat jarang berburuk sangka dengan orang lain, mereka menerima saja semua ini meski ada keraguan dalam hati.



“Bagaimana, Pak, Bu? Setuju, ya?” Harlan menunggu kepastian.



“Enggeh, manut mawon, Pak Adiwangsa,” angguk Suripto diikuti hal serupa oleh anggota keluarga yang lain.



Selesai sudah kesepakatan itu. Tak lama lagi, Lyra akan menjadi Nyonya Rexanda Adiwangsa.



Tanpa terasa, pesta pernikahan yang digelar di salah satu hotel bintang empat kota Malang berlangsung sederhana. Tamu undangan yang datang 90% adalah dari pihak keluarga Lyra. Sementara keluarga Rex hanya sekitar lima orang tambahan yaitu paman dan bibi dari Jakarta.



“Rex apa tidak salah pilih istri? Lihatlah, Ajeng. Mereka masuk hotel pakai sarung dan pakaian para wanitanya … ya, ampun, sudahlah,” erang Nastiti.



Ajeng melirik kesal pada adiknya, “Diam kamu! Aku sudah sangat malu, ya! Jangan buat aku makin darah tinggi!”



“Lihat yang itu! Pakai tas ada lambang Chanel! Pasti beli di pasar seharaga puluhan ribu saja!” kikik Nastiti menggeleng. “Mereka tidak malu memakai barang yang palsunya kelewatan?”



“Aduh, Tante Nastiti ini apa tidak tahu? Mereka itu orang kampung! Mana tahu malu? Liat saja alas kaki mereka! Tidak ada yang layak masuk hotel!” imbuh Eva ikut menertawakan. “Aku tadi seperti melihat ada yang memakai sandal jepit! Luar biasa memang orang kampung itu menjijikkan!”



Nastiti tertawa bersama kakak dan keponakannya. “Sial benar nasib Rex punya istri seperti ini, oh, My God! Tapi, yah, namanya juga cinta itu buta.”



Tidak ada yang tahu kisah di balik pernikahan ini. Mereka hanya mengira Rex benar-benar mencintai Lyra dan ingin segera menikah. Sepanjang pernikahan, Ajeng bersama Nastiti dan Eva terus mencibir, menghina, serta menertawakan keluarga Lyra. Mereka sama sekali tidak mau bergabung dan menyapa para besan.



Suripto dan Narsih bukannya tidak sadar sikap Ajeng yang menolak untuk bersama mereka. Akan tetapi, mereka lebih kepada ….



“Sudahlah, Pak. Mereka orang kaya dari Jakarta. Kita ini siapa? Biarkan saja mereka tidak menyapa kita.” Narsih mengusap punggung sang suami.



Mengangguk dengan menghela lirih, “Ya, kamu benar, Bu. Kita cuma orang kampung yang miskin. Mungkin mereka malu dengan kita.”



“Yang penting Rex mencintai Lyra. Anak kita bahagia, sudah itu saja.” Narsih memaksa diri untuk tersenyum walau perih.



Keduanya memandangi anak gadis yang kini telah menjadi istri orang. Hanya doa yang bisa mereka panjatkan agar sang putri merasa bahagia seterusnya.



***



Pesta telah usai, kini Lyra dan Rex kembali berada di satu kamar setelah kejadian nahas beberapa waktu kemarin. Lyra yang sudah selesai membersihkan diri keluar dari kamar mandi dengan perasaan berdebar. Tanpa mengucap apa-apa, ia berjalan melintas di depan ranjang, menuju sisi yang tidak ditiduri oleh Rex.



Namun, mendadak sang suami yang sudah lebih dulu membersihkan diri menggeser posisi duduknya menjadi ke tengah ranjang. “Siapa bilang kamu bisa satu ranjang denganku, Lacur?” desis Rex memanggil dengan sangat kasar.



Ia menyeringai sambil menatap benci. “Sudah kukatakan sebelumnya, bukan? Akan kubuat pernikahan kita seperti di neraka.”



“Nah, selamat datang di neraka …!”



Mendengar ucapan Rex yang berdesis kepadanya dengan sorot kebencian, Lyra berhenti melangkah. Tubuh yang segar dari kamar mandi setelah mandi air hangat berubah menjadi lemas.

“Jangan bermimpi bisa tidur satu ranjang denganku, sialan!” maki Rex menyeringai.

Terengah, tetapi Lyra menutupi kebingungannya. “Lalu, aku tidur di mana?”

“Kamu pikir aku peduli? Tidur saja di lantai kalau perlu! Pokoknya, jangan mimpi bisa tidur denganku di ranjang yang sama!” Rex kembali membentak. “Minggir! Kamu menghalangi televisi, bodoh!”

Lyra mengangguk, kemudian duduk di kursi dekat jendela. Menyibak tirai, melihat jalanan kota Malang saat malam hari dengan lampu-lampu kendaraan berlalu lalang.

 Matanya berkaca-kaca, menahan pedih. Bukan seperti ini pernikahan yang dia dambakan. Dulu, saat masih di desa, julukan untuknya adalah Kembang Desa karena ia dianggap begitu cantik dan memukau para pemuda di sana.

Sekarang, dia tak ubahnya seperti wanita murahan yang terus dimaki dan dipanggil dengan kata kasar. Pria yang telah menodainya tetap tidak memiliki perasaan bersalah sama sekali. Bukannya memperbaiki, tetapi justru menambah kesakitan itu.

“Aku tahu kamu sengaja menjebakku. Kamu pasti sengaja membuatku terangsang hingga akhirnya menidurimu!” desis Rex sambil matanya terus menatap lekat pada televisi.

Menggeleng, suara Lyra kian parau. “Aku tidak akan melakukan hal sebejat itu, Rex.”

“Heh! Siapa suruh memanggilku Rex? Kamu pikir kamu istriku sungguhan? Panggil aku Tuan! Sampai kapan pun aku akan jadi majikanmu! Dan kamu hanyalah pelayan bodoh!” bentak pemuda itu kini menatap Lyra dengan pandang memerah.

Terhentak, tenggorokan Lyra terasa kering luar biasa. Pundak sampai naik turun menahan gelontoran sakit yang menerjang bak air bah. “T-tapi … kita sudah menikah ….”

Rex melompat dari ranjang dan dia langsung menempeleng kepala Lyra. “Tolol! Barusan aku bilang apa kamu pikir kamu sungguh-sungguh menjadi istriku!” teriak pemuda itu kesetanan.

Kedua telapak tangan mencengkeram pundak ringkih, lalu mengguncang dengan sangat kencang hingga menimbulkan rasa nyeri.

“Rex! Sakit, sakit!” jerit Lyra merasa kuku suaminya menancap di kulit seolah menembus pakaiannya.

“Tuan Rex! Panggil aku Tuan Rex!”

Plak!

Satu tamparan kencang mendarat di pipi putih mulus Lyra hingga meninggalkan warna merah. Masih belum puas, ia dorong lebih kasar lagi hingga istrinya terjatuh ke atas lantai.

Terjerembab sampai lengannya menghantam kaki kursi, Lyra terengah sambil menunduk. Ia meremat pakaiannya sendiri di bagian dekat pundak dan lengan yang sakit. Saking syok-nya sampai tidak bisa berkata apa-apa.

Jangankan berkata sesuatu, menatap Rex saja dia tidak berani. Telapak tangan gemetar hebat karena syok serta ketakutan. Menelan saliva sendiri saja tidak bisa.

“Tidur saja di lantai! Jangan mimpi bisa naik ke ranjangku, Lacur!” desis Rex menendang tumit Lyra cukup kencang dan wanita itu lagi-lagi spontan menjerit sakit.

Menatap lantai berlapis karpet di bawahnya, jangan ditanya bagaimana perasaan wanita muda itu saat ini. Tidak hanya batin yang luluh lantak hingga terasa perih bak disilet tipis, tetapi juga raganya yang menerima berbagai pukulan serta hinaan.

Merayap perlahan ke dinding yang tertutupi tirai panjang, Lyra bergerak dengan menahan gemetar ketakutan. Lemas lunglai tubuh, padahal tidak baru saja berlari sekian kilometer.

Punggung disenderkan dan lutut ditekuk ke atas, lalu kedua tangan memeluk kaki lemas tersebut. Ia tundukkan kepala di antara lutut dan dada. ‘Ya, Tuhan … tolong kuatkan aku,’ pintanya bermunajat dengan mata memanas, mulai berkaca-kaca.

Suara ponsel berbunyi nyaring terdengar dari atas ranjang. Rex menerima panggilan tersebut, “Halo, Marina Sayang!”

Deg!

Kian terengah dada Lyra. Suaminya memanggil sayang kepada orang lain sementara ia dikasari seperti ini? Mimpi buruk yang sepertinya tidak akan segera usai dalam waktu dekat....

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status